Potensi hasil laut senilai Rp 360 triliun raib
Merdeka.com - Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) menilai, sejak Presiden SBY mengeluarkan Instruksi Presiden No.15 Tahun 2011 tentang Perlindungan Nelayan, armada perikanan nasional justru bertumpuk di perairan kepulauan.
Sementara kapal-kapal dengan bobot 50, 100, atau bahkan lebih besar dari 200 GT mengalami pertumbuhan negatif. Ketua Dewan Pembina KNTI Riza Damanik menilai, Presiden SBY telah menyia-nyiakan peluang dua periode pemerintahannya untuk mengelola kekayaan sumber daya perikanan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI).
Padahal potensi kelautan di ZEEI sangat besar. "Diperkirakan lebih dari 2,1 juta ton ikan bernilai ekonomi tinggi berada di kawasan ini," kata Riza, Kamis (24/4).
-
Kenapa ikan ini sangat langka? Penampakan dan spesimen ikan footballfish atau Himantoliphus sagamius, diketahui sangat jarang terjadi.
-
Kenapa tangkapan ikan nelayan Pantura menurun? Penurunan tangkapan ikan, tekanan tengkulak, dan penguasaan komoditas untuk kegiatan ekonomi membuat masyarakat nelayan Jawa masa kolonial praktis tidak dapat berkembang menjadi masyarakat yang lebih makmur.
-
Kenapa pasukan Bhayangkara sangat sedikit? Untuk menjadi anggota pasukan ini tidaklah mudah. Calon anggota Bhayangkara harus menguasai berbagai ilmu dan tangkas dalam bela diri. Alasan ini yang membuat pasukan Bhayangkara sangatlah sedikit dan terbatas.
-
Kenapa nelayan Kebumen tenggelam? Saat itu korban bersama rekannya, Parwono (42), hendak berangkat dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pasir menuju ke tengah laut menggunakan “perahu katir“ untuk menangkap ikan. Namun dalam perjalanan perahu tersebut dihantam gelombang hingga terbalik. Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang.
-
Di mana nelayan Kebumen tenggelam? Sodiran tenggelam di laut dan akhirnya hilang. Sedangkan Parwono berhasil diselamatkan oleh nelayan lain yang berada di sekitar lokasi kejadian.
-
Kenapa para pelaut Indonesia membajak kapal De Zeven Provincien? Mereka yang membajak kapal ini sudah diperingatkan untuk bersandar, tetapi mereka tidak menggubris karena alasan hanya berunjuk rasa atas pemotongan gaji dan penangkapan teman-temannya.
Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan disebutkan bahwa kapal-kapal ikan yang seharusnya beroperasi di ZEEI mengalami penurunan jumlah. Kapal dengan bobot 50-100 GT turun dari 1.801 di 2011 menjadi 1.670 di 2013, bobot 100-200 GT turun dari 1.204 menjadi 1.180 di 2013, kapal dengan bobot lebih besar dari 200 GT turun dari 354 menjadi 340.
"Faktanya, hanya kurang dari 1 persen armada perikanan Indonesia yang beroperasi di ZEEI. Minimnya armada tidak saja menyebabkan hilangnya potensi ekonomi sekitar Rp 360 triliun, baik dari kegiatan penangkapan ikan di ZEEI maupun pengolahannya. Namun, juga berdampak langsung terhadap semakin padat dan kuatnya kompetisi antara armada perikanan rakyat dengan kapal-kapal besar di perairan kepulauan," ungkap Riza.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Usaha Perikanan Tangkap, kapal-kapal ikan dengan bobot lebih dari 30 GT, berukuran diatas 100 GT, dan kapal-kapal yang diperoleh melalui pengadaan luar negeri dan/atau buatan luar negeri diberikan daerah penangkapan ikan di ZEEI.
Guna menjawab besarnya tantangan menyejahterakan nelayan, mengimbangi lonjakan penduduk, dan tingginya konsumsi ikan rakyat Indonesia, maka di level produksi, kegiatan perikanan tangkap kedepan perlu mensinergikan 2 strategi sekaligus.
Strategi tersebut, kata Riza, dimulai dari merevitalisasi armada-armada perikanan rakyat, khususnya yang berukuran di bawah 30 GT. "Tujuannya, agar secara kualitas armada perikanan rakyat semakin layak. Namun secara kuantitas perairan kepulauan tidak justru semakin jenuh dan padat," kata Riza.
Selain itu, secara bertahap perlu melakukan restrukturisasi armada perikanan nasional agar dapat beroperasi di kawasan ZEEI. "Khususnya, kepada sekitar 1,000 kapal dengan bobot 40-100 GT yang selama ini beroperasi di perairan kepulauan Indonesia," tutup Riza.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sektor perikanan jadi sektor paling rendah terhadap realisasi investasi.
Baca SelengkapnyaSejak 1870 populasi ikan Pari Jawa berkurang. Hal ini menjadi bukti konkretnya.
Baca SelengkapnyaPelaku ilegal fishing itu bahkan mengakali perizinan dengan mengajukan izin ke pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaMenurut Putu, pengembangan dan inovasi produk diharapkan dapat mendorong hilirisasi rumput laut menjadi produk potensial tersebut.
Baca SelengkapnyaUdang Indonesia digugat atas dugaan subsidi, anti dumping.
Baca SelengkapnyaPung menyebut kerugian akibat pencurian ikan atau illegal fishing mencapai Rp3,2 triliun.
Baca SelengkapnyaIni menunjukkan Indonesia memiliki potensi kelautan yang kaya.
Baca SelengkapnyaHarga rumput laut belakangan anjlok sehingga dikeluhkan para petani di Kampung Sembilangan, Taruma Jaya, Kabupaten Bekasi.
Baca SelengkapnyaHasil tangkapan nelayan Dadap mengalami penurunan drastis akibat gencarnya pembangunan di pesisir utara Jakarta.
Baca SelengkapnyaEkspor ikan Indonesia ke Uni Eropa didominasi oleh komoditas tuna, tongkol, dan cakalang dengan kontribusi sebesar 30,3 persen.
Baca SelengkapnyaMenteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono berdalih target tersebut tidak tercapai karena banyaknya kendala.
Baca SelengkapnyaKebijakan berbasis data harus diterapkan untuk memastikan bahwa mitigasi abrasi dilakukan secara efektif dan berkelanjutan.
Baca Selengkapnya