Peternak ayam keluhkan biaya produksi naik akibat pelarangan antibiotik pada pakan
Merdeka.com - Peternak unggas mulai mengeluhkan dampak ekonomi berantai yang terjadi pascapelarangan penggunaan antibiotika tambahan atau antibiotik growth promoters (AGP) dalam pakan ayam. Sebab dengan adanya pelarangan ini perawatan unggas semakin rumit yang berimbas pada biaya produksi.
Salah seorang peternak unggas jenis ayam pedaging di Tulungagung, Rudi Anshori, mengungkapkan usaha ternak ayam buras yang ditekuninya saat ini dalam masa sulit karena tingginya biaya pakan dan perawatan selama satu periode masa ternak.
"Sekalipun harga (daging) ayam saat ini tinggi, biaya produksinya juga berlipat dua kali dan lebih rumit (perawatan), karena ternak lebih rentan terhadap penyakit," katanya seperti dikutip Antara di Tulungagung, Sabtu (4/8).
-
Kenapa harga ayam potong naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kenapa harga pupuk mahal? Beberapa waktu belakangan ini, harga pupuk mahal dan keberadaannya kian langka. Secara umum kelangkaan pupuk terjadi karena dampak dari perang antara Rusia-Ukraina.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Apa dampak buruk ayam goreng tepung pada kesehatan? Penelitian menunjukkan bahwa dampak negatif dari kebiasaan makan ayam goreng tepung perlu diperhatikan dengan serius.
-
Apa masalah yang dihadapi petani? Oh, selamat pagi juga. Masalah saya adalah bahwa ladang ini selalu banjir setiap musim hujan.
Jika disuruh memilih, Rudi mengaku lebih suka saat harga ayam potong atau ayam pedaging masih di kisaran Rp 13.000 hingga Rp 15.000 per Kilogram (Kg), dimana pakan saat itu masih menggunakan unsur AGP. Tidak seperti saat ini, harga daging ayam Rp 23.000 per Kg namun disertai biaya perawatan dua kali lipat.
"Rasanya lebih enak dulu (waktu masih pakai AGP). Meski murah, perawatan lebih mudah, ayam lebih gemuk dan tidak mudah kena penyakit. Ibaratnya (perawatan) sambil ditinggal tidur pun, bisa panen. Sekarang tidak bisa," jelasnya.
Rudi lalu membandingkan volume pakan dan durasi satu periode masa ternak, antara saat menggunakan AGP dan pascapelarangan. "Untuk kapasitas 2.000 ekor ayam pedaging, dulu saat pakan masih pakai AGP durasi ternak mulai bibit (DOC) hingga dewasa dan siap panen rata-rata 35 hari dengan volume pakan sekitar 135 sak (68 kuintal). Sekarang dengan tanpa AGP masa ternak lebih panjang menjadi 40-45 hari dengan volume pakan bisa 200 sak untuk satu periode masa ternak," tuturnya.
Rudi dan sejumlah peternak ayam pedaging lain sudah mencoba menggunakan suplemen nutrisi tambahan dari unsur herbal maupun susu, seperti jamu-jamuan, susu merek bear brand, yakult dan semacamnya. Pembersihan kandang kini juga lebih rutin, hampir tiap hari. Namun upaya itu masih belum mampu menekan biaya produksi maupun hasil panen ternak seperti saat pakan unggas masih menggunakan AGP.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ganjar mendapat keluhan mahalnya harga jagung yang biasa digunakan untuk pakan ayam
Baca SelengkapnyaAktivis Act For Farmed Animals (AFFA) mendesak percepatan transisi menghentikan penjualan telur dari peternakan ayam kandang baterai.
Baca SelengkapnyaJika sebelumnya harga beras berada di kisaran Rp 8.000 per liter, kini melonjak menjadi Rp 10.000 per liter.
Baca SelengkapnyaSejumlah harga pangan merangkak naik sejak awal pekan ini hingga beberapa hari menjelang perayaan Tahun Baru 2025.
Baca SelengkapnyaSaat ini harga beras kualitas premium rata-rata telah mencapai Rp18.000 per kilogram. Angka ini naik hingga 20 persen dari harga normal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaDi Pasar Anyar Kota Bogor misalnya, kenaikan berkisar Rp46 ribu hingga Rp55 ribu per kilogram.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga membuat penjual dan pembeli sama-sama merana
Baca SelengkapnyaKenaikan ini dipengaruhi oleh pasokan gabah dari petani terbatas akibat panen padi di tingkat petani menurun.
Baca SelengkapnyaMenurut pantauan data Badan Pangan Nasional, harga telur ayam berada di level Rp28.360 per kilogram.
Baca SelengkapnyaHarga beras mengalami kenaikan sejak tanggal 1 September. Bahkan untuk harga beras kualitas premium saat ini sudah menyentuh Rp15.000/Kg.
Baca SelengkapnyaPenyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak menjadi ancaman bagi para peternak. Rupanya, penyakit itu bisa diobati dengan tanaman kangkung.
Baca SelengkapnyaMengimpor sapi perah berarti Indonesia harus menanggung biaya yang lebih tinggi.
Baca Selengkapnya