Politisi PAN soal pertumbuhan konsumsi: Masih lebih baik di zaman SBY
Merdeka.com - Ekonom sekaligus Politisi Partai Amanat Nasional (PAN), Drajat Wibowo menyebut bahwa pelemahan daya beli masyarakat masih terus terjadi di 2018. Ini tercermin dari sumbangsih daya beli masyarakat terhadap perekonomian triwulan-I 2018 hanya sebesar 4,95 persen.
"Pelemahan daya beli masih terus terjadi. Ini tidak bisa dipungkiri. Kenapa karena kita di triwulan I tahun ini masih ada di angka 4,95 persen. Seperti kembali ke masa lalu, kita pernah di angka ini pada tahun 2015 sebesar 4,96 bahkan," ujarnya di The Kemuning, Jakarta, Kamis (10/5).
Drajat menjelaskan, sumbangsih daya beli pada pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen hanya pernah terjadi satu kali pada pemerintahan Jokowi-JK yaitu pada tahun 2016, di mana pertumbuhan konsumsi sebesar 5,01 secara tahunan. Kemudian merosot kembali di 2017 menjadi 4,95 persen.
-
Kapan pertumbuhan ekonomi RI di atas 5 persen? “Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Apa tren terbaru di kabinet Jokowi? Presiden Joko Widodo kembali melakukan reshuffle menteri dan wakil menteri hari ini Senin (17/7).
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
"Pemerintahan ini hanya mencatat sekali pertumbuhan konsumsi di atas 5 persen yaitu 5,01 persen di 2016. Kalau dilihat kembali, masih lebih baik di zaman nya pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) bisa di atas 5 persen rata-rata," jelasnya.
Padahal, Menurut Drajat, pertumbuhan konsumsi merupakan faktor terbesar dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. "Konsumsi itu faktor terbesar. Kalau dia lesu, ekonomi kita stagnan. Ini yang bikin pertumbuhan ekonomi triwulan-I juga hanya 5,06 persen," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang stabil tersebut juga diiringi dengan penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015–2024.
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaKetua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak beranjak dari angka 5 persenan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 hanya 5,05 persen, lebih rendah dari capaian kuartal I-2024 di angka 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia masih bisa tumbuh 5,11 persen di tengah pelemahan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaSaat debat Anies membandingkan kenaikan gaji TNI/Polri lebih banyak di era SBY dibanding Jokowi, Simak Penelusurannya
Baca SelengkapnyaMenurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.
Baca SelengkapnyaMenurut survei ini, mayoritas warga cukup puas atas kinerja Jokowi sebagai Presiden sebesar 76.2%.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca Selengkapnya