Produksi belum memadai, Indonesia harus impor petrokimia
Merdeka.com - Asosiasi Industri Olefin, Aromatik dan Plastik (INAplas) menilai Indonesia harus bergerak cepat dalam pemenuhan petrokimia. Sebab, pangsa pasar petrokimia terus meningkat, namun produksi di dalam negeri masih belum memadai.
Wakil Ketua INAplas, Suhat Miharso menyebutkan hal ini dikarenakan adanya selisih antara produksi dan permintaan tidak seimbang. Sehingga pemenuhannya harus dilakukan dari luar negeri.
Dia menyebutkan, salah satu jenis Petrokimia di Indonesia adalah etilen, di mana sebagian besar produksinya berasal dari PT. Chandra Asri Petrochemical. Sayangnya, perusahaan tersebut baru bisa memenuhi setengah dari kebutuhan industri.
-
Bagaimana Petronas memaksimalkan potensi migas di Indonesia Timur? Seperti yang dilakukan Petronas di sumur Hidayah, Yuzaini menjelaskan teknologi menjadi kunci penting dalam perburuan cadangan migas di Indonesia bagian Timur. “Paling penting lihat data dan teknologi, Hidayah discovery, sebelum drill dieksekusi, kita lakukan eksplorasi dan selesaikan seismik dengan teknologi terbaru. Teknologi ini terus berkembang, itu kuncinya. Kami percaya diri dengan potensi di Indonesia bagian timur, itulah kenapa kami di sana,“ pungkas Yuzaini.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Kenapa Petronas tertarik dengan blok migas di Indonesia Timur? Tak hanya Blok Masela, Petronas juga pasang mata terhadap potensi eksplorasi lain di wilayah Indonesia Timur. Presiden Direktur Petronas Indonesia Yuzaini Bin Md Yusof menuturkan, pihaknya masih meyakini dengan potensi besar di wilayah Indonesia Timur.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Kenapa Kemendag genjot potensi pasar minyak goreng? 'Kunjungan lapangan tersebut menghasilkan tawaran kerja sama di bidang industri pengemasan minyak goreng Indonesia. Industri pengemasan minyak goreng Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan di pasar regional Timur Tengah dan Afrika,' ungkap Syahran.
-
Apa yang Pertamina lakukan untuk memperkuat posisi sebagai pengangkut LPG di Asia Tenggara? PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali memperkuat posisinya sebagai pengangkut LPG 'top tier' di Asia Tenggara dengan menambah dua kapal tanker gas raksasa Very Large Gas Carrier (VLGC), yakni Pertamina Gas Caspia dan Pertamina Gas Dahlia.
"Patokannya etilen itu sekarang saat ini kebutuhannya sekitar 1,6 juta ton per tahun, yang dipenuhi Candra Asri kira-kira baru 860 ribu ton per tahun," kata Suhat di Hotel Intercontinental, Jakarta, Selasa (7/3).
Dengan demikian, untuk menutup kekurangan produksi, Indonesia harus impor dari beberapa negara tetangga, seperti Korea, Jepang, Singapura, dan Malaysia.
Untuk itu, lanjut Suhat, perlu adanya integrasi yang baik antara pembangunan fasilitas kilang dengan pengolahan petrokimia.
Salah satunya Kilang Tuban yang akan memproduksi petrokimia dalam jumlah besar. Dia memperkirakan, produksi dari kilang tersebut mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri sampai tahun 2025.
"Itu Candra Asri 1 juta ton, Lotte 1 juta ton, serta Pertamina melalui kilang Tuban bisa 1 juta ton, jadi 2025 tambah 3 juta lagi. Itu sampai 2030 masih oke tapi nanti setelah 2050 minus lagi," tutupnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Industri petrokimia dalam negeri juga semakin diberatkan dengan pencabutan Larangan dan Pembatasan (Lartas) impor bahan baku plastik.
Baca SelengkapnyaHal ini menjadi sebuah semangat untuk memenuhi industri dalam negeri dengan material yang diproduksi secara lokal
Baca SelengkapnyaMasuknya barang impor plastik secara masif berpotensi mengganggu kinerja industri hilir plastik domestik.
Baca SelengkapnyaPeningkatan permintaan yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas pipa dari ladang tua di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.
Baca SelengkapnyaDana segar tersebut akan disalurkan untuk 6 proyek yang akan digarap di Tanah Air.
Baca Selengkapnya30 persen produk hasil pabrik Lotte Chemical Indonesia ditujukan untuk ekspor.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ada realisasi investasi dari pengusaha di luar negeri.
Baca SelengkapnyaKhusus industri minuman, Kemenperin menargetkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) bahan baku menjadi 25 persen.
Baca SelengkapnyaSelain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin.
Baca SelengkapnyaIndonesia per tahunnya butuh sekitar 4,5-4,7 juta ton garam farmasi.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.
Baca SelengkapnyaImplementasi B50 peluang baik bagi Indonesia, namun memiliki konsekuensi ekonomi yang juga besar.
Baca Selengkapnya