Produksi Migas Indonesia Catatkan Tren Penurunan Sejak 2010
Merdeka.com - Produksi minyak dan gas Indonesia tercatat mengalami tren penurunan sejak 2010 hingga 2020. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, lifting minyak turun dari 954 ribu barel per hari pada 2010 menjadi 707 ribu barel per hari pada 2020.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Isa Rachmatarwata mengatakan, untuk lifting gas turun dari 1,328 juta BOEPD pada 2010 menjadi 983 ribu barel minyak per hari pada 2020.
"Lifting migas kita lihat sejak 2010 kecenderungannya menurun, di mana kita lihat lifting minyak pada 2019 sebesar 746 ribu barel per hari, lalu di 2020 sebesar 707 ribu barel per hari, dan 2021 kita harap tidak lebih rendah dari 705 ribu barel per hari," jelas Isa kepada anggota Komisi VII.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Kenapa konsumsi beras di Indonesia turun? Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad, mengatakan jika diselisik lebih jauh, data konsumsi beras per kapita masyarakat Indonesia mengalami penurunan.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
Sementara sejak 2019, lifting gas menurun dari 1,057 juta BOEPD menjadi 983 ribu barel per hari di tahun 2020. Diharapkan, tahun 2021, lifting gas naik menjadi 1,007 juta BOEPD.
Penyebab Penurunan Lifting
Isa menjelaskan, penuruan lifting migas utamanya disebabkan karena lifting masih mengandalkan sumur-sumur tua yang mengalami penurunan kapasitas secara alamiah. Sementara, lifting gas turun disebabkan karena penyerapan end buyer yang rendah.
Penurunan tahun 2020 juga dipengaruhi oleh dampak pandemi Covid-19. "Nampaknya, seiring dengan naiknya tren penggunaan energi baru terbarukan, dalam jangka panjang kita tidak bisa berharap ini (lifting migas) akan naik terus menerus," ujar Isa.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penurunan impor non migas disebabkan oleh beberapa komoditas, di antaranya, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca SelengkapnyaSKK Migas memprediksi, penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini akan berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
Baca SelengkapnyaKinerja ekspor Juni 2023 anjlok, hanya Rp302,33 triliun.
Baca SelengkapnyaImpor barang modal mengalami persentase penurunan terdalam yaitu turun sebesar 10,51 persen.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, tiga besar negara tujuan ekspor non-migas Indonesia pada Januari 2024 adalah ke negara China, Amerika Serikat, dan India.
Baca SelengkapnyaNeraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus USD1,31 miliar atau sekitar Rp20,01 triliun
Baca SelengkapnyaPenurunan realisasi lifting migas sebagai dampak adanya sejumlah kecelakaan kerja di awal tahun 2023.
Baca SelengkapnyaImpor migas mencapai USD 2,65 miliar atau turun 25,56 persen secara bulanan,
Baca SelengkapnyaPada tahun 2022 hingga 2024, produksi atau lifting minyak Indonesia terus menurun, hanya mencapai sekitar 600.000 barel per hari,
Baca SelengkapnyaDibandingkan tahun 2022, realisasi lifting minyak 2023 turun 1 persen.
Baca SelengkapnyaNilai ekspor migas turun tipis 0,29 persen dengan nilai ekspor USD20,72 miliar.
Baca Selengkapnya