Presiden Jokowi: Kerja Sama dan Perdagangan Global Harus Segera Kita Aktifkan
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kondisi pandemi Virus Corona telah mampu dikendalikan dengan baik. Oleh karena itu, kerja sama dan perdagangan global harus segera diaktifkan.
"Alhamdulillah kondisi pandemi Covid-19 bisa kita kendalikan dengan baik. Oleh sebab itu kerja sama dan perdagangan global harus segera kita aktifkan," katanya dalam pembukaan TEI 2021, Jakarta, Kamis (21/10).
Presiden Jokowi mengatakan, Indonesia membuka seluas-luasnya kerja sama internasional. Namun, kerja sama perdagangan harus berimbang dan saling menguntungkan.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Apa yang Jokowi Apresiasi kepada Presiden JAPINDA? 'Saya mengapresiasi JAPINDA yang telah banyak membantu mempromosikan kerja sama ekonomi, mentoring perusahaan Jepang yang ingin memperluas bisnisnya di Indonesia,' ujar Jokowi di Jepang, Senin (18/12).
-
Kenapa Presiden Jokowi mengutamakan produk dalam negeri? Menurut Hendi, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan agar belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda mengutamakan Produk Dalam Negeri yakni sebesar 95 persen. Selain itu belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda sebanyak 40 persen wajib untuk mengutamakan UMKK.
-
Bagaimana cara Jokowi memastikan kesiapan IKN? Presiden Jokowi menyampaikan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono juga diagendakan pindah kantor pada waktu serupa, yakni berkisar Juni hinga Juli.'Pak Basuki Juni, Juli,' kata Presiden Jokowi di kawasan IKN, Kalimantan Timur, Kamis (29/2).
-
Siapa yang mengapresiasi kebijakan Jokowi? Kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di bidang pangan dan pertanian mendapatkan apresiasi dari Dekan Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, Mangku Purnomo.
-
Bagaimana Jokowi menjaga pasokan pangan jangka pendek? Kalau fokusnya menjaga inflasi di sisi konsumen, maka impor adalah solusinya.
Indonesia juga membuka masuknya nvestasi yang berkualitas. "Yang membuka banyak kesempatan kerja serta transfer teknologi dan peningkatan kapasitas SDM secara berkelanjutan," jelas Presiden Jokowi.
Untuk itu, gelaran TEI 2021 merupakan salah satu solusi sebagai penghubung bagi pelaku usaha. Khususnya para eksportir dan buyers untuk menjalin kerja sama bisnis dan sebagai pengungkit ekonomi pelaku usaha dan industri.
TEI ke-36 Dibuka
Kementerian Perdagangan bertekad menghidupkan kembali perdagangan global yang sempat mengalami kelesuan melalui ajang Trade Expo Indonesia ke-36 Digital Edition (TEI-DE). Gelaran TEI-DE kali ini mengusung tema Reviving Global Trade.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi membuka secara langsung gelaran TEI-DE ini. TEI-DE 2021 akan memberikan kemudahan dan kenyamanan lebih banyak melalui konsep katalogdigital (electronic catalogue).
"Akan lebih leluasa bagi peserta maupun pengunjung untuk menampilkan dan mengekplorasi informasi berbagai produk unggulan Indonesia," kata Lutfi dalam pembukaan TEI-DE 2021, Jakarta, Kamis (21/10).
Tahun ini ada berbagai perubahan baru yang dilakukan oleh Kemendag. Pertama, platform TEI-DE lebih disempurnakan fiturnya. Situs web menjadi lebih mudah digunakan dengan bandwidth kecil sehingga akses menjadi lebih mudah dan cepat.
Forum dalam rangkaian kegiatan TEI juga diperbarui, yaitu menghadirkan Menteri Perdagangan dari negara sahabat, seperti Singapura dan Filipina, serta menghadirkan Halal Trade Forum.
"Selama pameran berlangsung, akan disediakan tautan daring antara TEI dengan Paviliun Indonesia di World Expo Dubai sebagai referensi silang ragam produk ekspor Indonesia," kata Lutfi.
Tautan tersebut akan membuka peluang lebih besar untuk meningkatkan perdagangan, pariwisata, dan investasi ke pasar internasional lainnya. "Keterkaitan tersebut diharapkan mampu meningkatkan nation branding Indonesia di luar negeri,” jelasnya.
Tahun ini, rangkaian kegiatan di TEI diawali Trade, Tourism & Investment (TTI) Forum yang diagendakan pada 21 Oktober 2021 dengan tema Reviving Global Trade Through Strengthening Regional Economic Partnership. Masih dalam rangkaian Forum TTI, Business Forum akan dilaksanakan pada 25 Oktober 4 November 2021 yang akan membahas isu-isu teknis seputar perdagangan dan sektor lainnya.
Forum TTI juga menyediakan fasilitas konsultasi individual dalam Business Counseling pada 25 Oktober–3 November 2021 terkait peluang dan permasalahan ekspor yang dihadapi oleh para pelaku bisnis, dalam rangka akses serta penetrasi ke pasar luar negeri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut, untuk menghadapi krisis global dibutuhkan kekompakan dan solidaritas antarnegara.
Baca SelengkapnyaIndonesia juga menghadapi berbagai tantangan seperti, kekeringan panjang dan dunia yang penuh ketidakpastiaan.
Baca SelengkapnyaSaat ini ada 19 negara sedang melakukan pembatasan atau restriksi perdagangan karena perang konvensional dan perang dagang.
Baca SelengkapnyaRespons Presiden Jokowi usai Iran melakukan serangan ke Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaJokowi menuturkan bahwa Indonesia berharap agar dunia menjadi sebuah keluarga besar yang saling membangun
Baca SelengkapnyaDia melihat masyarakat riang gembira berbondong-bondong ke TPS.
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan bahwa tantangan global yang sangat rumit saat ini harus dihadapi dengan kolaborasi dan kerja sama antarnegara.
Baca SelengkapnyaSelain itu Asean juga menjadi kawasan dengan kesempatan ekonomi terbaik mencapai 63 persen, di atas Tiongkok 12 persen, India 8 persen dalam survei.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, kedua negara perlu menciptakan pembaharuan untuk meningkatkan perdagangan.
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan, saat ini sudah saatnya suara dan juga kepentingan dari negara-negara berkembang harus didengarkan oleh dunia.
Baca SelengkapnyaJokowi menyinggung tentang over-produksi di China yang memicu kekhawatiran banyak negara terkait membanjirnya produk impor murah.
Baca SelengkapnyaKerja sama yang dibahas meliputi penguatan perdagangan, investasi, kerja sama kesehatan, kerja sama pembangunan IKN, hingga kerja sama riset serta teknologi.
Baca Selengkapnya