Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Petani minta pemerintah hapus program subsidi benih

Petani minta pemerintah hapus program subsidi benih panen padi. ©2012 Merdeka.com/imam buhori

Merdeka.com - Direktur Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Dodik Ridho Nurrochmat menuturkan, masalah pertama di dunia pertanian Indonesia adalah lahan produksi yang sempit dikarenakan lahan daratan di Indonesia lebih kecil dibanding lautan. Sehingga harus diupayakan pertanian yang modern (corporate farming) untuk menyiasati hal ini.

"Swasembada masih bisa dilaksanakan caranya salah satunya harus lebih mendorong petani untuk lebih maju. Kemudian terus berusaha meningkatkan nilai tambah produk-produk pertanian," katanya dalam acara puncak Rembuk Nasional 2017 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Senin (23/10).

Adapun, beberapa poin permasalahan yang diungkapkan petani yang hadir pada rembuk nasional ini adalah subsidi benih. Di mana, para petani meminta agar program ini dihapuskan. Sebab, benih yang diberikan oleh pemerintah varietasnya tidak sesuai, dan seringkali kurang cocok dengan daerah tanam sehingga produksi tidak seperti yang diharapkan petani.

Kedua, permasalahan penyuluhan pertanian yang selama ini tidak berjalan dengan baik. Ketiga, sudah menuanya peralatan di industri gula yang menyebabkan produk gula petani rendah. Keempat, mahalnya pakan untuk unggas dan sulitnya memperoleh breeding sapi yang baik.

Dari permasalahan benih, petani mengharapkan pemerintah bisa memfasilitasi petani agar bisa menghasilkan benih sendiri atau didorong terbentuknya kebun benih desa. Petani juga meminta penyuluhan dilaksanakan lebih kontinyu. Permasalahan sudah menuanya alat produksi di pabrik gula, petani meminta pengelolaan pabrik jika pemerintah sudah tidak mampu bisa diserahkan kepada swasta sehingga regenarasi alat bisa terlaksana.

Ketahanan dan kedaulatan pangan tidak lepas dari peran dan kiprah Bulog di dalamnya. Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Karyawan Gunarso mengungkapkan, cukup banyak keluhan petani sebagai ujung penggerak kedaulatan pangan yang disampaikan ke Bulog. Mulai dari mengenai impor daging, impor gula, pembelian gabah dan permasalahan lainnya.

Gunarso mengatakan, posisi Bulog adalah operator pelaksana dari kebijakan regulasi pemerintah. Namun regulasi tersebut seringkali tidak memihak pada Bulog. Untuk bisa menangani masalah seperti di atas yang datang ke Bulog, pihaknya memerlukan database yang baik agar Bulog mengetahui stok pangan yang ada di masyarakat, di pedagang dan di pihak-pihak lain.

Menurut Gunarso, ada tiga hal yang harus dilakukan pemerintah agar permasalahan di Bulog khususnya dan ketahanan pangan secara umum bisa tertangani dengan baik. Pertama, policy data based by science, dalam hal ini kebijakan yang keluar harus berdasar keilmuan sehingga akurat. Kedua, kebijakan harus terintegrasi hulu dan hilir, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah bisa menguntungkan Bulog, sebagai BUMN yang menghasilkan bagi pemerintah dan tentunya memberi manfaat yang besar bagi masyarakat.

Ketiga, perlu dibentuk adanya lembaga yang independen (lembaga pangan nasional) di bawah Presiden untuk menangani seluruh masalah pangan dan sifatnya tidak sektoral.

Menanggapi semua permasalahan tersebut, anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Benny Pasaribu mengatakan, Indonesia tidak mungkin berdaulat pangan jika petani tidak berdaulat.

"Biarkan petani berdaulat sehingga mampu dengan sendirinya menentukan benih, pupuk atau hal lain yang dipakai bertani. Itu yang akan membuat petani mampu meningkatkan hasil dari mereka," jelas Benny.

Agar terwujud keamanan pangan, selain menjadi petani yang berdaulat adalah hapus bantuan pemerintah baik berupa benih, pupuk atau alsitan. Sebab, menurutnya, hal-hal seperti ini yang seringkali membuat petani tidak bisa menentukan apa yang terbaik yang harus digunakannya.

Solusi dari penghapusan bantuan ini adalah pemberian langsung (transfer langsung) kepada petani yang berhak atau subsidi bisa dialihkan ke pasca panen.

"Seringkali petani mampu memproduksi hasil pertanian dengan baik namun kemudian hasil tersebut tidak bisa diolah secara maksimal sehingga banyak hasil pertanian terbuang percuma," paparnya.

Dia menambahkan, solusi dari masalah pasca panen bisa berupa pembangunan storage atau industrialisasi hasil pertanian. Industrialisasi hasil pertanian dalam hal ini mengolah bahan pertanian tidak hanya sebatas menjadi bahan pangan, namun menjadi bahan-bahan yang bisa digunakan di industri lain yang jika dijual harganya cukup mahal.

