Produksi Lapangan YY Blok ONWJ Molor Akibat Insiden Gelembung Gas
Merdeka.com - Produksi minyak dan gas bumi (migas) dari lapangan YY Blok Offshore North West Java (ONWJ) molor dari jadwal, akibat insiden gelembung gas di sekitar sumur YYA-1.
Deputi Operasi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Fatar Yani Abdurrahman mengatakan, lapangan YY Blok ONWJ merupakan salah satu andalan untuk meningkatkan produksi migas pada 2019. Namun akibat insiden gelembung gas di sumur YYA-1, jadwal produksi migas ditunda menjadi tahun dean.
Berdasarkan jadwal awal, lapangan YY akan berproduksi pada kuartal IV 2019, untuk produksi minyak sebesar 5.500 barel per hari dan gas 40 MMSCFD.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Kenapa Pertamina berinvestasi di sumur baru di Blok Mahakam? Pertamina terus berinvestasi dengan melakukan kegiatan pengeboran sumur-sumur baru sebagai langkah strategis mempertahankan tingkat produksi lapangan-lapangan migas yang sudah mature.
-
Dimana proyek kilang baru Pertamina berada? Pertamina saat ini sedang fokus menyelesaikan Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, dimana proyek tersebut memasuki milestone baru yaitu program Turn Around (TA) Revamp yang ditargetkan selesai di awal Mei 2024.
-
Kenapa Pertamina turun tangan? Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan, penanggulangan karhutla penting dilakukan untuk meminimalisir penyebaran dan dampak lainnya, terutama dampak bagi kesehatan masyarakat dan keberlangsungan lingkungan.
"Ada satu hal yang terjadi sumur pengembangan YY di ONWJ, itu kemungkinan besar akan bergeser tahun depan," kata Fatar, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (19/7).
Fatar mengungkapkan, mundurnya produksi migas dari sumur lapangan YY yang dioperatori Pertamina Hulu Energi ONWJ tersebut disebabkan pemulihan sumur serta pengeboran ulang, hal ini membutuhkan waktu sekitar satu tahun.
"Kami berusaha menangani, sehingga bisa direcover sehingga sumur di lapangan YY ini bisa beroperasi kembali," tuturnya.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, gelembung gas yang terjadi di sumur yang terletak di sekitar 2 Kilo Meter (KM) dari Pantai Utara Jawa, Karawang Jawa Barat tersebut membuat jadwal produksi migas dari Sumur YYA-1 yang dioperatori Pertamina Hulu Energi ONWJ tersebut molor, sebab kegiatan pekerja di sumur tersebut dihentikan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.
"Bisa saja menjadi mundur (jadwal produksinya). Tapi yang penting buat kita itu keselamatan dulu," tandasnya.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan realisasi lifting migas sebagai dampak adanya sejumlah kecelakaan kerja di awal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaPeningkatan produksi minyak dan gas tidak terlepas dari penambahan produksi minyak minyak pertama dari Proyek Banyu Urip Infill Clastic
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca SelengkapnyaMasalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaRealisasi lifting minyak bumi di semester I-2024 tidak mencapai target karena banjir di Blok Rokan.
Baca SelengkapnyaSelain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
Baca SelengkapnyaSumur di Indonesia sekarang sudah lebih banyak air dibandingkan minyak. Dengan demikian, untuk mengangkat minyak tersebut, membutuhkan usaha dan teknologi.
Baca SelengkapnyaSKK Migas menyebut sejumlah alat pengeboran (rig) di industri sektor hulu minyak dan gas (migas) banyak yang tidak laik pakai.
Baca SelengkapnyaRekor produksi minyak dan gas tersebut menjadi momentum yang sudah ditunggu-tunggu sekaligus menjadi jawaban atas kekhawatiran produksi migas akan merosot.
Baca SelengkapnyaSKK Migas Bersama Kementerian ESDM juga mengalokasikan anggaran cukup besar.
Baca SelengkapnyaDampak positif langkah ini yaitu ongkos produksi yang telah dikeluarkan bisa kembali pada negara.
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca Selengkapnya