Politikus Gerindra kritik target pertumbuhan 2018 tak sesuai RPJMN sebesar 7 persen
Merdeka.com - Pemerintah bersama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menyepakati Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2018. Dalam rancangan tersebut pemerintah telah menetapkan target asumsi dasar dan target pembangunan yang harus dicapai pada 2018.
Anggota DPR Fraksi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Willgo Zainar, mengatakan target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dalam APBN 2018 terlampau rendah. Selain itu, target belanja yang telah ditetapkan juga tergolong jauh dari yang diperkirakan.
"Fraksi Gerindra tidak setuju RAPBN 2018, karena target belanja dan pertumbuhan ekonomi terlampau rendah," ujar Willgo di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (25/10).
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Siapa yang memprediksi pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran kurang maksimal? Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memprediksi upaya proyek pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang akan dilanjutkan presiden terpilih Prabowo Subianto tidak akan maksimal.
-
Kenapa pembangunan IKN di era Prabowo-Gibran diprediksi kurang maksimal? Hal itu, dikarenakan Prabowo berencana akan menggelontorkan dana untuk pembangunan IKN sebanyak Rp16 triliun per tahun.
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
-
Kenapa target pertumbuhan ekonomi penting? Sehubungan dengan itu, salah satu manfaat yang dirasakan pemerintah ketika terjadi pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan dan pemerataan infrastruktur masyarakat dapat dilaksanakan secara cepat karena pendapatan per kapita sudah melonjak.
-
Kenapa DPR pentingkan target RPJMN 2020-2024? 'Asumsi dan sasaran pembangunan yang kita bahas hari ini sangatlah menentukan apakah kita bisa mengejar target pertumbuhan ekonomi, inflasi, target pengurangan tingkat pengangguran, hingga pengurangan kemiskinan yang ditargetkan dalam RPJMN.
Alasan lain fraksi Gerindra tidak setuju dengan keputusan RAPBN 2018 yakni pemerintah dinilai gagal mencapai target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2015 sampai 2019 dengan rata-rata sebesar 7 persen. Di mana realitas maksimal hanya akan mencapai 5,25 persen.
"Pemerintah gagal mencapai target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2015-2019 dengan rata-rata sebesar 7 persen. Hal ini disebabkan oleh lemahnya kepemimpinan Presiden Joko Widodo sebagai Kepala Pemerintahan, di mana realitas maksimal hanya akan mencapai 5,25 persen," jelasnya.
Hal lain yang membuat partai besutan Prabowo Subianto tersebut pesimistis adalah kondisi utang pemerintah yang diperkirakan hingga akhir 2017 sebesar Rp 4.000 triliun atau 29,4 persen dari PDB dinilai sangat berbahaya. "Jika APBN tergantung pada utang maka akan mengakibatkan pemerintah harus membuat utang baru karena Pemerintah tidak mampu meningkatkan pendapatan negara," tandasnya.
Sementara itu, Anggota DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ecky Awal Mucharam, mengatakan pihaknya setuju dengan target pemerintah namun harus memperhatikan beberapa hal yang menyangkut kepentingan masyarakat miskin salah satunya pembangunan infrastruktur.
"Pembangunan infrastruktur contohnya. Kalau kita simak mekanisme pembebasan lahan itu jangan sampai pemerintah membeli lahan yang cukup mahal karena sudah dikuasai oleh para mafia tanah. Artinya tidak dinikmati oleh pemilik lahan awal seperti para petani," jelasnya.
Ecky juga mengatakan selama ini pemerintah hanya fokus membangun infrastruktur untuk kalangan masyarakat menengah keatas. Sementara kepentingan masyarakat kelas menengah ke bawah kurang mendapat perhatian pemerintah.
"Proyek infrastrukturnya juga harus proyek proyek yang benar benar langsung bermanfaat kepada masyarakat. Bukan proyek proyek seperti LRT dan Kereta cepat, itu akan dinikmati oleh masyarakat menengah keatas yang punya mobil. Lebih baik sebenarnya ke irigasi, bendungan yang memang menyentuh masyarakat miskin," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Respons ekonom terkait ambisi Prabowo Subianto yang ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 8 persen per tahun.
Baca SelengkapnyaMacetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaRAPBN tahun 2024 merupakan tahun terakhir dari penerjemahan visi misi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.
Baca SelengkapnyaSalah satu syarat agar Indonesia menjadi negara berpenghasilan tinggi yaitu pertumbuhan ekonomi nasional di kisaran 6-7 persen.
Baca SelengkapnyaPrediksi Indef terkait masa depan IKN di era kepemimpinan Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaTarget 8 persen baru bisa terwujud selama Prabowo menjabat sebagai presiden 5 tahun.
Baca SelengkapnyaGibran mengaku akan membentuk lembaga khusus untuk penerimaan negara yang dikomandoi Presiden.
Baca SelengkapnyaUntuk mencapai target tersebut, Prabowo harus memperhatikan kapasitas fiskal yang dimiliki Indonesia pada saat masa transisi ke pemerintahan baru.
Baca SelengkapnyaBahlil menargetkan realisasi investasi 2025 sebesar Rp800 triliun saja jika hanya dibekali anggaran pada kisaran Rp600 miliar.
Baca SelengkapnyaKalau target pertumbuhan ekonomi dipaksakan sampai 7 persen yang terjadi bukan pertumbuhan yang sehat.
Baca SelengkapnyaDebat Cawapres: Mahfud Tanya Soal Tak Berani Target Ekonomi 7 Persen, Cak Imin "Ujungnya Bukan Sehat Tapi Semu dan Keropos
Baca Selengkapnya