Perusahaan terancam pailit, 2.500 pekerja was-was kehilangan kerja
Merdeka.com - Sekretaris Serikat Pekerja Sujaya Group, Bambang Muyantono angkat bicara terkait permasalahan yang dihadapi perusahaan. Dia berharap, usulan Penyelesaian Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) Sujaya Group dapat diterima seluruh kreditur dan disahkan hakim Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Menurutnya, kehadiran perusahaan memiliki multiplier effect yang sangat luas di bidang ekonomi.
"Tidak hanya karyawan yang jumlahnya sekitar 2.500 orang, tetapi juga terdapat 3.000 mitra kerja yang berasal dari peternak ayam dan petani jagung yang selama ini memasok kebutuhan bahan baku industri pakan ayam yang bergantung kepada perusahaan ini di Kalimantan Barat," kata Bambang di Jakarta, Kamis (6/7).
Menurut dia, putusan pailit terhadap perusahaan akan menjadi petaka. Di samping ribuan pekerja kehilangan mata pencaharian yang tentunya akan mengimbas kepada keluarganya, juga berpotensi menghancurkan kehidupan peternak serta petani di Kalimantan Barat. "Sejauh ini kami satu-satunya perusahaan peternakan ayam terintegrasi serta terlengkap," katanya seperti ditulis Antara.
-
Mengapa petani di Banyumas terancam gagal panen? BMKG memprediksi musim kemarau 2023 akan lebih kering dari tahun-tahun sebelumnya atau biasa disebut dengan fenomena El Nino. Adanya El Nino membuat para petani terancam gagal panen.
-
Siapa yang terancam PHK di PT Hung-A Indonesia? Sekitar 1.200 karyawan di perusahaan itu terancam pemutus hubungan kerja (PHK) massal.
-
Siapa yang terkena dampak dari tindakan karyawan magang tersebut? Perusahaan menegaskan bahwa operasi komersial daring mereka, termasuk model AI bahasa besar, tidak terpengaruh oleh tindakan karyawan magang tersebut.
-
Apa yang terjadi pada karyawan yang di PHK? Berdasarkan data dari pelacak independen Layoffs.fyi, hingga 30 Agustus 2024, sebanyak 422 perusahaan teknologi telah memberhentikan 136.782 karyawan.
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
-
Mengapa banyak perusahaan global terancam bangkrut? Banyak tanda menunjukkan ancaman kebangkrutan bagi perusahaan-perusahaan global, terutama karena krisis utang dan kenaikan biaya pinjaman yang menjadi isyarat 'kiamat' baru bagi korporasi di seluruh dunia.
Bambang mengatakan, perusahaan selama ini mayoritas merekrut tenaga lokal yang banyak berkerja di peternakan baik sebagai pengelola kandang maupun pengumpul telur, bahkan banyak wanita setempat yang bekerja di tempat pemotongan ayam, serta sebagian besar merupakan lulusan SLTA/ SMK.
Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan sebagian besar petani jagung di Bengkayang, Kalimantan Barat. Petani jagung di kawasan tersebut selama ini menjadi pemasok tetap perusahaan bagi kebutuhan pakan ternak.
"Kapasitas produksi kami untuk pakan ternak 20.000 ton per bulan, sebanyak 10.000 ton (separohnya) berasal dari jagung yang diambil dari petani jagung di Bengkayang," kata Bambang.
Dalam pandangan Bambang, perusahaan selama ini telah berhasil menggandeng masyarakat dayak untuk menjadi mitra kerja sebagai pemasok kebutuhan benih jagung. Kalau selama ini mereka merupakan peladang yang suka berpindah-pindah kini sudah banyak yang menetap menjadi petani jagung untuk dipasok ke perusahaan.
"Saya khawatir kalau perusahaan ini sampai dipailitkan maka dampaknya akan dirasakan pada ekonomi Kalimantan Barat angka pengangguran pastinya akan membengkak serta petani jagung akan kesulitan untuk memasarkan panennya," kata Bambang.
Informasi saja, Sujaya Group awalnya bergerak dalam bisnis budi daya ayam petelur dari awalnya 5.000 ekor ayam, menjadi 1.500.000 ekor ayam dengan produksi telur mencapai 45 ton per hari. Untuk wilayah Kalbar sendiri Sujaya Group memasok 40 persen kebutuhan telur, serta 25 persen bibit ayam pedaging dan 92 persen bibit ayam petelur.
Sujaya Group memiliki pabrik di atas lahan 11 hektar menggunakan teknologi modern mampu menghasilkan pakan mencapai 25.000 ton per bulan untuk memenuhi kebutuhan pakan unggas, ikan, dan lain sebagainya.
Sujaya Group juga memiliki pabrik pengolahan kotoran hewan untuk dijadikan pupuk organik berskala besar, bahan bakunya juga diambil dari peternak lokal di Kalimantan Barat.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bayang-bayang pemutusan hubungan kerja (PHK) atau dirumahkan kini menghantui puluhan ribu pekerja pabrik tekstil terbesar tanah air.
Baca SelengkapnyaIni juga dinilai akan berdampak negatif terhadap para pekerja lintas sektor dan industri, termasuk industri periklanan.
Baca SelengkapnyaPeraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 8 Tahun 2024 memicu komoditas tekstil impor secara lebih bebas ke Indonesia.
Baca SelengkapnyaSerikat buruh tengah mendata buruh yang terdampak PHK PT Sritex.
Baca SelengkapnyaSedikitnya 10 pabrik tekstil berskala besar di Jawa Tengah bangkrut sehingga sekitar 10 ribu karyawan mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Baca SelengkapnyaPHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.
Baca SelengkapnyaSritex memastikan hak-hak karyawan seperti gaji, terpenuhi.
Baca SelengkapnyaPerusahaan mengambil langkah untuk merumahkan buruh karena kekurangan bahan baku dan berdampak terhadap produksi.
Baca SelengkapnyaJokowi juga menduga pabrik sepatu bata tutup karena kurang efisiensi.
Baca SelengkapnyaAirlangga menegaskan, saat ini pemerintah sedang mempersiapkan upaya untuk mengurus permasalahan di industri padat karya, termasuk Sritex.
Baca SelengkapnyaOmbudsman berharap pemerintah melindungi tenaga kerja serta industri nasional.
Baca SelengkapnyaPemerintah diingatkan untuk tidak mengesahkan Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) Kesehatan apabila masih terdapat pasal-pasal yang merugikan para pedagang.
Baca Selengkapnya