Pesan Anggota DPR ke Mendag: Waspada Penurunan Ekspor dari Pasar Tradisional

Merdeka.com - Anggota Komisi VI DPR RI Harris Turino mengingatkan Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan untuk mewaspadai penurunan kinerja ekspor dari pasar-pasar tradisional, seperti di Amerika Serikat, Eropa, Jepang, dan Tiongkok, sebagaimana diprediksi banyak pihak.

"Maka, Pemerintah harus mulai mempersiapkan diri dengan membuka pasar-pasar non-tradisional, seperti pasar di Afrika Barat, Afrika Utara, dan Timur Tengah, Amerika Latin, serta Meksiko. Di pasar non-tradisional ini, peranan Pemerintah akan lebih dominan," ujar dia dikutip dari Antara, Kamis (16/3).

Meski demikian, dia mengapresiasi kinerja Mendag Zulkifli Hasan yang berhasil membawa surplus perdagangan RI pada tahun 2022 mencapai USD 54,46 miliar.

"Apresiasi atas kinerja Menteri Perdagangan bahwa surplus perdagangan tahun 2022 mencapai USD 54,46 miliar dan ini terbesar sepanjang sejarah perjalanan Republik Indonesia,” kata Harris.

Di samping itu, Harris juga mengapresiasi keberhasilan Zulhas yang membuat total ekspor RI pada tahun 2022 mencapai USD 291,98 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 26,07 persen dibandingkan tahun 2021. Berikutnya, tambah dia, sejauh ini di tahun 2023, kinerja perdagangan luar negeri pun mengalami surplus sebesar USD 9,36 miliar.

“Kinerja perdagangan luar negeri di tahun 2023 juga mengalami surplus sebesar total USD 9,36 miliar di mana Januari 2023 surplus USD 3,88 miliar dan Februari 2023 surplus sebesar USD 5,48 miliar,” ungkap dia.

Harris lalu menyambut baik pula langkah Zulhas mencabut larangan bagi Bulog untuk membeli gabah dari petani di harga patokan yang ditentukan. Menurut dia, melalui pencabutan larangan tersebut, Bulog diperbolehkan membeli gabah petani pada harga yang lebih tinggi.

"Di satu sisi, ini akan meningkatkan kesejahteraan petani padi dan di sisi yang lain bisa mengurangi impor beras. Kesejahteraan petani diharapkan meningkat dan pemerintah tetap bisa mengendalikan inflasi beras dengan Bulog menjual berasnya pada harga subsidi," ujar dia.