PLN tandatangani 9 perjanjian jual beli tenaga listrik pembangkit EBT
Merdeka.com - PT PLN (Persero) menandatangani sembilan perjanjian jual beli tenaga listrik (Power Purchase Agreement/PPA) pembangkit dari energi terbarukan (EBT) dengan pengembang pembangkit tenaga listrik swasta (Independent Power Producer/IPP), dengan total investasi sebesar Rp 20,4 Triliun.
Penandatanganan ini merupakan yang ketiga kalinya setelah penandatanganan serupa dilaksanakan pada tanggal 2 Agustus dan 8 September 2017. Sehingga total kapasitas pembangkit listrik EBT yang sudah ditandatangani sampai saat ini sebesar 1.189,22 MW.
"Dengan ditandatangani PPA ini sudah 3 kali. Pertama 2 agustus 2017 itu 257,17 MW. 8 September 2017 itu 291,4 MW dan yang kali ini 640,65 MW. Jadi total 1.189,22 MW," kata Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan di kantornya, Jakarta, Kamis (16/11).
-
Bagaimana PLN menarik investor di proyek kelistrikan? Dua prinsip tersebut diterapkan PLN untuk menarik minat para investor agar akses listrik untuk seluruh masyarakat bisa dieksekusi dengan cepat,“ katanya.
-
Mengapa PLN butuh investasi besar untuk nol emisi? PT PLN (Persero) membutuhkan investasi lebih dari USD700 miliar atau setara dengan Rp11.323 triliun untuk mencapai emisi nol bersih (Net Zero Emisi) pada 2060.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Kenapa PLN kolaborasi untuk transisi energi? Kolaborasi dalam transisi energi adalah kunci penting menyeimbangkan trilema energi, yaitu security, affordability, dan sustainability.
-
Apa yang dilakukan Jakarta Electric PLN? Jakarta Electric PLN berhasil menang dengan skor 3-2.
-
Apa saja yang PLN lakukan untuk transisi energi? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
Jonan menambahkan, total PPA yang ditandatangani pada tahun ini sudah mencapai 69 PPA. Menurutnya jumlah tersebut sangat besar dan belum pernah terjadi di tahun-tahun sebelumnya.
"Ini sudah banyak lho. Tiga tahun sebelumnya, total yang ditandatangani nggak ada 60 (PPA). Tidak ada sampai 1.200 Mw. Tahun ini sampai," kata dia
Diketahui, sembilan perusahaan yang menandatangani PPA dengan PLN antara lain PT Prima Ariya Energy yang akan membangun Pembangkit Listrik Mini Hydro (PLTM) Cibanteng di Jawa Barat dengan kapasitas 4,3 megawatt (MW) dengan nilai investasi Rp 71,4 miliar dan harga jual listrik kepada PLN USD 6,51 cent per kWh.
Masih di provinsi yang sama dengan harga jual listrik yang sama, PT Zhong Myn Hydro Indonesia akan membangun PLTM Cikaso 3 di Jawa Barat, dengan kapasitas 9,9 MW dengan nilai investasi Rp 182,2 miliar.
Kemudian dua perusahaan akan membangun PLTM di Jawa Tengah dengan harga jual listrik USD 6,52 cent per kWh, yaitu PT Maji Biru Pusaka akan membangun PLTM Tanjungtirta dengan kapasitas 8 MW dan nilai investasi Rp 201 miliar, dan Koperasi Koperca akan membangun PLTM Kincang 1 dengan kapasitas 0,35 MW dengan nilai investasi Rp 9,14 miliar.
Di Sumatera, ada dua pembangkit yaitu PT Semarak Kita Bersama PLTM Bakal Semarak di Sumatera Utara berkapasitas 5 MW dengan nilai investasi Rp 125,6 miliar dengan nilai jual listrik USD 7,89 cent per kWh.
Sedangkan PT Supreme Energy RD akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Rantau Dedap berkapasitas 86 MW dengan nilai investasi Rp 8,2 triliun dengan harga jual listrik USD 11,76 cent per kWh.
Di Sulawesi, PT Bone Bolango Energy akan membangun PLTM Bone Bolango di Gorontalo berkapasitas 9,9 MW dengan nilai investasi Rp 416,4 miliar dan harga jual USD 10,52 cent per kWh. PT Poso Energy akan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Poso Peaker di Sulawesi Tengah dengan nilai investasi Rp 11,20 miliar dan harga jual listrik USD 8,4 cent per kWh.
Di Nusa Tenggara Barat PT Sumber Daya Investasi akan membangun PLTM Koko Babak di Lombok dengan kapasitas 2,3 MW dengan nilai investasi Rp 86,7 miliar dan harga jual listrik USD 10,40 cent per KWh.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proyek tersebut antara lain PLTS Banyuwangi, PLTS Pasuruan, PLTS Terapung Gajah Mungkur, PLTS Terapung Kedung Ombo.
Baca SelengkapnyaPemerintah kembali mengkaji skema power wheeling dalam RUU EBET.
Baca SelengkapnyaGebrakan tersebut mulai dari pemanfaatan tenaga surya dan air melalui proyek Hijaunesia dan Hydronesia.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, kolaborasi ini bertujuan menciptakan ekosistem bisnis energi yang inovatif dan ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaProses pembangunan proyek akan didahului dengan proses pendanaan dan dilanjutkan dengan proses konstruksi.
Baca SelengkapnyaPenambahan energi tersebut sebagian besar dari kapasitasnya akan bersumber dari energi baru terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaPLN menggalang kolaborasi dengan komunitas global dalam Conference of the Parties 29 yang digelar di Baku, Azerbaijan, pada 11-24 November 2024.
Baca SelengkapnyaTotal transaksi perdagangan karbon tahun 2023 mencapai Rp84,17 miliar dari 99 PLTU batubara.
Baca SelengkapnyaAIPF bertujuan untuk menghubungkan sektor swasta dan publik di kawasan ASEAN dan Indo-Pasifik untuk kerja sama yang lebih kuat.
Baca SelengkapnyaPLN tengah fokus dalam pengurangan penyediaan listrik yang dihasilkan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca SelengkapnyaStrategi PLN untuk mencapai net zero emission 2060, terbagi menjadi beberapa tahap.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Sumber Energi Listrik Jadi Andalan untuk Penuhi Kebutuhan 35 Tahun ke Depan
Baca Selengkapnya