Potensi Energi PLTA Kaltara dan Papua Mampu Penuhi Kebutuhan Kawasan Industri
Merdeka.com - Pemerintah saat ini tengah memaksimalkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) sebagai upaya mengurangi emisi karbon dalam rangka mitigasi dampak perubahan iklim. Di Sungai Kayan Kalimantan Utara, pemerintah membangun PLTA dengan total kapasitas pembangkit sebesar 9.000 MW.
"Kita punya kesempatan buat PLTA dengan rencana kapasitas 9.000 megawatt di Sungai Kayan, Kalimantan Utara," kata Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal, Kementerian Investasi, Nurul Ikhwan dalam acara Indonesia Solar Summit 2022, Jakarta, Selasa (19/4).
PLTA tersebut akan mengalirkan energi bersih untuk Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIPI Tanah). Adapun investasi komitmen pembangunan PLTA tersebut sebanyak USD 130 miliar.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Apa yang dilakukan Pemprov Kaltim untuk mendukung kebijakan energi terbarukan? Dia kemudian meminta Perusda dapat mengoptimalkan peran, serta melakukan langkah-langkah nyata mendukung kebijakan pemerintah pusat.
-
Apa tujuan pembangunan PLTA Ketenger? Dikutip dari Wikipedia, PLTA Ketenger dibangun untuk memenuhi kebutuhan energi listrik bagi rumah-rumah di Kota Purwokerto, Kabupaten Purbalingga, hingga Kebumen.
-
Apa yang dilakukan PLTA Kracak? Ada banyak peninggalan Belanda di wilayah Bogor, Jawa Barat, yang dulu berpengaruh. Selain Kebun Raya yang sempat menjadi pusat penelitian botanikal, PLTA Kracak juga salah satunya. Unit pembangkit listrik tenaga air yang kini dikelola oleh PT Indonesia Power, sub holding PT PLN Persero ini terletak di Kampung Cimande Hilir, Desa Parakansalak, Kecamatan Leuwiliang.
-
Bagaimana cara PLTA Ketenger menghasilkan listrik? Air yang sudah tertampung di kolam selanjutnya dialirkan untuk menggerakkan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.
-
Apa target Pertamina dalam pengembangan energi panas bumi? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
"Ini buat kawasan industri KIPI Tanah Kuning yang investasinya USD 130 miliar," kata dia.
Selain di sungai Kayan, PLTA juga akan dibangun di Sungai Mamberamo, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Potensi energi yang dihasilkannya mencapai 24.000 MW. Nurul menyebut, energi yang dihasilkan cukup untuk memenuhi industrialisasi di Papua.
"Potensi energinya mencapai 24 ribu megawatt yang dapat menopang industrialisasi di Papua," ungkap Nurul.
Dia melanjutkan rencana pembangunan PLTA tersebut sangat menarik perhatian global. Penggunaan energi bersih saat ini memang menjadi perhatian dunia. Tak kurang dari 163 perusahaan dari 23 negara mengamati perkembangan penggunaan energi bersih. Bahkan di Eropa, ada aturan pajak tambahan bagi produk yang diolah namun mengabaikan lingkungan.
"Eropa punya kebijakan penambahan pajak buat produk yang menyumbang karbon di langit," kata dia.
Dia menambahkan, penggunaan sumber energi bersih akan menentukan masa depan investasi di Indonesia. Sebab di masa mendatang dunia hanya akan menerima produk-produk yang dihasilkan dengan dukungan listrik yang bersih.
"Artinya, investor hanya akan berinvestasi di negara yang menyediakan energi yang bersih," kata dia.
Buka Peluang Negara Produksi Listrik Sambil Jual Beli Karbon
Dalam rangka mencapai target penggunaan energi bersih 29 persen pada tahun 2030, pemerintah mendorong akselerasi transisi penggunaan energi baru terbarukan (EBT). Pemanfaatan EBT ini bisa dilakukan dengan mengembangkan pembangkit listrik EBT yang saat ini baru terpasang 15 persen dari target yang telah ditetapkan pemerintah.
"Pembangkit EBT yang ada saat ini baru 11,56 ribu gigawatt dari atau 15 persen dari kapasitas yang terpasang," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto dalam acara Indonesia Solar Summit 2022, Jakarta, Selasa (19/4).
Saat ini kata Airlangga, sumber EBT terbesar dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang potensinya hingga 92 ribu giga watt. Namun jumlahnya saat ini pun belum maksimal. Untuk itu dia meminta agar pengembangan PLTS ini dikembangkan lebih agresif.
"Saya minta semua pemangku kepentingan akselerasi pembangunan PLTS atap, PLTS terapung dan PLTS di bekas lahan tambang," kata Airlangga.
Realisasi percepatan penggunaan PLTS ini harus didukung juga oleh pelaku usaha, pemerintah daerah hingga lembaga pembiayaan. Sebab, bila ditelaah lebih dalam penggunaan PLTS ini bisa dimanfaatkan juga menuju program net zero emission pada tahun 2060.
"PLTS ini juga bisa menurunkan emisi karbon dan menggerakan skema pajak karbon sekaligus menciptakan lapangan kerja," katanya.
Sementera itu kontribusi pembangkit listrik tenaga air (PLTA) kontribusinya saat ini mencapai 180 ribu gigawatt. Untuk itu, peta jalan menuju karbon netral juga perlu dipersiapkan lagi. PLTA bisa mengambil peran di tingkat hulu dan pada tingkat hilir, keberadaan PLTS ini juga bisa menghasilkan perdagangan karbon.
"Jadi PLTA di tingkat hulu dan hilir PLTS. Ini selain menghasilkan listrik, bisa juga menghasilkan perdagangan karbon," katanya.
Sejauh ini kata Airlangga pemerintah terus berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon dengan melakukan transisi energi hijau. Saat ini produksi minyak jug sudah menurun dan sektor konstruksi mengalami peningkatan. Di sisi lain neraca perdagangan impor di sektor migas juga sudah mulai berkurang.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PLTA Kayan Cascade akan mendapatkan manfaat, terutama dalam menciptakan lapangan kerja setelah selesai.
Baca SelengkapnyaPLTA Kayan tahap pertama nantinya akan memiliki kapasitas hingga 900 MW.
Baca SelengkapnyaPLTA Kayan Cascade ini akan memanfaatkan area sepanjang aliran air Sungai Kayan, di Kecamatan Peso, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara.
Baca SelengkapnyaSaat ini pengerjaan masih berlangsung untuk bendungan pertama.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaProyek-proyek yang disiapkan PLN IP ini merupakan wujud komitmen korporasi dalam mengakselerasi transisi energi di Indonesia dengan melibatkan berbagai mitra.
Baca SelengkapnyaProyek ini sangat penting untuk Indonesia, terutama dalam kaitannya dengan transisi energi dari fosil ke energi hijau.
Baca SelengkapnyaAda 10 megawatt listrik dioperasikan mengaliri listrik di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.
Baca SelengkapnyaPembangkit berkapasitas 50 MW tersebut merupakan unit baru, yang akan memenuhi kebutuhan listrik di daerah Kawasan Industri Kabil dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaHal ini dilakukan dalam rangka hilirisasi hasil bumi.
Baca SelengkapnyaPLTA Jatigede merupakan proyek strategis nasional (PSN) yang mendukung bauran EBT, terutama dengan sumber daya air.
Baca SelengkapnyaTerbentang di area seluas 200 hektare dengan lebih dari 340 ribu solar panel, PLTS terapung ini mampu memproduksi 245 juta kWh energi bersih per tahun.
Baca Selengkapnya