Politisi PDIP: Kasus catut nama bisa bikin saham Freeport anjlok
Merdeka.com - Politikus PDIP Effendi Simbolon meminta Komisi I DPR RI memanggil Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsuddin terkait kasus pencatutan nama Presiden Joko Widodo oleh Ketua DPR Setya Novanto. Pemanggilan ini untuk meminta penjelasan mantan Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) tersebut soal rekaman percakapannya dengan Setya Novanto.
"Saya berharap Komisi 1 memanggil Maroef (Sjamsoedin), Senin ini misalnya, langsung tanya saja. Selaku mantan Wakil Kepala BIN," ujar Efendi dalam sebuah diskusi di Kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (22/11).
Effendi menyebutkan, DPR hanya perlu mengajukan dua pertanyaan kepada Maroef yaitu soal jaringan BIN dan latar belakang adanya rekaman tersebut.
-
Bagaimana Jokowi mendorong Freeport bangun smelter? Jokowi lantas mencari cara karena sulit mendorong PT Freeport untuk membangun industri smelter. Kemudian, Jokowi meminta BUMN membeli saham mayoritas bagi PT Freeport.'Sehingga kita sekarang memiliki saham mayoritas 51 persen. Setelah kita mayoritas, baru saya perintah BUMN-nya agar industri smelternya segera dibangun,' pungkas Jokowi.
-
Kenapa Jokowi paksa Freeport bangun smelter? Untuk itu, Jokowi memaksa PT Freeport membangun industri smelter tembaga di Gresik. 'Bayangkan 55 tahun, dan kita tidak tahu apakah yang diekspor itu hanya tembaga atau ada emasnya. Oleh sebab itu, 9 tahun yang lalu saya paksa untuk mereka mau membangun yang namanya industri smelter,' tuturnya.
-
Mengapa DPR mencecar bos PT Timah? Anggota DPR Amin Ak sampai keras mencecar Bos PT Timah terkait kasus korupsi rugikan negara Rp271 triliun melibatkan banyak pengusaha.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi terkait penguntitan Jampidsus? 'Sudah saya panggil tadi,' kata Presiden Jokowi saat diwawancarai di Istora Senayan, Jakarta, Jumat (27/5).
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
"Dua pertanyaan itu saja. Ada yang mengatakan 'Oh ini atas suruhan dari Moffet (James R Moffet)', wah lebih parah lagi, kalau itu yang terjadi kita tuntut," kata Effendi.
Effendi yakin tuntutan tersebut membuat saham perusahaan asal Amerika Serikat anjlok di bursa saham internasional.
"Malah mungkin bisa dinyatakan suspend dia karena dia melakukan sudah tindakan yang kriminal. Apalagi hal-hal yang menyangkut negara," tegas dia.
Terlepas dari itu, Effendi menilai saat ini merupakan momentum yang tepat untuk pemerintah menguasai 51 persen saham PTFI. Sayangnya, lanjut dia, pemerintah selalu berdalih tidak punya dana untuk membeli saham PTFI.
"Kita menjadi pengendali bisa bilang bikin smelter di Papua bukan di Gresik, bisa menekan transfer pricing. Kalau memang kita ingin aman kembali saja, ini ranah pemerintah tinggal konsepnya kita persyaratkan ini, divestasi 51 persen tidak melalui bursa saham, bangun smelter," tutup Effendi. (mdk/sau)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketut Sumedana, menyampaikan bahwa penyidikan kasus timah terus berlanjut
Baca SelengkapnyaKejaksaan Agung sudah melayangkan surat panggilan kedua pada Kamis kemarin.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi VII, Muhammad Nasir blak-blakan aksi mafia migas di Inhil.
Baca SelengkapnyaIni merupakan pemeriksaan kedua Lutfi dalam kasus mafia minyak goreng.
Baca SelengkapnyaDani disentil karena tak memberi penjelasan kasus yang menjerat sejumlah direksi PT Timah
Baca SelengkapnyaJaksa Agung ST Burhanuddin memecat Raimel Jesaja selaku Direktur Ekonomi dan Keuangan Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen (Jamintel).
Baca SelengkapnyaHarus dipastikan apakah ada permainan dari Istana atas pemanggilan Airlangga.
Baca SelengkapnyaDalam rapat, Dirut PT Timah, Ahmad Dani Virsal, menjadi bulan-bulan anggota DPR.
Baca SelengkapnyaKejagung beralasan pemanggilan ini untuk mengetahui perizinan hingga pelaksanaan ekspor tersebut.
Baca SelengkapnyaAnggota DPR dari fraksi PDIP Mufti Anam menyentil Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo
Baca SelengkapnyaKejagung dikabarkan memanggil Airlangga Hartarto diperiksa sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi pemberian fasilitas ekspor CPO.
Baca SelengkapnyaMeskipun nama Mukti tidak ada dalam berkas perkara tersebut, masih ada peluang untuk menghadirkan Jendral bintang satu itu ke muka persidangan.
Baca Selengkapnya