Petani Indonesia dinilai mirip Amerika Serikat
Merdeka.com - Tata niaga pertanian Indonesia dinilai memiliki kesamaan dengan Amerika Serikat. Namun, Amerika Serikat dinilai lebih unggul dalam mengawasi industri agrobisnis.
"Kalau di Amerika pengawasan lebih ketat sehingga perusahaan-perusahaan besar tidak banyak yang menekan petani," kata Ketua Public Opinion and Policy Research (Populi) Centre Nico Harjanto saat diskusi bertajuk "Mengapa Daging Sapi dan Ayam Seperti Terbenam?" di Jakarta, Sabtu (22/8).
Menurut Nico, Indonesia dan Amerika Serikat sama-sama memiliki jumlah petani yang besar. Kebanyakan petani masih mengandalkan bantuan perusahaan besar.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Apa yang terjadi pada para petani? Mereka masih selamat meski mengalami luka bakar.
-
Dimana petani milenial ini bercocok tanam? Aksin saat ini bertani Pepaya California dengan masa tanam hingga panen selama tujuh bulan.
-
Kenapa petani di DIY miskin? Salah satu golongan masyarakat yang terdampak itu adalah para buruh tani. Mereka menjadi penyumbang angka penduduk miskin di DIY dengan angka pendapatan berkisar Rp600 ribu setiap bulannya.
-
Apa yang ditemukan petani di ladang? Seorang petani secara tidak sengaja menemukan gelang kuno langka berusia 3.300 tahun di ladangnya di desa Çitli, distrik Mecitözü, Çorum, Turki.
-
Apa yang ditemukan petani di kebun? Seorang petani dan putranya menemukan pedang Viking yang langka di lahan pertanian keluarganya di Suldal, Norwegia.
"Sama dengan di Indonesia, banyak petani di Amerika yang mempunyai lahan tapi mereka tidak punya bibit serta alat-alat pertanian yang memadai. Akhirnya, bibit mereka dapatkan dari perusahaan atau bahkan penguasa."
Ketika panen, lanjut Nico, petani menyetorkan hasilnya pada pihak yang membantu.
"Ketika panen mereka menyetorkan kepada perusahaan-perusahan itu. Dalam hal itu Indonesia selevel dengan Amerika." (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Situasi ini sudah berlangsung lama, terutama sejak kebijakan pemerintah yang tidak lagi mendukung sektor pertanian pascareformasi.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Megawati ketika pidato dalam penutupan Rakernas V PDIP, di Ancol, Jakarta Utara
Baca SelengkapnyaPermasalahan lainnya, petani di Indonesia masih sulit untuk memperoleh fasilitas kredit oleh lembaga perbankan.
Baca SelengkapnyaJumlah petani di Indonesia juga terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaTerutama bagi petani yang menggarap lahan kecil. Mereka masih menghadapi tantangan besar dalam memenuhi kebutuhan hidup.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaMentan mengajak para petani untuk merevolusi sektor pertanian Indonesia menuju pertanian modern.
Baca SelengkapnyaWalaupun warga asli Sukomakmur, namun Lihun merasakan betul bagaimana sulitnya merintis pekerjaan sebagai petani.
Baca SelengkapnyaPadahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Baca SelengkapnyaSehari-hari, mereka bekerja sebagai buruh tani. Penghasilan harian kecil kadang tak dapat sama sekali
Baca SelengkapnyaPrabowo ingin petani Indonesia pergi ke sawah dengan menggunakan mobil, seperti negara-negara lain.
Baca Selengkapnya