PGN dan PIM Kembangkan Bisnis Gas Dukung Penurunan Emisi Karbon
Merdeka.com - PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk, selaku Subholding Gas PT Pertamina (Persero) bersama PT Pupuk Iskandar Muda (PIM) mengembangkan hilirisasi pengembangan gas bumi ramah lingkungan yaitu blue ammonia untuk mendukung penurunan emisi karbon di Indonesia.
"Kami siap berkolaborasi dengan PIM untuk melakukan kajian bersama dalam rangka hilirisasi gas bumi dan pengembangan bisnis berbasis gas (C1), yang ramah lingkungan terutama terkait bisnis blue ammonia," ujar Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Heru Setiawan seperti ditulis Antara, Rabu (2/3).
Penandatanganan nota kesepahaman kerja sama bisnis tersebut telah dilakukan Direktur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN Heru Setiawan dan Direktur Utama PIM Budi Santoso Syarif.
-
Bagaimana bahan bakar ramah lingkungan ini mengurangi emisi? Dengan kandungan sulfur dibatasi maksimum sebesar 0,5 persen, bahan bakar kapal itu bisa digunakan pada mesin diesel kapal dengan putaran rendah dan mengurangi emisi gas buang dari pembakaran mesin kapal.
-
Dimana bahan bakar ramah lingkungan itu diekspor? Pada pekan lalu, bahan bakar kapal ini diekspor untuk pertama kalinya ke Singapura.
-
Kenapa bahan bakar ini diklaim ramah lingkungan? Melalui pemanfaatan air laut ini, diharapkan akan menjadi sumbangsih dalam perwujudan energi bersih dan terjangkau di Indonesia.
-
Bagaimana Pertamina menangkap peluang penyimpanan karbon? Demi menangkap peluang tersebut, saat ini Pertamina telah memiliki delapan lokasi CCS/CCUS yang pengembangannya dikolaborasikan bersama mitra strategis lainnya.
-
Apa yang dilakukan Pertamina untuk jadi pemain utama penyimpanan karbon? Kesiapan Pertamina dibuktikan melalui program Carbon Capture Utilisation Storage (CCS) dan Carbon Capture Utilisation Storage (CCUS).
-
Mengapa metana cair dipilih sebagai bahan bakar? Berbeda dengan bahan bakar tradisional seperti minyak tanah atau bensin murni, metana cair menawarkan beberapa keunggulan, termasuk biaya yang lebih rendah, emisi yang lebih bersih, dan efisiensi yang lebih tinggi.
Blue ammonia merupakan amonia yang diproses melalui tahapan carbon capture storage (CCS) pada saat produksi H2, sehingga lebih ramah lingkungan, mudah ditransportasikan, dan dapat dimanfaatkan untuk bahan bakar power plant atau sektor transportasi.
Hal ini juga sejalan dengan target Indonesia untuk penurunan emisi karbon sampai dengan 29 persen dan menuju net zero emission sebelum 2060.
"Pertamina Group bersama PIM, BUMN, dan mitra bisnis lainnya berupaya menyusun business plan yang terintegrasi mencakup seluruh potensi bisnis yang ada agar bisa merealisasikan kerja sama melalui pemanfaatan energi dengan tingkat emisi yang lebih rendah, sejalan dengan salah satu isu prioritas dari tiga isu utama KTT G20 2022, termasuk peran gas bumi dalam transisi energi," ujar Heru.
Pengembangan di Lahan IMIA
Sementara itu, Direktur Utama Pupuk Iskandar Muda Budi Santoso Syarif mengatakan salah satu rencana PIM ke depan adalah mengembangkan blue ammonia di lahan IMIA, dengan menggandeng PGN sebagai penyedia gas bumi dan infrastruktur gas untuk pabrik amonia baru.
PIM akan menyediakan lahan dan utilitas untuk operasional pabrik dan mengoperasikan pabrik blue ammonia karena pengalaman panjang PIM dalam pengoperasian pabrik pupuk.
Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan di pabrik ammonia akan di-capture dan di-treatment lebih lanjut dalam bentuk CCS atau carbon capture utilization unit (CCUS), sehingga amonia diproduksikan menjadi blue ammonia.
"CO2 yang dihasilkan akan diinjeksikan ke sumur oil and gas untuk menambah tonase oil recovery. Dengan menyimpan CO2 di bawah tanah, dapat menjadi enabler untuk peningkatan produksi migas. Hal ini berpotensi meningkatkan profit PGN maupun PIM," tutup Budi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perpres Nomor 14 Tahun 2024 ini dimaksudkan untuk memenuhi target iklim dalam nationally determined contribution (NDC).
Baca SelengkapnyaBlue ammonia yang dihasilkan dari proses tersebut dapat digunakan untuk bahan baku pupuk seperti Urea dan NPK untuk mendukung produktivitas pertanian.
Baca SelengkapnyaBahan bakar rendah karbon tersebut yaitu CNG, LNG, hidrogen, amonia, atau bahan bakar lainnya untuk kendaraan dan kapal-kapal milik PIS.
Baca SelengkapnyaPIS buka bukaan tentang persiapan mereka dalam membangun armada dan infrastruktur pendukung bisnis CCS/CCUS.
Baca SelengkapnyaRencana tersebut dipaparkan perusahaan dalam forum internasional di Shipbuilding, Machinery and Marine (SMM) Hamburg, Jerman.
Baca SelengkapnyaPLN Indonesia Power melibatkan perusahaan global yaitu ACWA Power dan IHI Corporation.
Baca SelengkapnyaPemanfaatan green ammonia sebagai energi primer PLTU dapat mengurangi penggunaan batu bara, sehingga menekan emisi karbon.
Baca SelengkapnyaUpaya hilirisasi industri petrokimia dan pemanfaatan emisi karbon juga dilakukan melalui pengembangan pabrik soda ash.
Baca SelengkapnyaCarbon Capture and Storage merupakan salah satu teknologi mitigasi pemanasan global dengan cara mengurangi emisi CO2 ke atmosfer.
Baca SelengkapnyaPertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060.
Baca SelengkapnyaDirektur Strategi dan Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari mengatakan pengembangan bisnis baru tersebut dijalankan menggunakan strategis step out.
Baca SelengkapnyaPenyediaan CNG untuk CCS menambah portofolio PTGN di wilayah Jawa Tengah dan menjadi pemacu untuk terus memperluas pasar CNG.
Baca Selengkapnya