Produk Tembakau yang Dipanaskan Diharapkan Jadi Alternatif Kurangi Jumlah Perokok RI
Merdeka.com - Jumlah perokok di Indonesia tergolong sangat banyak. Menurut laporan Southest Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) yang bejudul The Tobacco Control Atlas, ASEAN Region menunjukkan bahwa Indonesia merupakan negara dengan jumlah perokok terbanyak di ASEAN, yakni mencapai 65,1 juta orang. Kemudian Filipina dengan jumlah terbanyak kedua, yakni sebanyak 16,5 juta.
Saat ini, produk tembakau yang dipanaskan (heated tobacco product) diharapkan bisa menjadi salah satu alternatif untuk membantu perokok dewasa berhenti merokok. Meski tetap memiliki risiko, namun diklaim lebih rendah apabila dibandingkan dengan rokok konvensional.
Peneliti Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP), Amaliya menjelaskan, cara kerja pada produk tembakau yang dipanaskan tidak melalui proses pembakaran. Batang tembakau asli yang merupakan bahan bakunya, dimasukkan ke dalam perangkat lalu dipanaskan. Karena prosesnya adalah pemanasan, maka yang dihasilkan adalah uap, bukan asap.
-
Apa dampak positif berhenti merokok pada kesehatan jantung? Dampak positif bagi kesehatan jantung setelah seseorang berhenti merokok termasuk:- Peningkatan fungsi paru-paru- Penurunan risiko serangan jantung dan stroke- Peningkatan laju penyembuhan setelah terjadi kondisi kardiovaskular.
-
Bagaimana cara berhenti merokok? 'Dan kita tahu cara melakukannya, dengan menaikkan pajak rokok dan meningkatkan dukungan penghentian,' lanjutnya.
-
Bagaimana cara mengatasi keinginan merokok? 'Perasaan atau pikiran saat ingin merokok dapat dialihkan dengan melakukan kegiatan lain yang positif seperti makan-makanan yang sehat, berolahraga, atau bahkan ngobrol bersama keluarga dan teman,' tambahnya.
-
Siapa yang bisa bantu berhenti merokok? Siapkan dukungan dengan mendiskusikan metode berhenti merokok bersama dokter Anda, seperti kelas berhenti merokok, konseling, atau obat-obatan yang membantu mengurangi keinginan merokok.
-
Kenapa vape dianggap lebih aman daripada rokok biasa? Banyak orang yang menganggap vape lebih aman daripada rokok tembakau karena tidak menghasilkan asap yang berisi tar dan karbon monoksida.
"Jika mengedepankan data, produk ini lebih rendah risiko dibandingkan rokok yang dibakar. Memang tidak 100 persen bebas risiko kesehatan, namun produk ini dapat menjadi alternatif bagi perokok dewasa yang masih ingin mendapatkan akses mengonsumsi nikotin melalui produk yang menyerupai rokok," katanya di Jakarta, Selasa (29/10).
Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Institut Federal Jerman untuk Penilaian Risiko (German Federal Institute for Risk Assessment) pada 2018 lalu. Hasil riset itu menyatakan produk tembakau yang dipanaskan memiliki tingkat toksisitas (tingkat merusak suatu sel) yang lebih rendah hingga 80-99 persen daripada rokok.
Hasil penelitian dari UK Committee on Toxicology (COT), bagian dari Food Standards Agency, juga menunjukkan kesimpulan yang positif bagi produk tembakau yang dipanaskan. COT menyimpulkan bahwa produk tersebut mengurangi bahan kimia berbahaya sebesar 50 hingga 90 persen dibandingkan dengan asap rokok.
Dengan fakta-fakta dari kajian ilmiah tersebut, menurut Amaliya, produk tembakau yang dipanaskan layak menjadi alternatif bagi para perokok dewasa yang ingin berhenti merokok secara bertahap.
"Publik masih menganggap produk ini sama berbahayanya dengan rokok, padahal sejumlah hasil kajian ilmiah menunjukkan yang sebaliknya. Nilai lebih dari produk ini karena juga sudah melalui uji ilmiah oleh U.S. Food and Drug Administration," tegasnya.
Di Amerika Serikat, salah satu merek dari produk tembakau yang dipanaskan terlebih dahulu dikaji selama dua tahun oleh U.S. Food and Drug Administration (U.S. FDA). Setelah hasilnya menunjukkan produk tersebut sesuai untuk perlindungan kesehatan masyarakat, U.S. FDA mengizinkan perangkat tersebut dijual.
