Produk Dekorasi Rumah RI Berpotensi Jadi Pesaing Berat Polandia di Eropa
Merdeka.com - Kementerian Perdagangan dan Centre for Promotion of Imports from Developing Countries (CBI) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) untuk menunjang ekspor home decoration atau dekorasi rumah Indonesia ke Belanda. Ekspor produk home decoration di Indonesia ditargetkan naik kelas lewat program ini.
Salah satu hal penting dalam MoU ini yaitu menjunjung tinggi segi tanggung jawab sosial, seperti ramah lingkungan dan produksi bebas dari pekerja anak. Ini penting karena konsumen Eropa mulai memantau terhadap proses produk dibuat. Pihak CBI pun membantu UKM Indonesia menyelesaikan tantangan itu agar kualitas produk naik kelas.
"Produk kita sebenarnya bagus, cuma perusahaan kita di sini banyak kurang informasi mengenai permintaan market di sana seperti apa, karena kita cuma fokus ke produk, (padahal) ada sertifikasi dan sustainability," jelas Liena Mahalli, local sector expert CBI.
-
Bagaimana cara agar produk yang dihasilkan berkualitas? Penyedia jasa maklon biasanya memiliki akses ke teknologi terbaru dan bahan baku yang berkualitas tinggi, serta tim penelitian dan pengembangan (R&D) yang mampu menciptakan formula inovatif.
-
Apa manfaat produk lokal bagi budaya Indonesia? Meningkatnya kecintaan masyarakat terhadap produk lokal, tidak hanya sekadar mencerminkan perubahan pola konsumsi, tetapi juga menjadi bukti nyata, semakin kuatnya komitmen dalam melestarikan dan menghargai warisan budaya Indonesia.
-
Kenapa Kemenkumham mendukung penggunaan produk dalam negeri? Tujuannya adalah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional dan mendukung daya saing industri di tanah air.
-
Bagaimana Kemendag mendorong ekspor produk Tanah Air? 'Pemerintah pusat akan terus mendorong ekspor produk Tanah Air ke luar negeri seperti ini. Inikan hasil komunikasi kerja antara produsen dalam hal ini WKI dengan Pak Susanto Lee (Direktur Distributor Kara Marketing Malaysia) dengan atase kami Pak Deden di Malaysia, yang terus bekerja untuk mencarikan pasar di Malaysia, dan kami akan berniat merambah ke pasar Brunei, Vietnam, dan beberapa negara ASEAN lainnya,' ucap Didi Sumedi.
-
Mengapa penting fokus dengan produk yang dipasarkan? Kalau kamu memiliki ketertarikan dengan produk tertentu, seperti perangkat elektronik, maka harus secara fokus dan berkala memasarkan produk tersebut. Jangan lupa untuk mendalami pengetahuan tentang produk itu sehingga bisa memperkaya materi kontennya. Kamu juga bisa menjadikan akun tertentu sebagai panutan (role mode) sehingga memiliki inspirasi.
-
Kenapa Presiden Jokowi mengutamakan produk dalam negeri? Menurut Hendi, Presiden Jokowi sudah memberikan arahan agar belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda mengutamakan Produk Dalam Negeri yakni sebesar 95 persen. Selain itu belanja Kementerian, Lembaga dan Pemda sebanyak 40 persen wajib untuk mengutamakan UMKK.
Dia mengingatkan bahwa faktor tanggung jawab sosial dan sertifikasi sangat penting agar produk bisa naik kelas menuju premium. Jika tidak, maka produk home decor Indonesia malah akan terjebak di kelas menengah dan hanya bersaing dengan produk China dan Vietnam.
Sementara, bila naik kelas maka produk home decor Indonesia bisa bersaing dengan produsen lokal Eropa, seperti Polandia.
Wakil Dubes Belanda Ardi Stoios-Braken turut membenarkan bahwa permintaan konsumen Belanda sudah fokus ke dampak sosial produk, seperti terkait lingkungan. Belanda sendiri merupakan market share terbesar bagi Indonesia di Eropa untuk ekspor produk home decoration, yakni 22,5 persen.
Stoios-Braken juga merasa tersanjung karena MoU ini ditandatangani tak lama setelah kunjungan Perdana Menteri Mark Rutte ke Indonesia.
