PLN pastikan desa terpencil bisa dilistriki pembangkit EBT
Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menandatangani 11 perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement/PPA) pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan pengembang pembangkit tenaga listrik swasta (Independent Power Producer/IPP), dengan total kapasitas 291,4 MW.
Sebelumnya, BUMN kelistrikan ini juga telah menandatangani perjanjian yang sama dengan 53 pengembang pembangkit listrik swasta pada 2 Agustus 2017 lalu dengan tetal kapasitas mencapai 257,17 MW. Sehingga, total pembangkit tenaga listrik dari energi terbarukan yang telah menandatangani PPA sebesar 548,57 MW.
Direktur Pengadaan Strategis 1 PLN, Nicke Widyawati mengatakan, pembangkit EBT ini nantinya akan diprioritaskan untuk mengaliri listrik di desa-desa terpencil. Termasuk di Dusun Panassang dan Kalidong, Desa Tallubamba, Kecamatan Enrekang, Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan.
-
Bagaimana program Listrik Desa mencapai daerah terpencil? Program ini mendesak dilakukan karena pasokan listrik di Indonesia belum merata. Per September 2016, Indonesia baru punya pembangkit listrik dengan total daya 4.133 MW. Sementara 12.317 MW masuk masa konstruksi, dan 8.641 MW dalam penyelesaian kontrak.
-
Mengapa program Listrik Desa diluncurkan? Keinginan itu dimulai dari Bantul pada Mei 2015, Pemerintah mencanangkan program pembangkit listrik 35.000 MW melengkapi 7.000 MW yang sudah dibuat pemerintah sebelumnya.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas program Listrik Desa? Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN (Persero) menjadi pengawal utama dari target menerangi Indonesia ini.
-
Kapan program Listrik Desa dimulai? Kebahagiaan yang dirasakan Mama Lodia ini mulai hadir di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak pertama kali menjabat.
-
Apa saja manfaat program Listrik Desa? 'Masak masakan tidak pakai kayu lagi, tinggal colok saja,' ujar Mama Lodia. 'Anak-anak juga gampang belajar karena tidak tidur lagi jadi belajarnya bagus.'
"Masih ingat tidak yang anak kecil di Enrekang, nah ini salah satunya yang akan dilistriki dari penandatanganan barusan. Enrekang yang di Sulawesi itu," kata Nicke di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Jumat (8/9).
Dia menjelaskan, pembangkit EBT yang akan dibangun akan disesuaikan dengan potensi dari tiap-tiap desa. Sehingga rasio elektrifikasi akan meningkat tanpa perlu khawatir akan kekurangan daya.
Menurutnya, pembangunan pembangkit EBT ini bisa membantu pemerintah mendorong program listrik masuk desa (Lisdes) guna mempercepat penyediaan listrik di seluruh wilayah Indonesia terutama desa 3T (terluar, terdepan dan tertinggal). Di mana pemerintah menargetkan program ini akan menyasar ke 10.000 desa hingga 2019.
"Dengan energi setempat, misalnya PLTS atau PLTMH untuk sekitar situ. Jadi kita bangun micro grid saja. Jadi beda-beda tiap desa, ada yang masuk ke jaringan kita, ada yang dibuatkan isolated," imbuhnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rasio Elektrifikasi (RE) PLN di Kaltim per Agustus 2023 telah mencapai 94,95 persen dengan Rasio Elektrifikasi total mencapai 99,99 persen.
Baca SelengkapnyaSelama ini, pengembangan PLTS di Desa Nanggulan dilakukan menggunakan dana desa.
Baca SelengkapnyaProgram pemerataan listrik jadi salah satu agenda mendesak yang dilakukan di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSejak 47 tahun yang lalu, warga setempat hanya menggunakan penerangan yang terbatas.
Baca SelengkapnyaPemerintah wajib menyediakan dana khusus untuk listrik desa.
Baca SelengkapnyaPertamina menghadirkan pemanfaatan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) pada Program Rumah Kreatif Tamiang di Desa Tanjung Karang.
Baca SelengkapnyaKehadiran PLTS ini akan memperkuat lembaga lokal, khususnya Badan Usaha Milik Desa.
Baca SelengkapnyaKampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaDia meminta Ara membuat terobosan karena masih banyak desa di Lampung ratusan tahu tak dialiri listrik
Baca SelengkapnyaSelain rutenya sulit dilalui, warga di kampung ujung ini hanya bisa memakai satu lampu untuk satu rumah.
Baca SelengkapnyaBahkan, listrik yang dikelola oleh Bumdes setempat adalah energi terbarukan yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaUntuk penerapannya, Eniya melihat peluang di kawasan Indonesia Timur. Sebab, beberapa wilayah di sana masih belum punya sistem jaringan memadai.
Baca Selengkapnya