Menurut mantan Komisioner U.S. FDA, Scott Gottlieb, lamanya proses pengujian merupakan standar yang harus diikuti. "Tentu ini bukan proses yang cepat dan murah, Anda harus melakukan beberapa kajian untuk membuktikan bahwa produk Anda tidak lebih berbahaya daripada rokok sehingga dapat membantu perokok dewasa untuk berhenti. Tetapi, itu standar yang sesuai dengan hukum," tegasnya.
Scott meyakini proses yang dijalani oleh produk tembakau yang dipanaskan itu tidak diikuti para produsen rokok elektrik. Hasilnya terlihat saat ini, banyak kasus kesehatan yang disebabkan penggunaan rokok elektrik. "Sejauh ini, belum ada perusahaan rokok elektrik yang telah bersedia terlibat dalam proses itu dan mengajukan aplikasi. Prosesnya terbuka, mereka bisa melakukannya bertahun-tahun yang lalu," katanya.
Kenaikan Cukai Tekan Perokok
Direktur Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Heru Pambudi menyebut bahwa salah satu alasan pemerintah menaikkan cukai rokok ialah untuk menekan konsumsi.
Pengendalian konsumsi ini menurutnya penting untuk direalisasikan, mengingat jumlah perokok di kalangan anak muda secara statistik tercatat mengalami peningkatan.
"Itu (turun konsumsi) lebih dari 1,2 persen pasti. Ini bagus untuk kesehatan juga karena satu yang dicatat salah satu pertimbangannya adalah pengendalian konsumsi. Memang kita menyadari bahwa ada gejala peningkatan konsumsi rokok dikalangan anak-anak," tuturnya di Jakarta, Sabtu (14/9).
"Kedua ini berkaitan dengan produktivitas, karena orang yang sakit tentu tidak akan sama produktivitasnya dengan yang tidak sakit. Meskipun sakit tidak semata-mata karena rokok, itu sebagai tambahan terhadap pertimbangan pertama. Memang, pertimbangan kedua adalah industri yang tidak boleh kemudian terdisturbed secara drastis," lanjut dia.
Heru menjelaskan, meski diprotes dari kalangan pengusaha, pihaknya menegaskan bahwa kenaikan perlu diimplementasi sebab pemerintah tidak menaikkan cuka rokok pada tahun ini.
"Sebenarnya itu tadi, harus dipahami bahwa kenaikan ini hitung-hitungannya adalah dua tahun karena tahun 2019 itu tidak naik," kata dia. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemanfaatan produk tembakau alternatif juga dapat menjadi salah satu strategi untuk menurunkan prevalensi merokok.
Baca SelengkapnyaPenggunaan rokok elektrik terus meningkat di berbagai belahan dunia, memunculkan pertanyaan akan keamanaannya.
Baca SelengkapnyaDalam mencoba berhenti merokok ini, kemauan diri yang kuat sangat penting untuk dimiliki.
Baca SelengkapnyaKajian ilmiah yang komprehensif dan menyeluruh perlu segera dilakukan oleh pemerintah sebagai dasar pembuatan kebijakan.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok sebelum usia 40 tahun bisa memiliki efek panjang umur sama seperti pada orang yang tidak pernah merokok.
Baca SelengkapnyaBerhenti merokok merupakan hal yang diharapkan oleh banyak orang. Sejumlah makanan ternyata bisa membantu untuk berhenti merokok.
Baca SelengkapnyaIndonesia dapat mengurangi dampak negatif dari masalah merokok sambil tetap memberikan pilihan kepada perokok dewasa.
Baca SelengkapnyaAda kecenderungan anak-anak beralih dari rokok konvensional ke rokok elektronik.
Baca SelengkapnyaBanyak orang beralih ke rokok murah dengan risiko yang lebih berbahaya
Baca SelengkapnyaUpaya menekan kemunculan pelajar perokok bisa dilakukan dengan kampanye antirokok yang efektif.
Baca SelengkapnyaKandungan utama yang terdapat produk tembakau alternatif adalah nikotin, yang selama ini dipersepsikan secara keliru sebagai biang keladi penyebab kanker.
Baca SelengkapnyaAngka prevalensi perokok tetap tinggi dan penerimaan negara belum optimal
Baca Selengkapnya