Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Perusahaan raksasa dunia ramai-ramai serbu Indonesia

Perusahaan raksasa dunia ramai-ramai serbu Indonesia google indonesia. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Meskipun iklim investasi, bisnis dan usaha di Indonesia masih menjadi catatan beberapa investor dunia, nyatanya Indonesia masih menjadi tempat yang dilirik oleh para pemilik modal. Walaupun peringkat kemudahan berbisnis di Indonesia, dari laporan Doing Business 2011 yang dikeluarkan IFC, melorot dari 126 ke 123, investor masih menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara untuk mengembangkan bisnisnya. 

Hal yang wajar jika melihat besarnya jumlah penduduk Indonesia, besarnya pasar dalam negeri, dan tingginya tingkat konsumsi masyarakat di Indonesia. Dari catatan-catatan tersebut, perusahaan-perusahaan raksasa dunia ramai-ramai mulai menyerbu Indonesia.

Sebut saja Google yang akhirnya resmi membuka kantor di Indonesia pada akhir Maret lalu. Perusahaan mesin pencari ini memilih Indonesia dengan pertimbangan bahwa google banyak di akses oleh masyarakat Indonesia. Terlebih, pengguna internet di Indonesia terus tumbuh dan berpotensi semakin besar.

Orang lain juga bertanya?

Sebelum Google, sudah ada Yahoo yang membuka kantor di Jakarta sejak 2010 lalu. Selain itu, ada pula Multiply yang membuka kantor di Indonesia mulai tahun ini. Bahkan, Multiply tak hanya membuka cabang, tapi kantor pusatnya dipindah dari AS ke Jakarta. Microsoft pun resmi berkantor di Indonesia. Tampaknya pertumbuhan user Indonesia memiliki arti penting bagi bisnis dunia maya.

Sejumlah perusahaan multinasional yang sudah menanamkan investasinya di Indonesia juga telah berkomitmen untuk menambah investasinya di dalam negeri. Semisal Coca Cola yang menyatakan akan menambah investasi sebesar USD 500 juta, perusahaan komputer NEC berencana menambah modalnya sebesar USD 5,2 miliar dan Nestle yang akan menambah investasi sebesar USD 400 juta.

Selain itu, masih ada deretan perusahaan raksasa dunia lain yang berencana menambah investasi di Indonesia. Sebut saja Caterpillar, Pohang Iron and Steel Company (Posco), Lotte, dan Hancook.

Perusahaan-perusahaan multinasional tersebut memandang Indonesia sebagai negara dengan iklim investasi yang mulai membaik seiring akselerasi perekonomian Indonesia yang terbukti kuat dihantam krisis keuangan dunia.

Produsen alat berat asal Amerika Serikat (AS) Caterpillar berencana menambah investasi sebesar USD 200 juta di Indonesia. Investasi sebesar itu rencananya akan digunakan untuk menambah kapasitas pabrik eskavator di Cileungsi, Jawa Barat dan membangun pabrik bodi truk pertambangan di Batam, Kepulauan Riau.

Sementara itu, Posco dan Krakatau Steel (KS) sudah menekan kesepakatan untuk pembangunan industri baja. Total investasinya diperkirakan mencapai USD 60 triliun dan akan direalisasikan dalam tiga tahun ke depan.

Perusahaan asal Korea Selatan, Lotte juga akan menambah investasi di Indonesia. PT Lotte Shopping Plaza Indonesia akan mengembangkan Lotte Department Store di Jakarta. Lotte menyiapkan USD 27 juta untuk tahap awal kerja sama dengan PT Ciputra Property Tbk.

Ada pula Honam Petrochemical Corporation, anak usaha Lotte Group asal Korea Selatan yang akan melakukan ekspansi dengan nilai investasi USD 2-3 miliar. Angin segar lain datang dari Metro Group, raksasa ritel dunia yang berbasis di Jerman, yang berencana memulai bisnis swalayan grosir METRO Cash & Carry di Indonesia pada tahun ini.

Yang tidak kalah mengejutkan adalah langkah Amerika Serikat menguasai Indonesia dengan aliran dana investasi. Saat berkunjung ke Indonesia, Presiden AS Barack Obama membawa serta 14 bos perusahaan besar di AS untuk bertemu langsung dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pimpinan perusahaan raksasa AS yang hadir tersebut berkomitmen akan berinvestasi di Indonesia dalam jumlah besar. Investor tersebut hadir sebagai  delegasi US-ASEAN Bussiness Council. Mereka menjanjikan investasi besar-besaran di Indonesia.

Menyusul perusahaan-perusahaan raksasa di atas, perusahaan Apple.Inc dikabarkan juga melirik untuk menanamkan  investasi di Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan. Namun,  Gita masih belum dapat menyebutkan nilai investasi yang akan ditanamkan. 

Meskipun belum memastikan akan berinvestasi di Indonesia, perwakilan perusahaan yang didirikan Steve Jobs tersebut, sudah beberapa kali menggelar pertemuan dengan pemerintah.

