Produksi melimpah, ESDM pede Indonesia tak perlu impor gas pada 2019
Merdeka.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memprediksi Indonesia tidak perlu melakukan impor Liquified Natural Gas (LNG) pada 2019. Ini disebabkan karena bagusnya produksi LNG dalam negeri.
"Kemungkinan tidak impor (pada 2019). Terutama beberapa ladang gas dengan berhasilnya Eni (perusahaan migas asal Italia) yang di Jangkrik, kan maju nih ternyata bagus," ungkap Dirjen Migas Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmaja, di sela-sela acara Gas Indonesia Summit and Exibition, di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Rabu (22/7).
Dia menjelaskan, sebelumnya ladang gas tersebut didesain untuk dapat memproduksi LNG pada kisaran 400 hingga 450 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD). Namun dalam perkembangannya ternyata dapat menghasilkan hingga 600 MMSCFD LNG.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.
-
Bagaimana cara Motor Listrik Indonesia mengurangi emisi? Kehadiran sejumlah brand lokal tidak terlepas dari upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan industri otomotif berbasis elektrifikasi untuk mengurangi emisi karbon dioksida.
-
Bagaimana gas bumi bisa jadi energi bersih? Gas bumi juga dapat dikategorikan sebagai energi bersih jika dalam prosesnya menerapkan teknologi carbon capture and storage (CCS), yaitu teknologi menangkap CO2 dan menginjeksikannya kembali ke perut bumi.
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
"Tadinya didesain untuk 400 sampai 450 ternyata bisa sampai 600 mm," jelasnya.
"Jadi kemungkinan 2019 tidak perlu impor karena produksi kita ternyata bagus," katanya.
Sebelumnya, diberitakan berdasarkan Neraca Gas Bumi Indonesia yang diluncurkan Kementerian ESDM, Indonesia dikatakan akan mulai mengimpor gas pada 2019. Ini disebabkan naiknya kebutuhan gas dalam negeri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi tersebut bakal menyebabkan banyaknya hasil produksi LNG yang belum terkontrak atau memiliki pembeli (uncommitted cargo).
Baca SelengkapnyaPeningkatan permintaan yang signifikan ini disebabkan oleh berkurangnya pasokan gas pipa dari ladang tua di wilayah Jawa Barat dan Sumatera.
Baca SelengkapnyaCapaian ini sudah melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 181.000 BOPD.
Baca SelengkapnyaRekor produksi minyak dan gas tersebut menjadi momentum yang sudah ditunggu-tunggu sekaligus menjadi jawaban atas kekhawatiran produksi migas akan merosot.
Baca SelengkapnyaJika pengembangan lapangan migas terus tertunda, maka diperkirakan di tahun 2042, Indonesia akan menjadi negara pengimpor net migas.
Baca SelengkapnyaImpor LPG Indonesia masih menunjukkan tren kenaikan.
Baca SelengkapnyaLNG dapat menjadi pertimbangan bagi industri dan ritel, apabila ada kebutuhan gas industri yang tidak terpenuhi melalui gas pipa.
Baca SelengkapnyaPeningkatan produksi minyak dan gas tidak terlepas dari penambahan produksi minyak minyak pertama dari Proyek Banyu Urip Infill Clastic
Baca SelengkapnyaNanang percaya permintaan atas LNG ke depan secara domestik bakal naik terus.
Baca SelengkapnyaProduksi gas HCML ini naik hampir 150 persen dari pertengahan 2019 hingga awal 2020 yang hanya 110 MMSCFD.
Baca SelengkapnyaKontribusi jumlah jargas sambungan rumah tersebut setara dengan penurunan subsidi LPG sebesar Rp1,7 triliun.
Baca SelengkapnyaSelain Rokan, Arifin juga menyebut Blok Cepu yang punya potensi migas lebih besar dari perhitungan saat ini.
Baca Selengkapnya