Prediksi harga BBM dalam negeri yang naik Rp 1.000 di 2017
Merdeka.com - Di penghujung 2016 lalu, harga minyak dunia bergerak naik didorong keputusan OPEC untuk memangkas produksi di 2017. Pemangkasan produksi dilakukan untuk menyeimbangkan suplai dengan permintaan global yang melemah. Dengan keputusan ini, para produsen berharap harga minyak dunia bisa naik
Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro memprediksi, naiknya harga minyak dunia kemungkinan besar akan menyebabkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri naik pada Tahun 2017. Namun, dia tidak bisa memprediksi berapa besar kenaikan harga karena sangat tergantung pada keputusan Pertamina dan pemerintah.
"Kalau lihat harga minyak yang cenderung meningkat harga BBM akan naik. Kalau kemungkinan naik cukup stabil tapi kalau kisarannya tentu tergantung pemerintah dan Pertamina kira-kira efeknya seberapa," katanya saat dihubungi merdeka.com beberapa waktu lalu.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Bagaimana Pertamina jaga harga BBM tetap kompetitif? 'Termasuk kita juga lakukan efisiensi sehingga bisa menghemat biaya produksi, hasilnya BBM Pertamina tetap kompetitif,' tambah Fadjar.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Bagaimana cara Pertamina atur harga BBM? Pihak Pertamina menyatakan bahwa perubahan harga ini penting untuk mengikuti kebijakan pemerintah dan untuk memastikan keberlanjutan pasokan energi.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sudah menetapkan tidak menaikkan harga BBM tertentu yaitu Premium, Solar dan Minyak tanah untuk periode Januari hingga Maret 2017. Menurut Menteri ESDM Ignasius Jonan, keputusan ini merupakan upaya pemerintah menjaga daya beli masyarakat, terutama Solar yang memiliki dampak inflasi.
"Kita kan lihat untuk Januari, Februari lihat perkembangan. Tapi kira kira dalam 3 bulan ini, kita evaluasi ketetapannya tidak dinaikan terlebih dahulu, dan ini sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo agar daya beli masyarakat tidak menurun," jelas Jonan di Jakarta.
Komaidi memandang, tidak masalah Jonan telah menetapkan harga untuk tiga bulan ke depan. Namun, akan ada evaluasi per tiga bulan sekali untuk mengkaji apakan harga BBM akan naik atau tidak. Terlebih jika melihat harga minyak dunia yang terus naik di akhir tahun.
"Iya betul, evaluasi kan per 3 bulan jadi nanti setelah Maret akan disesuaikan itu tergantung beberapa faktor misal APBN berapa, daya beli masyarakatnya seperti apa," katanya
"Menurut saya faktor yang membuat harga BBM naik tentu harga minyak, kemudian nilai tukar Rupiah sebagian besar kan kita impor kalau nilai Rupiah-nya tertekan kemungkinan naiknya besar karena kita belinya mahal," sambungnya.
Jika dilihat dari harga minyak dunia yang di kisaran USD 60 per barel, dia memprediksi kenaikan BBM bisa di kisaran Rp 500 - Rp 1.000 per liter. Tapi hal tersebut sepenuhnya ada di tangan pemerintah mau membebani atau tidaknya harga BBM.
"Harga BBM bisa naik Rp 500-1000 per liter. Kisaran itu pemerintah bisa membebankan per bulannya naik atau tidak, tergantung pemerintah naik seperti apa. Pertamina kemudian pertimbangan sosial masyarakat termasuk daya beli itu saya kira-kira toleransinya di batas berapa dan itung-itungannya itu biasanya dilakukan oleh multi sektor salah satunya teman-teman dari Kemenkeu dan Bappenas dampaknya seperti apa dan besarannya seperti apa," jelasnya.
Potensi naiknya harga BBM di tahun depan juga disebabkan karena Presiden Joko Widodo telah mencabut subsidi untuk BBM. Hal ini ditakuti oleh Komaidi jika melihat harga minyak dunia yang terus naik berpotensi harga BBM akan naik juga, dan nantinya masyarakat kecil yang bakal terkena imbasnya.
"Iya takutnya kan karena harga sehingga kalau tidak ada subsidi pun masyarakat masih bisa membeli. Kalau harga tinggi kemungkinan subsidi ada lagi. Tapi tergantung harga minyak kalau harga minyak tinggi lagi. Kalau BBM di atas Rp 10.000 kemungkinan masyarakat juga akan keberatan untuk kondisi saat ini," ujarnya.
Lanjut Komaidi, dihapusnya subsidi juga berpotensi memperbanyak orang miskin di Indonesia. Untuk itu perlu solusi yang tepat dari pemerintah untuk mengatasi hal tersebut. Menurutnya, subsidi silang menjadi salah satu solusi dan bisa lebih tepat sasaran.
"Arahnya ke sana saya liat pemerintah berupaya subsidi silang. Subsidi tetap ada tapi mungkin tidak seperti harga yang sekarang harga mungkin di pasaran sama," jelasnya.
Pemerintah juga memprediksi harga BBM dalam negeri akan naik di 2017. Silakan klik selanjutnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Usai Pemilu 2024, Arifin pun mempersilakan penjualan BBM non-subsidi kepada masing-masing badan usaha, mengikuti pergerakan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) sempat berjanji akan menghitung dan mempertimbangkan kemampuan fiskal negara terkait potensi kenaikan harga BBM.
Baca SelengkapnyaPertamina ungkap alasan tidak menaikkan harga BBM.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaPertamax Turbo alami kenaikan harga Rp1.050 dari sebelumnya Rp14.400 per liter menjadi Rp15.450 per liter.
Baca SelengkapnyaUsai pemilu, kemungkinan harga BBM bakal naik karena mengacu pada situasi yang ada saat ini.
Baca SelengkapnyaKebutuhan akan dolar cukup tinggi untuk impor dan sebagainya.
Baca SelengkapnyaSelain itu, konsumsi BBM hingga Mei 2024 juga masih terkendali. Bahkan, konsumsi BBM mengalami tren penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMengutip Reuters, Brent berjangka untuk pengiriman November pada Jumat ini, berada di posisi USD 95,38 per barel.
Baca SelengkapnyaSejumlah badan usaha swasta penyedia BBM semisal Shell Indonesia dan BP AKR terus mendongkrak harga BBM miliknya selama beberapa bulan terakhir.
Baca SelengkapnyaAnak Buah Sri Mulyani tersebut meyakini kenaikan harga minyak mentah dunia bersifat sementara.
Baca SelengkapnyaUntuk jenis bensin Shell Super sebelumnya dijual Rp13.810 per liter, kini menjadi Rp14.520 per liter atau naik Rp710 per liter.
Baca Selengkapnya