Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pro Kontra Penggunaan Kompor Listrik

Pro Kontra Penggunaan Kompor Listrik Gas LPG 3 Kg Akan Diganti Kompor Listrik 1.000 Watt. ©2022 Merdeka.com/Iqbal Nugroho

Merdeka.com - Pemerintah berencana menurunkan impor gas LPG dengan program migrasi kompor gas ke kompor listrik. Peralihan penggunaan sumber energi ini diyakini akan menurunkan konsumsi LPG termasuk subsidinya.

Ekonom Political Economy and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan menilai cara ini memang sangat efektif menurunkan konsumsi gas elpiji. Apalagi pemerintah membagikan kompor listriknya secara cuma-cuma.

"Pasti akan mengurangi LPG karena ini sifatnya menggantikan kompos yang sudah ada. Ini pemaksaan yang memang untuk mengurangi itu," kata Anthony saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (20/9).

Dia menilai migrasi penggunaan kompor listrik tidak hanya untuk mengurangi impor LPG pemerintah. Melainkan juga mengatasi masalah lainnya, yakni kelebihan suplai listrik di PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

"Masalah impor LPG yang besar ini dikombinasikan solusinya dengan masalah PLN yang surplus listrik," kata Anthony.

Sehingga dia menilai program migrasi kompor listrik ini bukan kebijakan yang tepat. Sebab dari sisi pengguna dalam hal ini masyarakat juga belum siap sepenuhnya.

Mengingat daya listrik yang digunakan rumah tangga masih lebih besar di kelompok 1.300 VA ke bawah. Sehingga mereka perlu menambah daya agar bisa menggunakan kompor listrik. Tentunya ini pun tak lantas menyelesaikan masalah karena tagihan listriknya bisa bertambah seiring dengan penggunaan kompor listrik.

"Jadi ini kebijakan yang dipaksakan terutama bagi masyarakat kecil," kata dia.

Anthony menduga setelah kompor listrik dibagikan kepada masyarakat secara gratis, perlahan pemerintah akan melakukan penyesuaian harga LPG. Pelan-pelan subsidinya dicabut dan harga gas ini menjadi lebih mahal.

Pada akhirnya masyarakat kecil dihadapkan pada pilihan sulit. Kembali menggunakan kompor gas dengan harga LPG yang lebih mahal, atau menggunakan kompor listrik dengan konsekuensi konsumsi listrik yang bertambah.

"Jadi masyarakat jadi serba sulit. Pakai LPG lagi harganya mengikuti nilai keekonomian, pakai kompor listrik mereka tidak mampu bayar listriknya," pungkasnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Dorong Transisi Energi, DEN Usul Penggunaan Kompor Listrik Dimulai dari Orang Kaya
Dorong Transisi Energi, DEN Usul Penggunaan Kompor Listrik Dimulai dari Orang Kaya

Pemberian kompor induksi ini bertujuan untuk mengurangi impor gas LPG.

Baca Selengkapnya
Dapat Perintah dari Luhut, Konversi LPG ke Kompor Induksi Listrik Kembali Dilanjutkan Tahun Ini
Dapat Perintah dari Luhut, Konversi LPG ke Kompor Induksi Listrik Kembali Dilanjutkan Tahun Ini

Dapat Perintah dari Luhut, Konversi LPG ke Kompor Induksi Listrik Kembali Dilanjutkan Tahun Ini

Baca Selengkapnya
Menengok Sejarah Program Konversi Kompor Minyak Tanah ke Gas LPG di Era SBY-JK
Menengok Sejarah Program Konversi Kompor Minyak Tanah ke Gas LPG di Era SBY-JK

Tujuan utama konversi kompor minyak tanah menjadi kompor gas LPG untuk mengurangi subsidi. Sebab, biaya produksi minyak tanah setara dengan Avtur.

Baca Selengkapnya
Cadangan Gas Alam Melimpah, Tapi RI Masih Impor 5,5 Juta Ton LPG per Tahun
Cadangan Gas Alam Melimpah, Tapi RI Masih Impor 5,5 Juta Ton LPG per Tahun

Impor LPG Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Siapkan Subsidi Hulu Jargas Rumah Tangga Akibat Impor LPG Sudah Tembus 6 Juta Ton di 2024
Pemerintah Siapkan Subsidi Hulu Jargas Rumah Tangga Akibat Impor LPG Sudah Tembus 6 Juta Ton di 2024

Tingginya impor LPG membuat pemerintah berencana mensubsidi hulu jargas agar masyarakat mendapatkan harga gas lebih murah.

Baca Selengkapnya
Dewan Energi: Kompor Listrik harus Dimulai dari Orang Kaya!
Dewan Energi: Kompor Listrik harus Dimulai dari Orang Kaya!

Alasan Dewan Energi usulkan orang kaya wajib pakai kompor listrik.

Baca Selengkapnya
Indonesia Masih Punya Banyak PR Buat Setop Impor BBM dan LPG di 2030
Indonesia Masih Punya Banyak PR Buat Setop Impor BBM dan LPG di 2030

Pemerintah memutuskan untuk menyetop impor BBM dan LPG pada 2030 mendatang.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Sering Impor LPG, Indonesia Rugi Rp63,5 Triliun Per Tahun
Gara-Gara Sering Impor LPG, Indonesia Rugi Rp63,5 Triliun Per Tahun

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengungkapkan kerugian negara akibat impor gas lLPG yang terlalu banyak.

Baca Selengkapnya
Mana Lebih Hemat Motor Listrik atau Bensin, Begini Hitung-Hitungannya
Mana Lebih Hemat Motor Listrik atau Bensin, Begini Hitung-Hitungannya

Kementerian ESDM melakukan uji coba untuk membandingkan efisiensi motor berbahan bakar minyak atau listrik.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Janji Tarif Listrik Tetap Murah di Tengah Percepatan Transisi Energi Baru Terbarukan
Pemerintah Janji Tarif Listrik Tetap Murah di Tengah Percepatan Transisi Energi Baru Terbarukan

Percepatan transisi energi fosil ke EBT diperlukan untuk mewujudkan target emisi karbon netral atau net zero emission pada 2060 mendatang.

Baca Selengkapnya
Luhut Akhirnya Buka Suara Soal Rencana Kenaikan Pajak Sepeda Motor
Luhut Akhirnya Buka Suara Soal Rencana Kenaikan Pajak Sepeda Motor

Strategi pemerintah menekan polusi dengan menaikkan pajak, hingga menerapkan area ganjil genap, termasuk untuk kendaraan listrik.

Baca Selengkapnya
ESDM: Penggunaan Jargas Rumah Tangga Bisa Kurangi Beban Impor LPG
ESDM: Penggunaan Jargas Rumah Tangga Bisa Kurangi Beban Impor LPG

Kontribusi jumlah jargas sambungan rumah tersebut setara dengan penurunan subsidi LPG sebesar Rp1,7 triliun.

Baca Selengkapnya