"Salah satu tujuan besar dalam kunjungan itu adalah mengonfirmasi kembali relasi kuat yang eksis antara kedua negara, dan juga ke depannya menekankan kolaborasi dagang, dan salah bentuknya adalah bekerja sama untuk mempromosikan barang dagang dari Indonesia menuju Belanda dan Eropa," jelasnya.
Incar Rp520 Miliar
Indonesia menindaklanjuti kerjasama dengan Centre for the Promotion of Imports from Developing Countries (CBI) asal Belanda untuk menggenjot ekspor produk usaha kecil dan menengah ke Belanda. Lewat proyek ini, total potensi ekspor produk dekorasi rumah yang bisa diraup dalam lima tahun ke depan adalah Rp520 miliar.
Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Dody Edward pun menandatangani MoU dengan Managing Director CBI Hans Obdeijin untuk menegaskan kerjasama tahun 2019-2024. Tujuannya juga untuk meningkatkan daya saing dan aspek tanggung jawab sosial dari pelaku UKM.
"Diharapkan UKM kita bisa naik kelas, karena nanti mereka dikenalkan bagaimana strategi masuk ke pasar Eropa, antara lain dilakukan melalui pelatihan, pendampingan dan mengikuti promosi dagang. Pelatihan tentunya bisa melihat tren pasar di sana dan sertifikasi yang harus dipenuhi, termasuk mereka juga diberi pengetahuan tentang e-commerce," ujar Dody di Gedung Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa (15/10).
Proyek dengan CBI ini berpotensi menambah kontribusi ekspor dekorasi rumah sebesar 2,5 juta euro atau Rp40 miliar. Secara total, ekspor dekorasi rumah bisa mencapai setengah triliun dalam lima tahun ke depan. "Sampai akhir proyek ada sekitar 32,5 juta euro atau setara dengan Rp520 miliar sampai nanti akhirnya," lanjut Dody.
MoU ini merupakan tindak lanjut dari Letter of Intent (LoI) yang telah ditandatangani di Den Haag pada 23 Juli 2019. Belanda memiliki market share terbesar bagi produk dekorasi rumah asal RI di Eropa, yakni 22,34 persen.
Belanda pun dipandang sebagai hub agar produk RI bisa beredar di negara Eropa lain seperti Jerman. Sejauh ini, CBI telah mendapat 11 UKM dekorasi rumah yang produknya diekspor ke Belanda.
Dody ingin jumlah partisipan terus bertambah dan tahun ini sudah ada 93 UKM yang nantinya akan melalui tahapan kurasi. Produk yang dipilih tak hanya yang murni kerajinan tangan, tetapi juga semi, dan termasuk furnitur kecil seperti stool (kursi pendek) namun skalanya tetap UKM.
"Pelaku ekspor kita khususnya dari sektor dekorasi rumah akan mendapat kesempatan untuk dibina secara langsung dari tenaga ahli CBI Belanda. Hal ini tentu sangat menguntungkan karena bisa mendapat informasi lengkap dan terkini dari perspektif pembeli," ujar Dody.
Reporter: Tommy Kurnia Romy
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi teringat masa lalu jika hadir di kegiatan permebelan.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi meminta pasar dalam negeri tidak di kuasai oleh produk mebel impor.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, produk mebel RI ada di peringkat 17. Sementara Vietnam ada di posisi 2 dan Malaysia 12.
Baca SelengkapnyaJokowi ingin RI tak mau kalah dan harus memperluas pasar produk lokalnya.
Baca SelengkapnyaGelaran Megabuild Indonesia ke-21 dan Keramika Indonesia ke-10 resmi dibuka.
Baca SelengkapnyaProduk dalam negeri memiliki kualitas yang bagus dibandingkan produk impor dari China.
Baca SelengkapnyaBanyak dari produk tersebut mengandalkan bahan baku impor.
Baca SelengkapnyaDengan adanya SNI, pupuk di Indonesia siap bersaing di pasar global.
Baca SelengkapnyaBanyak produsen furnitur Indonesia telah menanggapi tren ini dengan memperluas saluran penjualan online.
Baca SelengkapnyaDibutuhkan industri produksi yang terus berkembang maju dengan berbagai fasilitas canggih beserta sumber daya (SDM) lokal terampil.
Baca SelengkapnyaMendengar laporan itu, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, Edi Prio Pambudi mengaku terkejut.
Baca SelengkapnyaIndustri produk perawatan kulit dalam negeri akan terus berkembang.
Baca Selengkapnya