PLTU Suralaya Dituding Sumbang Polusi Jakarta, Ini Penjelasan Anak Usaha PLN
Merdeka.com - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya menjadi sorotan belakangan ini, sebab diduga menjadi penyumbang polusi udara Jakarta oleh beberapa pihak. Pihak PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Suralaya memberikan penjelasan terkait dugaan tersebut.
General Manager Unit Pembangkitan Suralaya Indonesia Power Amlan Nawir, menjabarkan sejumlah fakta terkait pengoperasian PLTU dengan total kapasitas 4.025 Mega Watt (MW) tersebut. Berdasarkan topografi PLTU Suralaya terkurung bukit-bukit yang ada di pinggiran Selat Sunda.
"Saya cerita topografi Suralaya, ini perbukitan. Suralaya itu dibalik bukit Selat Sunda," kata Amlan, di PLTU Suralaya, Cilegon Banten, Selasa (24/9).
-
Apa yang menyebabkan polusi udara Jakarta? Pasalnya, buruknya kualitas udara di Jakarta juga merupakan hasil tingginya emisi pembuangan dari industri, selain tingginya mobilitas kendaraan di Jakarta.
-
Mengapa polusi udara di Jakarta berbahaya? Angka itu memiliki penjelasan tingkat kualitas udaranya masuk kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif yakni dapat merugikan manusia ataupun kelompok hewan yang sensitif atau bisa menimbulkan kerusakan pada tumbuhan ataupun nilai estetika.
-
Apa yang menyebabkan Jakarta menjadi kota paling berpolusi? Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 184 atau masuk dalam kategori tidak sehat dengan polusi udara PM2,5 dan nilai konsentrasi 103 mikrogram per meter kubik.
-
Apa yang dilakukan Jakarta Electric PLN? Jakarta Electric PLN berhasil menang dengan skor 3-2.
-
Apa polutan utama yang menyebabkan kualitas udara Jakarta tidak sehat? Ukuran polutan utamanya PM2.5 dengan konsentrasi 59.4µg/m³. Data ini tercatat per pukul 08.00 WIB.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
Untuk menanggapi kabar pencemaran udara Jakarta akibat PLTU, Indonesia Power menggandeng konsultan untuk mengevaluasi kondisi hasil pembakaran batubara dari PLTU Suralaya. "Pencemaran Jakarta dari Suralaya, kami coba hire konsultan untuk melakukan riset. Ini data dilakukan PT Ganesha Environmental &Energy Services," tuturnya.
Dari hasil evaluasi, asap hasil pembakaran sebagian besar batubara terbawa angin ke arah utara dan selatan atau menuju Samudera Indonesia, sedangkan Jakarta berada di sisi timur pembangkit tersebut. "Ada memang angin barat tapi relatif lebih kecil. Data menunjukkan 60 persen kecepatan angin ke utara dan selatan. Ini ke laut perginya," lanjutnya.
Berdasarkan baku mutu emisi harian yang dihasilkan pembangkit tersebut, berada di kisaran 24.402 sampai 40.897 mikro gram per meter kubik, lebih rendah dari standar pemerintah 230 mikro gram per meter kubik. Sedangkan sebaran emisi tersebut paling jauh mencapai 5 kilo meter (Km), sementara jarak dari PLTU Suralaya ke Jakarta mencapai 150 km.
"Jatuhnya paling jauh 4,18-5 km, jarak Jakarta Suralaya itu 150 km. Dari data ini kami meyakini isu yang tersebar adalah hoaks, kami mematuhi pemerintah," ujarnya.
Vice President Public Relation PLN Dwi Suryo Abdullah menuturkan, dilihat dari cerobong asap pembuangan hasil pembakaran batubara, tidak ada kepulan asap tebal. Hal ini menunjukkan emisi karbon tertangkap dengan sempurna.
"Artinya teman Indonesia Power mampu membuat operasi itu sempurna, pembakarannya sempurna sehingga penangkap debu yang keluar lewat cerobong tertangkap 99 persen," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arifin tak menampikan, operasional PLTU Suralaya berdampak pada polusi udara hingga ke Jakarta.
Baca SelengkapnyaKegiatan industri serta penggunaan kendaraan bermotor juga menjadi faktor pemicu utama buruknya kualitas udara Jakarta.
Baca SelengkapnyaCREA menyebut PLTU sebagai sumber polutan utama karena tidak punya alat pantau real time.
Baca SelengkapnyaJakarta kembali menduduki sebagai kota dengan udara terburuk sedunia pagi ini
Baca SelengkapnyaUntuk memperbaiki kualitas udara di kota-kota besar seperti Jakarta, pemerintah berencana untuk menutup Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).
Baca SelengkapnyaLuhut berencana mobil listrik boleh melintas bebas di jalur ganjil genap saat jam sibuk.
Baca SelengkapnyaPenggunaan PLTS atap disinyalir bakan bikin PLN merugi.
Baca SelengkapnyaInisiatif itu untuk mempercepat penutupan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data yang dihimpun oleh Kemenko Marves dan sejumlah pihak, kualitas udara di Jakarta sangat buruk pada 2019. Namun kemudian membaik saat pandemi.
Baca SelengkapnyaKondisi udara di Ibu Kota Jakarta beberapa waktu ini buruk
Baca SelengkapnyaPLTS kini menjadi alternatif energi ramah lingkungan di DKI Jakarta. Sejumlah gedung dan rumah warga mulai memanfaatkannya.
Baca SelengkapnyaLuhut menyoroti, indeks kualitas udara Jakarta berkisar 170-200.
Baca Selengkapnya