Presiden Jokowi akui ekonomi RI belum bisa lari cepat meski sehat
Merdeka.com - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) hari ini menghadiri acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa KEuangan yang digelar oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Ballroom The Ritz Carlton, Jakarta.
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan bahwa kondisi moneter Indonesia saat ini baik dan sehat. "Stabilitas moneter kita bagus, fiskal kita juga baik artinya pengelolaan APBN kita baik, defisit APBN bisa ditekan. Kemudian IHSG kita sangat membaik, surplus neraca perdagangan juga membaik," kata Presiden Jokowi, Kamis (18/1).
Presiden Jokowi juga membanggakan capaian lainnya seperti peringkat investasi (investment grade), peringkat kemudahan berusaha (EODB) dan peringkat utang yang semakin membaik di mata dunia. "Saya sering mengumpamakan jadi kita ini kalau orang kolesterolnya baik, asam urat tak ada, jantung baik, liver baik, ginjalnya baik," ujarnya.
-
Kenapa OJK melihat sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Kenapa OJK optimis terhadap sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 25 Oktober 2023 menilai sektor jasa keuangan nasional terjaga stabil didukung permodalan yang kuat, kondisi likuiditas yang memadai, dan profil risiko yang terjaga sehingga meningkatkan optimisme bahwa sektor jasa keuangan mampu memitigasi risiko meningkatnya ketidakpastian global baik dari higher for longer suku bunga global maupun peningkatan tensi geopolitik.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor keuangan? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana Jokowi mendorong investasi di IKN? Jokowi juga menegaskan pentingnya dukungan investasi saat ini untuk mewujudkan visi pembangunan Ibu Kota Nusantara.'Jadi kalau mau investasi, sekali lagi, sekarang,' tegasnya.
-
Bagaimana Jokowi harap ekonomi Pohuwato berkembang? 'Semoga dengan adanya bandara ini ekonomi di Pohuwato bisa lebih berkembang lagi, muncul titik-titik pertumbuhan ekonomi baru,' ucap Jokowi.
-
Mengapa Jokowi mendorong investasi di IKN? 'Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan,' ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6). Oleh sebab itu, Jokowi menekankan pentingnya percepatan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan bandara untuk mendukung aksesibilitas ke IKN.
Kendati demikian, Presiden Jokowi menyayangkan ekonomi Indonesia belum bisa berlari kencang. Sebab, menurutnya, masih banyak masalah yang perlu dibenahi agar Indonesia bisa menjadi negara maju. "Tapi kenapa ini tak bisa lari cepat?," ujarnya.
Presiden Jokowi percaya dengan kondisi keuangan yang baik tersebut bisa dijadikan modal untuk merasa optimistis. "Jangan sampai optimisme itu hilang gara-gara isu yang bertebaran di media sosial."
Maka dari itu, dirinya meminta pemangku kepentingan terkait untuk memanfaatkan momentum untuk menggenjot perekonomian Indonesia. "Coba kita lihat harga komoditas naik semuanya, batu bara naik, sawit naik. Artinya kondisi ekonomi Indonesia dinilai sehat. Lembaga-lembaga dunia tersebut melihat dan yakin dengan masa depan ekonomi Indonesia.
"Sekarang tinggal kita mau bagaimana? Apakah dengan ekonomi yang sehat seperti ini apakah kita mau berjalan santai atau ingin cepat ke depannya?" tandasnya.
Potret industri jasa keuangan terkini
Sementara, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, mengatakan saat ini merupakan momentum yang tepat untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah kondisi makroekonomi dan sektor jasa keuangan yang kondusif.
"Kami yakin sektor jasa keuangan mampu mendukung pencapaian target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen. Hal ini didukung oleh solidnya indikator sektor jasa keuangan baik dari sisi pemodalan dan likuiditas, maupun tingkat risiko yang terkendali," ungkapnya.
Kondisi sektor jasa keuangan yang kondusif menurut dia terlihat dari sisi permodalan lembaga jasa keuangan yang terpantau kuat hingga Desember 2017.
"Seperti CAR perbankan sebesar 23,36 persen. Risk-Based Capital (RBC) industri asuransi umum dan asuransi jiwa juga berada di level tinggi, yaitu 310 persen dan 492 persen. Gearing ratio perusahaan pembiayaan tercatat sebesar 2,97 kali, jauh di bawah threshold sebesar 10 kali," katanya.
