Petani keluhkan masalah kepemilikan lahan dalam kawasan hutan

Merdeka.com - Permasalahan krusial dalam sektor perkebunan masih berkutat soal lahan. Kebanyakan masalah lahan garapan kebun kelapa sawit masih bersinggungan dengan batas hutan.

Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan Nasional (KTNA) Winarno Tohir mengatakan industri kelapa sawit Indonesia saat ini menyumbangkan devisa sekitar USD 20 miliar per tahunnya. Selain itu, penyerapan tenaga kerja sekitar empat juta keluarga atau sekitar 16 juta orang yang dilibatkan dalam industri ini.

"Ini yang belum berjalan lancar. Pembenahan kepemilikan tanah petani swadaya, Pemerintah harusnya segera melakukan inventarisasi Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan (IP4) dalam kawasan hutan," ujar Winarno dalam diskusi di Jakarta, Rabu (2/12).

Dia menjelaskan selama ini, peraturan yang dibuat bersama empat Menteri yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehutanan, Menteri Pekerjaan Umum,dan Menteri Badan Pertanahan Nasional ini bisa berpengaruh pada pembiayaan penanaman kembali pohon sawit.

"Masih banyak petani swadaya yang berada dalam kawasan hutan akibat RTRW yang belum selesai. Akhirnya sertifikat tanah belum punya, otomatis bank belum bisa kasih pinjaman," kata dia.

Dari catatannya, luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia sampai saat ini mencapai 10,9 juta hektare dengan komposisi 42 persen atau 4,5 juta hektare adalah milik petani. Sisanya 6,4 juta hektare atau 5,8 persen milik perusahaan perkebunan baik swasta nasional, swasta asing dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Kalau negara tetangga sebelah (Malaysia) punya Menteri Perkebunan, jadi fokus pemerintah menggenjot produksi perkebunan," pungkas dia.