Petani makin tua hingga alih fungsi lahan ancam cita-cita swasembada Indonesia
Merdeka.com - Pemerintah disebut perlu lebih bersikap proaktif dalam mengantisipasi beragam tantangan yang dinilai bisa menghambat cita-cita bangsa yang ingin mewujudkan swasembada pangan.
Menurut peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Hizkia Respatiadi, beberapa tantangan yang dihadapi antara lain adalah bertambahnya jumlah penduduk, berkurangnya lahan pertanian, dan semakin menuanya usia para warga yang memilih mata pencaharian sebagai pekerja di sektor pertanian.
"Meski pernah sukses dengan swasembada pangan pada beberapa dekade lalu, Indonesia kini dihadapkan pada banyak tantangan kalau ingin kembali meraih swasembada pangan," katanya seperti dikutip dari Antara, Senin (16/10).
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
-
Apa tantangan terberat yang dihadapi petani di Sukomakmur? Salah satu tantangan terberat dalam bertani adalah, mereka menyediakan modal yang tinggi untuk masa tanam, namun saat panen, mereka mendapat hasil yang rendah.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Mengapa perubahan iklim berdampak pada produktivitas pertanian? Perubahan iklim mengakibatkan pemanasan suhu bumi, kenaikan batasan air laut, dan terjadinya banjir.
-
Di mana perubahan iklim mempengaruhi produksi pangan? Perubahan iklim dapat mengganggu produksi pangan, baik secara langsung melalui efek pada pertanian dan perikanan, maupun secara tidak langsung melalui dampak pada ekosistem dan sumber daya air.
-
Kenapa swasembada pangan penting bagi Indonesia? 'Kita harus jamin kemampuan kita memberi makan rakyat kita sendiri,' ucap Prabowo kepada para pembantunya itu.
Sebelumnya, Anggota Komisi VI DPR Bambang Haryo Soekartono menginginkan pemerintah dapat benar-benar mencegah lahan produktif yang dialihfungsikan seperti untuk membangun properti. "Banyak lahan produktif yang dialihfungsikan menjadi lahan permukiman dan industri," kata Bambang Haryo.
Politisi Partai Gerindra itu mengingatkan bahwa saat ini ada satu pengembang di kawasan Jawa Barat yang sedang membangun di atas lahan pertanian yang produktif sehingga seharusnya penegakan hukum dilakukan sesuai regulasi tata ruang. Dia menginginkan pemerintah mencontoh Belanda yang memiliki lahan terbatas, tetapi mampu mencukupi kebutuhan pangan rakyatnya.
"Jadi, ini harus betul-betul dijalankan tata ruangnya. Tidak dilakukan perubahan-perubahan, seperti di Belanda, ada daerah yang hanya berjarak 15 km dari ibukota namun tetap dipertahankan untuk lahan pertanian dan peternakan demi kepentingan pangan," paparnya.
Bambang Haryo juga menyoroti masih adanya kebijakan impor yang dilakukan saat petani mau panen sehingga semakin membuat petani kehilangan semangat dalam mengusahakan produksi dari lahan yang digarapnya.
Anggota Komisi IV DPR RI Firman Subagyo dalam sejumlah kesempatan juga menyoroti permasalahan alih fungsi lahan pertanian padahal saat ini Indonesia masih memerlukan banyak sekali lahan untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Dia menyatakan keprihatinannya karena banyak lahan pertanian produktif, khususnya di pulau Jawa, yang ternyata saat ini telah dialihfungsikan.
Politisi Partai Golkar itu mengingatkan bahwa berdasarkan data PBB, pertumbuhan penduduk global pada 2050 mendatang diperkirakan dapat mencapai hingga sekitar 9,3 miliar orang. Maka dari itu, ujar dia, populasi yang membengkak tersebut tentu berpengaruh terhadap kebutuhan pangan dunia, termasuk Indonesia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah petani di Indonesia juga terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaKondisi ini menjadi salah satu faktor rendahnya produktivitas pertanian di Tanah Air.
Baca Selengkapnya"Kalau pada masa Orde Baru, 65 persen pekerja dari sektor pertanian. Sekarang 25 persen."
Baca SelengkapnyaBerbagai faktor memperburuk jumlah produksi beras Indonesia yang selalu turun.
Baca SelengkapnyaPadahal, generasi milenial memiliki potensi besar dalam mewujudkan program ketahanan pangan melalui pemanfaatan teknologi digital.
Baca SelengkapnyaMenjaga ketahanan pangan telah menjadi janji Presiden Prabowo Subianto di masa jabatannya.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.
Baca SelengkapnyaNegara perlu menerapkan law enforcement untuk menjamin hari tua bisa tersedia.
Baca SelengkapnyaPresiden Prabowo Subianto memanggil Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman dan Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono ke Istana Negara
Baca SelengkapnyaKemenkes menyatakan Indonesia mulai memasuki era penuaan penduduk atau aging population
Baca SelengkapnyaMemanfaatkan bonus demografi yang akan berlangsung hingga 2035 akan menjadi peluang RI keluar dari situasi ini.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi ditargetkan capai 6-7 persen di 2045.
Baca Selengkapnya