Kuatnya permodalan perbankan ini juga diikuti dengan likuiditas yang memadai. Pada Desember 2017, rasio Alat Likuid per Non-Core Deposit (AL/NCD) perbankan tercatat sebesar 90,48 persen, di atas threshold sebesar 50 persen. Sementara, excess reserve perbankan tercatat di kisaran Rp 626 triliun.
Kondisi ini didukung tingkat risiko kredit yang terkendali dengan rasio NPL (Non Performing Loan/Kredit bermasalah) sebesar 2,59 persen gross (1,11 persen nett), dengan tren yang menurun. Rasio Non-Performing Financing (NPF) perusahaan pembiayaan juga mengalami penurunan menjadi 2,96 persen.
"Intermediasi lembaga jasa keuangan juga mengalami pertumbuhan sejalan kinerja perekonomian domestik. Kredit perbankan sampai Desember 2017 tercatat sebesar Rp 4.782 triliun atau tumbuh sebesar 8,35 (yoy)," jelas Wimboh.
"Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan tercatat sebesar Rp 5.289 triliun atau tumbuh 9,35 persen (yoy)," sambungnya.
Lebih jauh Mantan Komisaris Utama Bank Mandiri ini mengatakan pertumbuhan intermediasi perbankan juga diikuti dengan tren penurunan suku bunga. Sepanjang 2017, suku bunga deposito turun sebesar 65 bps, dan suku bunga kredit turun sebesar 77 bps.
Selain itu, piutang pembiayaan yang disalurkan perusahaan pembiayaan sebesar Rp 415 triliun atau tumbuh 7,05 persen (yoy). Sementara pendapatan premi industri asuransi jiwa dan perusahaan asuransi umum masing-masing sebesar Rp 167 triliun dan Rp 70 triliun, atau tumbuh masing-masing sebesar 35,10 persen dan 6,52 persen.
Oleh karena itulah dia mengatakan, kuatnya tingkat permodalan, ketersediaan likuiditas yang memadai, serta terkendalinya tingkat risiko memberikan landasan yang kuat bagi sektor jasa keuangan untuk lebih proaktif dalam menyediakan sumber pendanaan untuk mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian domestik.
"Berdasarkan capaian tersebut dan dengan target pertumbuhan ekonomi 5,4 persen yang ditetapkan Pemerintah di tahun 2018. OJK memperkirakan kredit dan Dana Pihak Ketiga perbankan berpotensi untuk tumbuh di kisaran 10 persen sampai 12 persen," kata dia.
Optimisme untuk memacu pertumbuhan turut diperlihatkan pula oleh pelaku industri jasa keuangan, sebagaimana tercermin dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2018, yang menargetkan ekspansi kredit dan Dana Pihak Ketiga masing-masing sebesar 12,23 persen dan 11,16 persen.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.
Baca SelengkapnyaDalam menghadapi ketidakpastian global, Jokowi menekankan pentingnya menjaga stabilitas ekonomi Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi mengimbau untuk tetap berhati-hati terhadap ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaDia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaPara pelaku usaha mengeluh ke Jokowi soal makin keringnya perputaran uang.
Baca SelengkapnyaPenanganan angka kemiskian di era Jokowi diklaim lebih baik dibandingkan negara lain.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga menghadapi berbagai tantangan seperti, kekeringan panjang dan dunia yang penuh ketidakpastiaan.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang stabil tersebut juga diiringi dengan penambahan tenaga kerja baru sebanyak 21,3 juta pada periode 2015–2024.
Baca SelengkapnyaHal yang perlu menjadi perhatian adalah terjaganya tingkat pertumbuhan kredit dan DPK di level yang hampir sama.
Baca SelengkapnyaBNI Investor Daily Summit 2023 diresmikan secara langsung dengan pemukulan gong oleh Presiden Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaPerekonomian Indonesia masih bisa tumbuh 5,11 persen di tengah pelemahan ekonomi global.
Baca SelengkapnyaOtoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat kinerja sektor jasa keuangan di Indonesia terbilang stabil.
Baca Selengkapnya