Presiden Jokowi Tegaskan Transisi Energi Pekerjaan Rumah Seluruh Negara Dunia
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, percepatan transisi energi baru dan terbarukan (EBT) bukan merupakan pekerjaan rumah Indonesia semata. Menurutnya, percepatan pemanfaatan energi yang lebih ramah lingkungan tersebut merupakan tanggung jawab internasional, termasuk seluruh negara anggota KTT G20.
"Transisi energi ini adalah pekerjaan rumah kita semua, tidak hanya bagi Indonesia. Namun, juga bagi seluruh negara G20 dan komunitas global," ujar Presiden Jokowi dalam paparannya yang dibacakan oleh Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam webinar Peluncuran Transisi Energi G20 di Jakarta, Kamis (10/2).
Presiden Jokowi melanjutkan, percepatan transisi energi baru dan terbarukan juga bukan merupakan tanggung jawab pemerintah antar negara semata. Melainkan juga sektor swasta internasional, mencakup lembaga keuangan di dalamnya.
-
Kenapa energi terbarukan penting untuk lingkungan? Sumber energi seperti batu bara dan minyak bumi menghasilkan banyak emisi yang merusak lingkungan, sedangkan energi terbarukan seperti tenaga surya, tenaga angin, dan biomassa hampir tidak menghasilkan emisi sama sekali.
-
Kenapa Jokowi resmikan Bursa Karbon Indonesia? 'Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,' kata Presiden Jokowi.
-
Apa yang Jokowi ajak untuk ditanggulangi? 'Selain itu kejahatan maritim juga harus kita tanggulangi seperti perompakan, penyelundupan manusia, narkotika, dan juga ilegal unregulated unreported IUU Fishing,'
-
Apa target Pertamina dalam transisi energi? 'Kita dapat meningkatkan program bioenergi, biodiesel, biogasoil, bahan bakar penerbangan berkelanjutan dengan Sustainable Aviation Fuel (SAF), dan juga penyeimbangan karbon seperti solusi berbasis alami dan CCUS (carbon capture, utilisation, and storage),' tambahnya.
-
Apa yang dilakukan Pemprov Kaltim untuk mendukung kebijakan energi terbarukan? Dia kemudian meminta Perusda dapat mengoptimalkan peran, serta melakukan langkah-langkah nyata mendukung kebijakan pemerintah pusat.
-
Kenapa Pertamina fokus pada transisi energi? 'Percepatan transisi energi di Indonesia bukan hanya upaya untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga untuk mewujudkan ketahanan energi,' ujar Nicke.
"Tidak hanya pemerintah namun juga bagi korporasi, lembaga keuangan, dan semua pemangku kepentingan," jelasnya.
Kepala negara ini menyampaikan, Indonesia sendiri telah menetapkan target emisi nol persen atau net zero emission pada 2060 atau lebih cepat. Target ini sebagaimana kesepakatan dalam KTT perubahan iklim (COP26) di Glasgow, Skotlandia.
Maka dari itu, Presiden Jokowi meminta dukungan internasional dalam mewujudkan target emisi nol persen itu. Antara lain dengan melakukan investasi di sejumlah proyek pengembangan energi ramah lingkungan di Indonesia.
"Pada COP 26 Glasgow kita telah mencapai kesepakatan untuk bersama-sama memacu pemakaian energi yang ramah lingkungan," tutupnya.
Pilar Transisi Energi Indonesia
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menyampaikan pilar transisi energi merupakan salah satu pilar utama yang akan dibahas dalam Presidensi G20 2022 di Indonesia, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Pada peluncuran G20 Indonesia Desember 2021, bapak Presiden Joko Widodo telah mengumumkan 3 isu atau pilar yang akan dibahas Indonesia pada Presidensi G20, yaitu kesehatan global, transformasi ekonomi digital,m dan transisi energi," kata Menteri Arifin.
Ketiga isu ini diharapkan dapat mewujudkan tema utama presidensi G20 Indonesia yaitu Recover together, Recover stronger atau pulih bersama dan pulih lebih kuat. Menurutnya, Presiden Jokowi telah mengarahkan agar pertemuan G20 dapat menghasilkan kesepakatan yang konkrit dan menghindari perdebatan yang tidak perlu.
Oleh karena itu, sebagai pengampu transisi energi, Kementerian ESDM mendapat kepercayaan sekaligus tanggung jawab yang besar untuk menyukseskan Presidensi G20 pada pilar transisi energi.
Pilar transisi energi akan mengangkat 3 isu prioritas, yaitu perihal akses, teknologi dan pendanaan. Dengan 3 prioritas tersebut forum transisi energi diharapkan memberikan hasil persidangan G20 lebih konkrit guna memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan serta transisi yang berkeadilan dalam konteks pemulihan yang berkelanjutan.
"Dengan urgensi 3 prioritas itu pula, pada pertemuan tingkat Menteri energi nanti di Bali pada awal September 2022, forum transisi energi diharapkan dapat mendapatkan kesepakatan global untuk mengakselerasi transisi energi," jelasnya.
Pilar transisi energi diharapkan menghimpun komitmen global lebih kuat, dalam rangka mencapai target global pada akses energi yang ditargetkan agenda tahun 2030, sebagai pembangunan berkelanjutan untuk meningkatkan pemanfaatan energi yang bersih dan mengintensifkan pendanaan transisi energi.
Hasil utama inilah yang diharapkan oleh Presidensi Indonesia sebagai tindak lanjut aksi-aksi Pasca COP26 atau Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-26 di Glasgow, Skotlandia, dan Presidensi G20 di Italia, dalam rangka mencapai karbon netral.
"Indonesia telah ditargetkan pada tahun 2060 akan mencapai karbon netral atau lebih cepat lagi dengan dukungan komunitas internasional. Oleh karena itu marilah kita semua bersama-sama mensukseskan Forum Transisi energi G20 2022," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi menyebut Indonesia telah berhasil menurunkan emisi sebesar 91,5 juta ton
Baca SelengkapnyaJokowi menegaskan perubahan iklim menjadi masalah pemerintah di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, pendanaan kepada negara berkembang seharusnya bersifat membangun.
Baca SelengkapnyaKomitmen ini, lanjut Jokowi, diwujudkan melalui pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaPresiden mengatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar di sektor energi hijau, yaitu sekitar lebih dari 3.600 gigawatt (GW).
Baca SelengkapnyaRumah bersama ini merupakan komitmen pemerintah untuk memperkuat kolaborasi antar kementerian/lembaga terkait untuk percepatan transisi EBT.
Baca SelengkapnyaMitigasi perubahan iklim melalui transisi energi tak akan bisa tercapai jika negara dunia didorong dalam konteks ekonomi.
Baca SelengkapnyaDi bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Indonesia berkomitmen penuh untuk menjalankan transisi energi selaras dengan upaya mitigasi perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaMenteri ESDM menyebut, perubahan iklim adalah tantangan bersifat kompleks yang tidak hanya bisa diselesaikan oleh pemerintah.
Baca SelengkapnyaIndonesia tengah menanti pencairan dana JETP senilai USD 20 miliar untuk mendorong program transisi energi.
Baca SelengkapnyaJokowi menjabarkan sejumlah upaya yang telah dilakukan Indonesia guna menurunkan emisi karbon
Baca SelengkapnyaDampak perubahan iklim global tidak hanya dirasakan oleh Indonesia, melainkan juga seluruh negara di dunia.
Baca Selengkapnya