Perusahaan asal negeri Paman Sam tersebut sudah mengajukan sejumlah syarat kepada pemerintah. "Ada beberapa syarat yang harus kita penuhi. Antara lain lahan, listrik, pasokan gas, karyawan yang harus punya pendidikan sesuai dengan kepentingan mereka," ujar Gita. Sejauh ini, pihak Apple masih mempelajari potensi dan prospek investasinya di Indonesia. 

  Perusahaan apa lagi yang akan menyusul?     (mdk/oer)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jadi Daya Tarik Investor Asing, Jari Emak-Emak Indonesia Lebih Lentik untuk Jahit Pakaian Dalam Premium
Jadi Daya Tarik Investor Asing, Jari Emak-Emak Indonesia Lebih Lentik untuk Jahit Pakaian Dalam Premium

Investasi dari negara seperti China, Korea, dan Taiwan menunjukkan ketertarikan tinggi terhadap industri tekstil di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Tepis Tudingan Investor Enggan Masuk Proyek IKN, Menteri Suharso: Wong Sudah Banyak Groundbreaking
Tepis Tudingan Investor Enggan Masuk Proyek IKN, Menteri Suharso: Wong Sudah Banyak Groundbreaking

Sebelum menarik investor luar negeri, banyak pengusaha dalam negeri yang tertarik untuk bergabung masuk dalam pembangunan proyek IKN.

Baca Selengkapnya
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali
Indonesia Perlu Waspada Saat Ekonomi Negara Maju Bangkit Kembali

Arsjad mengatakan, Indonesia saat ini masih dalam konteks terjebak di perangkat negara berpendapatan menengah (middle income trap).

Baca Selengkapnya
Menteri Teten Masduki Ungkap 3 Tantangan Besar Dihadapi Start-Up di Indonesia
Menteri Teten Masduki Ungkap 3 Tantangan Besar Dihadapi Start-Up di Indonesia

Indonesia berada di peringkat keenam global dengan sekitar 2.600 start-up yang tersebar di berbagai sektor, termasuk teknologi, kesehatan, dan pendidikan.

Baca Selengkapnya
Pemenang Pilpres jadi Penentu Banjirnya Investasi Asing Masuk ke Indonesia
Pemenang Pilpres jadi Penentu Banjirnya Investasi Asing Masuk ke Indonesia

Harus diakui, kinerja investasi selama tahun politik akan sangat berpengaruh.

Baca Selengkapnya
Investasi Asing Masuk IKN Usai 17 Agustus 2024, Ada Uni Emirat Arab Hingga Korea
Investasi Asing Masuk IKN Usai 17 Agustus 2024, Ada Uni Emirat Arab Hingga Korea

Pemerintah membantah bahwa investor asing enggan untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya
Kemenko Perekonomian: Pengusaha Tahan Investasi Sampai Ada Presiden Terpilih
Kemenko Perekonomian: Pengusaha Tahan Investasi Sampai Ada Presiden Terpilih

Memasuki tahun politik 2024, banyak investor yang mempertanyakan peluang berinvestasi di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Meski Harga Terus Merosot, Investasi Hilirisasi Nikel Tetap Diincar Bank Dalam Negeri
Meski Harga Terus Merosot, Investasi Hilirisasi Nikel Tetap Diincar Bank Dalam Negeri

Pelemahan harga nikel di pasaran global justru jadi peluang untuk pemasukan investasi lebih kuat bagi Indonesia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Sentil Investor Lokal Dulu Tolak IKN Kini Rebutan Ingin Cuan
VIDEO: Jokowi Sentil Investor Lokal Dulu Tolak IKN Kini Rebutan Ingin Cuan

Presiden Jokowi memberi sambutan saat groundbreaking Hotel Nusantara, Penajam Paser Utara, Kamis (21/9)

Baca Selengkapnya
Bahlil Akui Belum Ada Investasi Asing Masuk ke IKN
Bahlil Akui Belum Ada Investasi Asing Masuk ke IKN

Sebelumnya, Presiden Jokowi juga secara terang-terangan mengaku belum ada investor asing masuk ke IKN.

Baca Selengkapnya
Kinerja Perekonomian Indonesia 2023 Solid, OJK: Dipicu Belanja untuk Pembangunan IKN
Kinerja Perekonomian Indonesia 2023 Solid, OJK: Dipicu Belanja untuk Pembangunan IKN

Salah satu faktor kinerja positif perekonomian nasional yaitu belanja untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Baca Selengkapnya
Misbakhun: Indonesia Punya Modal Kuat Hadapi Dampak Konflik Timur Tengah
Misbakhun: Indonesia Punya Modal Kuat Hadapi Dampak Konflik Timur Tengah

Apalagi, kata dia, kalau dilihat dari sisi relasi timbal balik di sektor perdagangan dan sektor keuangan maka secara relatif masih sangat aman bagi Indonesia

Baca Selengkapnya