Premium dan Solar masih jadi primadona masyarakat Indonesia
Merdeka.com - Kendati harga Pertamax dan Pertalite sudah mengalami penurunan, masyarakat nyatanya masih terpikat dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium dan Solar.
Hal ini diungkapkan oleh supervisor SPBU Veteran dengan kode 34.12301, Wiratno di Pesanggrahan, Jakarta Selatan.
Wiratno mengungkapkan, selain lebih murah, Premium dan Solar mayoritas masih digilai oleh transportasi umum yang sekarang sudah semakin menjamur di wilayah Jakarta.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Apa yang Pertamina beli? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dollar dengan tepatguna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
-
Kenapa subsidi energi penting? 'Subsidi ini selalu menjadi hal yang penting untuk negara kita ini, karena dengan subsidi maka pemerintah ini memang bisa hadir langsung untuk masyarakat dan membantu masyarakat menghadapi gejolak harga, ketersediaan pasokan, dan lain sebagainya,' tambah Isa dalam sambutannya pada acara tersebut.
-
Kenapa pemerintah mau kurangi subsidi BBM? 'Jadi yang teman-teman pantas membutuhkan subsidi ini kita tentunya akan jaga. Jadi masyarakat yang ekonominya rentan pasti akan terus berikan, kita tidak mau naikan harganya,' tegasnya di Jakarta, Senin (5/8).'Tapi mungkin ada teman-teman juga yang ke depannya sebenarnya harusnya sudah enggak butuh lagi subsidinya, itu bisa diarahkan untuk tidak menggunakan,' kata Rachmat.
"Primadonanya masih Premium dan Solar. Karena mungkin masyarakat kita entah daya belinya masih rendah atau cari yang murah ya tapi mereka cari yang pas buat kantong mereka. Apalagi kebutuhan sedang mahal juga," ujarnya.
Namun demikian, kesadaran masyarakat untuk mengurangi pembelian Premium dan Solar kian meningkat. Apalagi, beberapa sepeda motor yang menggunakan mesin berteknologi baru sudah menganjurkan penggunanya membeli Bahan Bakar Khusus (BBK).
"Walau Premium dan Solar masih penjualan terbanyak, tapi Pertamax series penggunanya juga meningkat. Itu kesadaran mereka sudah bertambah dengan ngisi Pertamax series. Kalau dulu kan ya mohon maaf kadang Alphard saja isi premium," kata dia.
Selain itu, lanjut Wiratno, harga BBK sekarang seperti Pertamax, sudah tidak sekejam dahulu. Semua golongan kini sudah bisa membeli Pertamax.
"Kalau sekarang kan harga BBK enggak terlalu kejam kayak dulu ya. Kisarannya saja pertamax cuma Rp 7.350. Kalau dua taun lalu kan di atas Rp 10.000," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina mengimbau agar masyarakat membeli BBM sesuai dengan kebutuhan dan peruntukkannya.
Baca SelengkapnyaPasar kendaraan listrik di Indonesia saat ini mengalami pertumbuhan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaSetidaknya ada 7 negara dengan pemberian subsidi bahan bakar fosil terbesar di tahun 2021, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaPersaingan motor listrik kian sengit setelah beberapa merek mengobral motor mereka dengan harga miring. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaPenjualan motor listrik di Indonesia memang terus meningkat dari tahun ke tahun.
Baca SelengkapnyaSepeda motor listrik dinilai masih sepi peminat. Untuk itu, pemerintah kini mengkaji persyaratan pemberian subsidi motor listrik. Simak selengkapnya!
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaPelaku industri mengaku kesulitan untuk memasarkan produk minuman kemasan rendah kalori.
Baca SelengkapnyaSalah satu tantangan utama adalah minat masyarakat yang masih rendah untuk membeli mobil listrik bekas
Baca SelengkapnyaAprindo melakukan kajian tren ini selama beberapa waktu terakhir.
Baca SelengkapnyaSeharusnya alokasi subsidi BBM ditujukan pada sektor konsumen, bukan untuk produknya.
Baca SelengkapnyaMerosotnya penjualan mobil di Indonesia punya banyak faktor mendasar, seperti karena penurunan daya beli dan ketertarikan pembeli.
Baca Selengkapnya