Presiden Jokowi: 75 persen penduduk Asia-Afrika masih miskin
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menghadiri rangkaian acara peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60. Acara kali ini adalah pertemuan kalangan dunia usaha dan pemerintah dalam agenda Asian African Business Summit.
Dalam sambutannya, Jokowi menyampaikan beberapa tantangan negara Asia dan Afrika yang harus dilalui ke depan. Salah satunya adalah masalah kemiskinan. Menurut Jokowi, 75 persen penduduk Asia dan Afrika masih tergolong miskin.
"Asia afrika memiliki tantangan, penduduk 75 persen masih sebagian besar miskin, inflasi juga masih besar. Inflasi di Afrika utara saja 9 persen dan rata-rata Afrika 6,3 persen, di Asia mencapai 4,6 persen. Selain itu perdagangan kerja sama juga belum oke," ucap Jokowi di JCC, Jakarta, Selasa (21/4).
-
Bagaimana Jokowi harap ekonomi Pohuwato berkembang? 'Semoga dengan adanya bandara ini ekonomi di Pohuwato bisa lebih berkembang lagi, muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,' ucap Jokowi.
-
Bagaimana Jokowi mendorong investasi di IKN? Jokowi juga menegaskan pentingnya dukungan investasi saat ini untuk mewujudkan visi pembangunan Ibu Kota Nusantara.'Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang,' tegasnya.
-
Mengapa Jokowi mendorong investasi di IKN? 'Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan,' ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6). Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di Indonesia? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
-
Apa yang Jokowi Apresiasi kepada Presiden JAPINDA? 'Saya mengapresiasi JAPINDA yang telah banyak membantu mempromosikan kerja sama ekonomi, mentoring perusahaan Jepang yang ingin memperluas bisnisnya di Indonesia,' ujar Jokowi di Jepang, Senin (18/12).
-
Kenapa Presiden Jokowi mengajak investor Tiongkok berinvestasi di Indonesia? Mengingat sejumlah indikator ekonomi di Indonesia menunjukkan capaian positif, antara lain pertumbuhan ekonomi yang konsisten di atas 5 persen, neraca dagang yang surplus 41 bulan berturut-turut, Purchasing Manager Index (PMI) berada di level ekspansi selama 25 bulan berturut-turut, dan bonus demografi.
Presiden Jokowi mengajak semua negara di Asia dan Afrika agar bisa bekerjasama, khususnya dalam perdagangan. Jokowi meminta negara tersebut bisa meminimalkan tarif perdagangan. Selain itu, perdagangan dengan skema non tarif diminta juga sejalan dengan sistem perdagangan internasional yang adil dan tertib.
"Saya mengajak negara negara Asia Afrika untuk mengembangkan sistem dan regulasi yang lebih ramah, juga saya mengajak untuk mempermudah dan mendorong sektor swasta dengan investasi. Indonesia juga akan menciptakan dan menyederhanakan proses perizinan, mendorong realokasi subsidi bahan bakar ke produktif serta peningkatan Sumber Daya Manusia," kata Jokowi.
Menurut Jokowi, potensi ekonomi dan perdagangan negara Asia Afrika masih sangat tinggi. Ini bisa dilihat dari pertumbuhan ekonomi negara negara ASia Afrika yang rata rata masih cukup bagus.
"Saya percaya konferensi ini sebagai semangat Bandung untuk kerja sama di kedua kawasan. Dari sini awal untuk memperkuat hubungan di kedua kawasan. Kawasan Asia Afrika memiliki potensi yang sangat besar, dengan pertumbuhan besar. Asia bisa tumbuh 4,9 persen dan Afrika 4,3 persen. Ini menunjukkan bahwa negara negara Asia Afrika semakin berperan dalam ekonomi dunia," tutupnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi mengungkapkan peluang besar yang membuat Indonesia menjadi Indonesia Emas
Baca SelengkapnyaBangsa yang merdeka ialah bangsa yang mampu mengentaskan masyarakatnya dari jurang kemiskinan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang stabil tersebut juga diiringi dengan penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015–2024.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut rasio penduduk Indonesia yang berpendidikan strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyoroti capaian pemerintah dalam memberantas stunting.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) mengakui ketersediaan infrastruktur kesehatan dan pendidikan di Indonesia masih lemah.
Baca SelengkapnyaPresiden pun mengaku prihatin bahwa Indonesia saat ini masih menjadi pengguna dari sektor perangkat teknologi dan informasi, belum bisa menjadi pemain pasar.
Baca SelengkapnyaASEAN merupakan salah satu kawasan strategis yang memilki modal kuat untuk menjadi pusat dari pertumbuhan dunia.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaNamun, menurut Jokowi, untuk menuju tiga negara yang memiliki kekuatan ekonomi di Asia, masih dihadapkan dengan berbagai tantangan.
Baca SelengkapnyaPembiayaan UMKM harus dipermudah, karena penyaluran kredit perbankan ke UMKM baru 21 persen dari total kredit yang ada.
Baca Selengkapnya