Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

PLN terbitkan global bond USD 2 miliar

PLN terbitkan global bond USD 2 miliar PLN. Istimewa ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menerbitkan global bond senilai USD 2 miliar. Dana yang diperoleh sebagian akan dialokasikan untuk menutupi cicilan atas global bond yang dilakukan sebelumnya.

Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN, I Made Suprateka mengatakan, ‎obligasi global tersebut diterbitkan dalam dua tenor, yaitu senilai USD 1 miliar dengan tenor 10 tahun dan senilai USD 1 milyar dengan tenor 30 tahun, serta dengan tingkat bunga masing-masing sebesar 5,45 persen dan 6,15 persen.

"Keberhasilan PLN menerbitkan global bond tahun 2018 ini kembali membuktikan bahwa di tengah gejolak pasar global, surat utang PLN tetap diminati oleh qualified investors sehingga orderbook mengalami oversubscribe sekitar 3,65 kali," kata Made, di Jakarta, Kamis (24/5).

Orang lain juga bertanya?

Made mengungkapkan, uang yang didapat dari penerbitan sebesar USD 2 miliar tersebut digunakan untuk membeli kembali (buy back) atau melunasi secara dini beberapa global bond PLN yang telah ada penerbitan pada 2007 dan 2009 yang sedianya akan jatuh tempo pada Agustus 2019, Januari 2020 dan Juni 2037. Obligasi global yang telah ada tersebut, dulu diterbitkan dengan tingkat bunga yang mahal yaitu masing-masing sebesar 8 persen, 7.75 persen, dan 7.875 persen.

"Tujuan penerbitan global bond kali ini adalah untuk proses liability management dan sekaligus debt reprofiling," tutur Made.

Proses penerbitan global bond PLN dan pembelian kembali sebagian global bond lama tersebut, dilakukan secara simultan sehingga praktis tidak ada uang yang keluar dari kas PLN. Selain tidak mengeluarkan uang kas pada aksi korporasi kali ini.

PLN sekaligus akan mendapatkan minimal dua manfaat yaitu manajemen likuiditas mengurangi refinancing risk pada pertengahan 2019 dan awal 2020, karena kewajiban pelunasan jatuh tempo sebesar USD750 juta untuk global bond due 2019 dan sebesar USD 1,25 miliar untuk lobal bond due 2020 hampir seluruhnya sudah tidak ada, dan diganti dengan blobal bond baru yang baru akan jatuh tempo pada 2028 dan 2048.

Manfaat berikutnya adalah p‎enghematan biaya bunga berjalan, karena obligasi lama dengan tingkat bunga 8 persen, 7,75 persen, dan 7,875 persen diganti dengan obligasi baru dengan tingkat bunga 5,45 persen dan 6,15 persen. Selain itu, dengan aksi korporasi PLN kali ini juga sekaligus mengurangi risiko adanya tingkat bunga yang lebih mahal di masa yang akan datang karena sudah hampir pasti bahwa Fed Fund Rate akan terus dinaikan pada tahun 2018 dan 2019.

"Proses settlement transaksi tersebut di atas telah terjadi pada tanggal 21 Mei 2018 dan Global Bond PLN terdaftar pada Singapore Stock Exchange (SGX)," tandasnya.

Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono

Sumber: Liputan6.com (mdk/idr)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Resmi Terbitkan SBR013, Kementerian Keuangan Target Himpun Dana Rp15 Triliun
Resmi Terbitkan SBR013, Kementerian Keuangan Target Himpun Dana Rp15 Triliun

Menurut Kemenkeu, menyimpan dana di SBN ritel ini bisa terhindar dari sejumlah risiko investasi, utamanya risiko gagal bayar.

Baca Selengkapnya
Cara Mudah Beli SBN Ritel Lewat Handphone, Imbal Hasil Lebih Besar Dibanding Deposito
Cara Mudah Beli SBN Ritel Lewat Handphone, Imbal Hasil Lebih Besar Dibanding Deposito

Cara Mudah Beli SBN Ritel Lewat Handphone, Imbal Hasil Lebih Besar Dibanding Deposito

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Pemerintah Tembus RP6.622 Triliun
Utang Luar Negeri Pemerintah Tembus RP6.622 Triliun

Posisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.

Baca Selengkapnya
ST011 Jadi SBN Ritel dengan Imbal Hasil Tertinggi Sepanjang 2023, Begini Cara Belinya
ST011 Jadi SBN Ritel dengan Imbal Hasil Tertinggi Sepanjang 2023, Begini Cara Belinya

ST011 memiliki imbal hasil floating with floor, artinya jika suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) naik, imbal hasil ST011 juga akan ikut naik.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025

Kemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Resmi Terbitkan Surat Berharga Syariah, Imbal Hasil Capai 6,55 Persen per Tahun
Pemerintah Resmi Terbitkan Surat Berharga Syariah, Imbal Hasil Capai 6,55 Persen per Tahun

Pembelian/pemesanan minimal untuk ST012-T2 adalah Rp1 juta dan kelipatan Rp1 juta dengan maksimum Rp5 miliar.

Baca Selengkapnya
Penjualan ORI023 di BRI Naik Hingga 2 Kali Lipat
Penjualan ORI023 di BRI Naik Hingga 2 Kali Lipat

Permintaan investor terhadap surat utang negara atau Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI023 mencatatkan rekor tertinggi sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.231 Triliun, Digunakan untuk Apa Saja?

Utang luar negeri pemerintah pada November 2023 sebesar USD 192,6 miliar atau tumbuh 6 persen (yoy), meningkat dari pertumbuhan bulan sebelumnya tiga persen.

Baca Selengkapnya
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun
Naik Lagi, Utang Luar Negeri Indonesia Kini Tembus Rp6.231 Triliun

Posisi ULN pada November 2023 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global.

Baca Selengkapnya
Kelola Dana THR Bisa Diinvestasikan ke Sukuk Ritel SR020, Dapat Imbal Hasil 6,4 Persen per Tahun
Kelola Dana THR Bisa Diinvestasikan ke Sukuk Ritel SR020, Dapat Imbal Hasil 6,4 Persen per Tahun

Saat ini, suku bunga diproyeksi sudah berada di puncak. Ini merupakan momen yang tepat untuk mengunci imbal hasil tinggi dan stabil.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.584 Triliun, BI: Masih Terkendali
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.584 Triliun, BI: Masih Terkendali

Perkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada SBN.

Baca Selengkapnya
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.403 Triliun, Bank Indonesia: Masih Tetap Terkendali
Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp6.403 Triliun, Bank Indonesia: Masih Tetap Terkendali

Utang tersebut tumbuh sebesar 2,7 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan sebesar 0,2 persen (yoy) pada triwulan I-2024.

Baca Selengkapnya