Petani di Indonesia kebanyakan berusia tua
Merdeka.com - Sebagai negara agraris, jumlah petani di Indonesia makin lama makin berkurang. Banyak petani yang akhirnya beralih profesi ke sektor lain. Kalaupun masih ada, petani di Indonesia rata-rata sudah berusia uzur atau didominasi usia tua.
Dari data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah petani tanaman pangan di Indonesia mencapai 26,40 juta jiwa. Dari jumlah tersebut, yang berusia di atas 54 tahun mencapai 8,26 juta. Untuk petani usia 45-54 tahun sebanyak 6,5 juta.
"Jumlah petani utama dengan usia di atas 54 tahun masih relatif besar," ujar Kepala BPS Suryamin di Kantor BPS, Jakarta, Senin (2/12).
-
Siapa saja petani muda yang terlibat? Dua petani muda tersebut, Arvin Wijaya dan Steven, menjadi sosok di balik budidaya melon dengan buahnya yang terasa manis dan segar.
-
Apa hasil panen petani milenial ini? Dari lahan tani seluas 8 hektare, dalam sekali panen ia bisa memproduksi 3 ton pepaya.
-
Dimana petani milenial ini bercocok tanam? Aksin saat ini bertani Pepaya California dengan masa tanam hingga panen selama tujuh bulan.
-
Siapa yang membantu petani milenial ini? Tak hanya lahan sendiri, Aksin juga memiliki petani yang bermitra dengannya. Bila ditotal, luas lahan dari petani mitra itu mencapai lebih dari 50 hektare.
-
Kenapa petani milenial ini memilih bertani pepaya? 'Ternyata di pepaya itu lebih menjanjikan dibandingkan dulu waktu masih di peternakan,' ungkap Aksin.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
Jumlah petani terbanyak berada di sektor pertanian, mencapai 31,7 juta. Petani sektor peternakan 14,1 juta dan sektor perkebunan 14,7 juta. Sedangkan, jumlah petani sektor penangkapan ikan hanya 927.250 petani.
Sebelumnya, BPS melansir jumlah petani gurem atau petani yang mengolah lahan kurang dari setengah hektar mengalami penurunan 4,77 juta atau 25,07 persen. Pada 2003, jumlah rumah tangga petani gurem mencapai 19,02 juta. Seiring perjalanan waktu, saat ini jumlah rumah tangga petani gurem hanya 14,25 juta.
Penurunan terbesar terjadi di provinsi Jawa Tengah. Jumlah rumah tangga petani gurem turun 1,32 juta atau 28,46 persen. Penurunan ini disebabkan luas lahan yang terlalu kecil, sehingga terpaksa dijual atau disewakan ke orang lain, kemudian mereka beralih profesi ke sektor lainnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi ini menjadi salah satu faktor rendahnya produktivitas pertanian di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaJumlah petani di Indonesia juga terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada Agustus 2023, ada 82,67 juta orang yang bekerja di sektor informal.
Baca SelengkapnyaKemenkes menyatakan Indonesia mulai memasuki era penuaan penduduk atau aging population
Baca SelengkapnyaDalam data BPS tercatat jumlah unit usaha pertanian di Indonesia sebanyak 29.360.833 unit.
Baca SelengkapnyaAmalia menjelaskan per Agustus 2024, terdapat sebanyak 215,37 juta penduduk usia kerja.
Baca SelengkapnyaMereka berangkat dari Indonesia menuju Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah pada 12-24 Mei 2024.
Baca SelengkapnyaPadahal, generasi milenial memiliki potensi besar dalam mewujudkan program ketahanan pangan melalui pemanfaatan teknologi digital.
Baca SelengkapnyaErosi daya beli masyarakat kelas menengah ini tercermin dari peningkatan porsi pengeluaran untuk makanan.
Baca SelengkapnyaDalam catatan BPS, jumlah kelas menengah terbukti terus mengalami penurunan dalam 5 tahun terakhir.
Baca Selengkapnya