Perusahaan Rusia niat bangun smelter di Indonesia
Merdeka.com - Uce RUSAL, perusahaan asal Rusia, akan berinvestasi di Indonesia dengan membangun smelter bahan tambang bauksit. Nilai investasi perusahaan asal Negeri Beruang Merah itu sebesar USD 6 miliar. Namun buat tahap awal akan dikucurkan USD 3 miliar.
"Dimulai dari USD3 miliar dulu untuk membangun smelter dari bauksit ke alumina lalu dari alumina ke aluminium," ujar Menteri Koordinator Perekonomian, Hatta Rajasa di Jakarta, Selasa (19/11).
Nantinya, pembangunan smelter tersebut berpotensi untuk industri hilir di Tanah Air. Hatta mencontohkan aluminium foil dan berbagai macam produk turunan dari aluminium.
-
Apa saja investasi yang ditawarkan Sulut ke investor Rusia? “Untuk itu kami menawarkan kesempatan kerjasama investasi di bidang infrastruktur dan kepariwisataan di Sulawesi Utara,“ tandasnya. Adapun beberapa proyek pembangunan infrastruktur dan kepariwisataan yang direncanakan antara lain Kawasan Ekonomi Khusus Bitung, Kawasan Ekonomi Khusus Pariwisata Likupang, Kawasan Industri Mongondow, Bitung International Hub Port, Jembatan Bitung-Lembeh, Jalan Tol Manado-Amurang, Jalur Kereta Api Manado-Bitung, Manado Outer Ringroad III, dan Pengolah Sampah menjadi Energi Listrik.
-
Apa yang ditemukan di pertambangan batu bara? Penambang menemukan kapal Romawi kuno di pertambangan batu bara terbuka yang luas di Kostolac, Serbia.
-
Apa yang dilakukan bule Rusia itu? Bule asal Rusia diamankan oleh Satpol PP Kota Denpasar, diduga depresi dan mengalami gangguan jiwa.
-
Apa aset yang disita dari tambang ilegal? Dalam perkara ini, penyidik menyita aset berharga milik tersangka senilai Rp13 miliar. Di antaranya tiga unit rumah di Muara Enim dan Palembang, lima unit mobil, dan sepeda motor.
-
Siapa yang membuat alat batu di Ukraina? Para peneliti berspekulasi, Homo erectus kemungkinan besar yang membuat peralatan batu tersebut.
-
Apa yang ditemukan di Ukraina? Dalam publikasi baru-baru ini yang diterbitkan oleh Neue Zürcher Zeitung (NZZ) dari Swiss, para peneliti menggambarkan reruntuhan menakjubkan dari apa yang mungkin merupakan 'kota terbesar di dunia', yang saat ini hanya dapat dilihat melalui bayangan udara dan pecahan tembikar yang berserakan.
"Dengan adanya investasi ini kita harapkan Indonesia berpotensi untuk menjadi basis industri aluminium di mana kita juga akan memiliki Inalum yang selama ini mengambil alumina dari luar negeri, padahal kita punya bauksit," jelasnya.
Menurutnya, industri smelter yang memproduksi alumina dapat juga mendukung PT Inalum untuk menghasilkan aluminium. Sehingga, dapat mengembangkan industri yang terintegrasi di Indonesia.
"Dan berpotensi menjadi industri aluminium terbesar di dunia dengan potensi yang kita miliki," katanya.
Uce Rusal menginginkan segera membangun smelter di Indonesia setelah mendapatkan kepastian dari pemerintah. Tetapi, pemerintah melalui ESDM masih akan membahas dengan DPR tentang hal ini agar tidak melanggar UU Minerba Nomor 4 Tahun 2009 menyebutkan tidak diperbolehkan lagi mengekspor bahan mentah
"Mereka segera, begitu memang ada kepastian. Yang mereka khawatirkan adalah nanti begitu investasi kita flip flop. Jadi diizinkan lagi ekspor mentah, itu membuat mereka terpukul, apalagi investasinya sangat besar," ungkapnya.
Hatta mengungkapkan perusahaan tambang asal Rusia tersebut tertarik membangun pabrik pengolahan pemurnian bauksit di Kalimantan. Keinginan perusahaan tersebut serius, karena sudah tiga kali membahas sebentar dengan dirinya.
"Sangat serius, sudah 3 kali di sini, baru ketemu saya sekarang di sini, karena waktu di APEC mereka datang ketemu sebentar dengan saya tapi nggak sempat melakukan pembahasan," terangnya.
Namun, pihak Rusia ingin kepastian tentang UU Minerba pada tahun 2014 yang tidak memperbolehkan ekspor bauksit. Sebab, dalam peraturan tersebut, Indonesia menginginkan ekspor produksi yang sudah jadi atau dalam proses mengembangkan 100 persen ini.
"Nah inilah yg harus didiskusikan oleh menteri ESDM dengan DPR," katanya.
Adapun, mitra lokal yang ingin diajak kerjasama dengan perusahaan tambang swasta asal Rusia adalah PT. Antam. Untuk itu, Hatta menyetujuinya, karena menganggap perusahaan pelat merah itu sudah terpercaya.
"Mereka menginginkan sama Antam, saya setuju kalau Antam BUMN kita, bagus ya," tegasnya.
Uce RUSAL menurut Hatta adalah salah satu perusahaan bauksit terbesar di dunia dan di Rusia. Untuk itu dalam pertemuan tersebut ia menegaskan bahwa sesuai dengan Undang-Undang, maka sejak Januari 2014 tidak lagi memberlakukan ekspor bahan mentah bauksit.
"Terutama karena selama ini lebih dari 40 juta ton per tahun bauksit mentah kita diekspor ke cina, dan ini tidak memberikan manfaat yang besar bagi kita di dalam meningkatkan value added," jelasnya. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Setelah melarang ekspor nikel, pemerintah telah melarang ekspor bauksit mentah ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana mengurangi konsumsi batubara secara bertahap dan mengalihkan penggunaan batubara menjadi produk dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaKebijakan hilirisasi di Indonesia tetap menarik bagi investor asing.
Baca SelengkapnyaProgram hilirisasi ini merupakan kebijakan strategis jangka panjang yang pemerintah Indonesia telah lakukan.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini mengutip temuan dari hasil studi Atlantic Council.
Baca SelengkapnyaPengembangan energi nuklir untuk ketenagalistrikan terbatas pada keperluan non-energi seperti kesehatan dan pertanian.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus mendorong hilirisasi komoditas SDA untuk meningkatkan nilai tambah.
Baca SelengkapnyaSumber energi terbarukan di Indonesia yang potensi ketersediaannya mencukupi dan melimpah untuk dijadikan sumber listrik .
Baca SelengkapnyaIni menandakan berakhirnya ketergantungan Indonesia pada ekspor konsentrat yang selama ini belum bisa memanen mineral secara maksimal.
Baca SelengkapnyaPeningkatan produksi minyak dan gas tidak terlepas dari penambahan produksi minyak minyak pertama dari Proyek Banyu Urip Infill Clastic
Baca SelengkapnyaPembangunan smelter ini merupakan usaha pemerintah untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara industri.
Baca SelengkapnyaAdapun sepanjang Januari - Desember 2023, realisasi investasi telah mencapai Rp1.418,9 triliun atau melebihi target 101,3 persen dari target.
Baca Selengkapnya