Ini wajib dilakukan agar pertanian Indonesia maju dan membuat negara memperoleh pendapatan lebih banyak dari hasil pengolahan bahan pertanian.

Poin penting lain adalah kebijakan tata niaga dan harga. Benny mengatakan, penentuan HET (harga eceran tertinggi) tidak tepat. Sebaiknya, pemerintah memakai harga dasar yang diterima petani. Poin selanjutnya dibentuk koperasi untuk petani. Koperasi yang dibentuk harus dijadikan sebagai lembaga korporasi milik petani atau peternak.

Koperasi harus sebagai wadah kontrak bagi petani namun kegiatan dan keanggotaannya harus jelas. Dan poin yang terakhir adalah apapun yang diproduksi petani atau peternak harus bebas pajak karena beberapa hasil produksi pertanian terkena pajak dan itu seringkali memberatkan petani.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya

Peningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.

Baca Selengkapnya
Miris Pendapatan Petani di Indonesia Masih di Bawah UMP, Rata-Rata Rp1 Juta
Miris Pendapatan Petani di Indonesia Masih di Bawah UMP, Rata-Rata Rp1 Juta

Jumlah petani di Indonesia juga terus mengalami penurunan dalam 10 tahun terakhir.

Baca Selengkapnya
Miris! Gara-Gara Ini Pendapatan Petani di Indonesia Kurang dari Rp16.000 Sehari
Miris! Gara-Gara Ini Pendapatan Petani di Indonesia Kurang dari Rp16.000 Sehari

Situasi ini sudah berlangsung lama, terutama sejak kebijakan pemerintah yang tidak lagi mendukung sektor pertanian pascareformasi.

Baca Selengkapnya
Mentan Amran Ajak Petani Bone Revolusi Pertanian
Mentan Amran Ajak Petani Bone Revolusi Pertanian

Mentan mengajak para petani untuk merevolusi sektor pertanian Indonesia menuju pertanian modern.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Penyebab Sawah di Indonesia Hanya Bisa Satu Kali Tanam dalam Setahun
Ternyata, Ini Penyebab Sawah di Indonesia Hanya Bisa Satu Kali Tanam dalam Setahun

Masalah irigasi yang terbatas menjadi salah satu hambatan utama dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Baca Selengkapnya
Kementan Pastikan Program Cetak Sawah Berjalan Lancar
Kementan Pastikan Program Cetak Sawah Berjalan Lancar

Kementan berkomitmen akan mempercepat pencetakan sawah satu juta hektare.

Baca Selengkapnya
Anies Sindir Food Estate di Kalimantan: Cuma Tanam Singkong, Gagal Pula
Anies Sindir Food Estate di Kalimantan: Cuma Tanam Singkong, Gagal Pula

Food Estate digarap oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pertanian hingga Kementerian Pertahanan (Kemhan).

Baca Selengkapnya
Elegi Petani Padi Jakarta
Elegi Petani Padi Jakarta

Area persawahan di Jakarta tersebut terdampak kekeringan panjang

Baca Selengkapnya
Harga Beras di Indonesia Lebih Mahal Dibandingkan Negara Lain, Ternyata Ini Penyebabnya
Harga Beras di Indonesia Lebih Mahal Dibandingkan Negara Lain, Ternyata Ini Penyebabnya

Hal ini untuk memastikan bahwa petani juga mendapatkan keuntungan yang layak dari hasil pertanian mereka.

Baca Selengkapnya
Menkop Teten: Pupuk Subsidi di Indonesia Suka Hilang saat Dibutuhkan, Beda dengan India dan Amerika Serikat
Menkop Teten: Pupuk Subsidi di Indonesia Suka Hilang saat Dibutuhkan, Beda dengan India dan Amerika Serikat

Permasalahan lainnya, petani di Indonesia masih sulit untuk memperoleh fasilitas kredit oleh lembaga perbankan.

Baca Selengkapnya
Anggota Komisi IV DPR Minta Anggaran Pertanian Ditingkatkan
Anggota Komisi IV DPR Minta Anggaran Pertanian Ditingkatkan

Menurut Alimin, sektor pertanian lebih penting dari pada sektor apapun karena masalah pangan selalu berkaitan langsung dengan keberpihakan negara pada petani.

Baca Selengkapnya
Anggaran Subsidi Pupuk Ditambah Rp14 Triliun, Ini Sederet Manfaat Dirasakan Petani
Anggaran Subsidi Pupuk Ditambah Rp14 Triliun, Ini Sederet Manfaat Dirasakan Petani

Dengan adanya tambahan subsidi pupuk, maka harga pupuk akan lebih terjangkau, sehingga biaya produksi pertanian akan berkurang.

Baca Selengkapnya