PLN: 34 proyek pembangkit mangkrak sebab kontraktor melarikan diri
Merdeka.com - Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), Sofyan Basir mengakui tak mudah membangun pembangkit listrik di Indoensia. Buktinya, sebanyak34 proyek pembangkit PLN terkendala dan belum selesai hingga melewati batas waktu kontrak penyelesaian.
Soyfan menyebut, total kapasitas 34 pembangkit yang mencapai 633,8 Megawatt (MW) tersebut merupakan proyek sejak tujuh hingga delapan tahun lalu. Dia mengaku baru mendapatkan data proyek terkendala tersebut dalam satu tahun terakhir dengan melakukan peninjauan lokasi dan pengkajian data.
Proyek 34 pembangkit terkendala itu tersebar di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Nusa Tenggara, serta Maluku dan Papua. Dari hasil kajian, kata Sofyan, PLN akan melanjutkan 21 proyek pembangkit yang terkendala sementara 13 proyek lainnya diditerminasi.
-
Kenapa proyek dikerjakan asal-asalan? 'Ini adalah kesalahan perencanaan dari PUPR, kita perbaikilah ke depan,' kata Rudy.
-
Siapa yang melakukan kesalahan? Semua anak adam (manusia) melakukan kesalahan, dan sebaik-baiknya orang yang bersalah adalah orang yang bertobat'
-
Kapan kesalahan itu terjadi? Ia merasa bertanggung jawab atas gol kedua yang dicetak Edin Dzeko.
-
Dimana proyek dikerjakan asal-asalan? Adapun ruas jalan yang ditinjau Rudy sejauh 24 KM, mulai dari Kecamatan Cihurip, Jatisari di Cisompet, Kemudian Kecamatan Peundeuy, lalau ke Sagara di Cibalong.
-
Siapa yang merasa ditipu? 'Bud, gue bener-bener apes banget hari ini.' Budi: (penasaran) 'Kenapa, Ndi? Ceritain dong, biar gue bisa bantu.' Andi: 'Lo tahu kan, gue lagi cari hape baru? Nah, gue nemu yang murah banget di situs belanja online.'
-
Bagaimana pelaku menipu perusahaan? Para tersangka meminta perusahaan Kingsford Huray Development LTD yang berada di Singapura untuk mentransfer uang. 'Kedua itu terkait dengan kelihaian pelaku kejahatan pelaku kejahatan melakukan aktivitas hacking untuk masuk kepada komunikasi email yang dikompromi oleh pelaku. Yang menyebabkan komunikasi itu terputus dari yang sebelumnya sehingga dibelokkan,' ujarnya.'Nah setelah diambil alih di kompromis kemudian komunikasi, nah itu caranya ini adalah kelihaian daripada pelaku. Nah, dua hal ini menjadi alasan kenapa terjadinya kejahatan cyber ini,' tambah dia.
Dia mengatakan beberapa permasalahan terkendalanya proyek hingga tidak dilanjutkan dikarenakan salah perhitungan kontraktor sebelum mengerjakan proyek. "Karena memang pada saat kontrak awal dia tidak meneliti dengan baik si kontraktor itu. Nawar harga paling murah, itu yang jadi. Banyak salah hitung dan melarikan diri istilahnya," kata Sofyan seperti ditulis Antara, Kamis (13/10).
Sementara PLN, kata Sofyan, tidak bisa menggugat atau melakukan upaya hukum kepada kontraktor dikarenakan terikat ketentuan dalam kontrak. "Upaya hukum nggak ada karena kontraknya dia kuat. Kuat itu misalnya kita putus (kontrak) dia nggak punya beban apapun, nggak ada ganti rugi. Malah kalau kita lanjutkan, dan beres, dia masih punya untung, masih boleh nagih. Kan lucu."
Kontrak yang tidak menguntungkan pihak PLN tersebut menjadi salah satu alasan diterminasi 13 proyek pembangkit, di samping juga menimbang soal struktur geografis seperti lahan rawa yang tidak memungkinkan untuk membangun pembangkit listrik, serta kerugian biaya yang akan ditanggung.
"Jadi misalkan mangkrak sudah 70 persen, kalau kami lanjutkan si kontraktor tidak kena (denda) apapun. Tapi kalau sudah selesai dia punya hak keuntungan. Itu tertulis jelas dalam perjanjian," kata Sofyan menegaskan.
Sementara sebanyak 21 proyek pembangkit lainnya akan dilanjutkan karena mempertimbangkan urgensi kebutuhan listrik bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut.
Sofyan menjelaskan saat ini belum bisa diperkirakan kerugian akibat mangkraknya 34 proyek pembangkit karena masih dihitung oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Dia mengatakan kemungkinan BPKP selesai menghitung kerugian yang diterima sekitar satu bulan ke depan.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan beberapa Tempat Evakuasi Sementara (TES)/Shelter yang telah dikorupsi.
Baca SelengkapnyaKPK menemukan beberapa shelter tsunami sudah ada yang roboh.
Baca SelengkapnyaBukan hanya negara mengalami kerugian saja, pembangunan rel jalur Besitang-Langsa pada akhirnya tidak dapat berfungsi.
Baca SelengkapnyaSebanyak 14 calon pengantin di Palembang menjadi korban penipuan pengusaha wedding organizer (WO).
Baca SelengkapnyaNamun belakangan diketahui PT Waskita malah mensubkontrak perusahaan lain untuk pengerjaan shelter tersebut.
Baca SelengkapnyaKejagung menetapkan satu lagi tersangka kasus dugaan tindak pidana korupsi proyek pembangunan jalur kereta api Besitang-Langsa pada tahun 2017 sampai 2023.
Baca SelengkapnyaEmpat direktur perusahaan itu diperiksa sebagai saksi untuk tujuh tersangka.
Baca SelengkapnyaDugaan rasuah tersebut terjadi tentang waktu 2017-2023.
Baca SelengkapnyaSelain itu, ditemukan adanya aliran dana baik berupa suap atau gratifikasi ke beberapa pihak sejumlah Rp 25,6 miliar.
Baca SelengkapnyaKPK menduga adanya mark up dalam proyek pembangunan Tempat Evakuasi Sementara (TES)/shelter tsunami di NTB.
Baca SelengkapnyaDugaan itu diketahui saat KPK memeriksa Direktur Bidang Pengawasan Akuntabilitas Keuangan, Pembangunan dan Tata Kelola Pemerintah Desa pada BPKP Wasis Prabowo.
Baca Selengkapnya