Produksi minyak naik jadi bukti Pertamina penuhi kebutuhan energi RI
Merdeka.com - Peningkatan produksi minyak dan gas (migas) PT Pertamina (Persero) hingga semester I-2016 menunjukkan komitmen perseroan untuk tetap mempertahankan kinerja sektor hulu di tengah harga komoditas yang masih rendah.
"Saya kira pencapaian tersebut positif, baik bagi perusahaan maupun negara. Di tengah harga rendah dan kecenderungan perusahaan lain menahan produksi, Pertamina tetap komitmen untuk memenuhi kebutuhan migas dalam negeri,” ujar Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro, Jumat (22/7).
Produksi minyak dan gas Pertamina pada semester I-2016 naik sebesar 12,5 persen menjadi 640.000 barel setara minyak per hari (BOEPD), dibanding periode yang sama 2015 sebesar 569.000 BOEPD. Peningkatan kinerja produksi migas Pertamina disokong kontribusi lapangan di luar negeri, yakni Aljazair, Irak dan Malaysia. Hingga akhir 2016, Pertamina menargetkan produksi migas sebesar 661.000 BOEPD terdiri dari 647.000 BOEPD dari lapangan organik dan 14.000 MBOEPD dari lapangan anorganik.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Apa yang Pertamina tambah? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY.
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi di Blok Mahakam? Melalui beragam inovasi dan penerapan teknologi yang tepat, Pertamina berhasil menahan laju penurunan produksi alamiah dan sekaligus meningkatkan produksi migas Pertamina yang sangat penting dalam mendukung pemenuhan kebutuhan energi Indonesia.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
Total produksi minyak Pertamina sepanjang semester I, baik dari luar negeri maupun lapangan di dalam negeri mencapai 305.000 barel per hari (bph), naik
11,3 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 274.000 bph. Sementara untuk produksi gas sebesar 1.938 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), naik 15,8 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 1.710 MMSCFD.
Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro, mengatakan kinerja produksi minyak dan gas Pertamina di luar negeri menjadi penyokong utama peningkatan produksi kali ini. "Realisasi produksi Aljazair hingga semester I-2016 mencapai 20.000 bph dan gas 111 MMSCFD. Sementara itu, di Irak produksi minyak mencapai 44.000 bph," kata Wianda.
Selain itu, lapangan minyak Pertamina di Malaysia juga turut memberikan andil dengan menyumbang produksi minyak sebesar 21.000 bph dan gas sebesar 89 MMSCFD.
Di Aljazair, Pertamina tercatat menjadi operator di blok Menzel Lejment North. Serta memiliki hak partisipasi di dua blok lainnya, yakni El Merk dan Ourhoud.
Di Irak, Pertamina memiliki hak partisipasi sebesar 10 persen di Blok West Qurna 1. Sementara di Malaysia, Pertamina memiliki hak partisipasi 18 persen hingga 25,5 persen di Blok SK-309, SK-311, SK-314A, P, K dan Blok H.
Menurut Komaidi, pemerintah perlu mendukung Pertamina untuk tetap mempertahankan, bahkan meningkatkan produksi migasnya. Tidak hanya sekadar diberikan insentif, pemerintah juga harus memperlakukan Pertamina secara fair.
"Karena selama ini Pertamina seringkali mendapatkan penugasan tanpa diperhatikan hak dan kewajibannya," ungkapnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VII DPR RI Satya W Yudha mengatakan, Pertamina diusulkan untuk mendapatkan insentif di sektor hulu. Hal ini terutama dikaitkan dengan rencana pemerintah untuk akan menerapkan skema sliding scale terhadap kontrak bagi hasil (Purchase Sharing Contract/PSC). Skema tersebut menetapkan saat harga minyak turun bagian pemerintah berkurang, tujuannya agar tetap kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) tetap berinvestasi.
"Di Pertamina, PSC-nya seperti PT Pertamina EP dan PT Pertamina Hulu Energi, jika dapat sliding scale kan bisa lebih bagus bisa memberikan keuntungan," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Komisi VI DPR RI memberikan apresiasi atas kinerja positif Pertamina sepanjang 2023.
Baca SelengkapnyaSeiring kenaikan produksi, Wiko menyatakan bahwa PHE telah berkontribusi terhadap penerimaan negara dari pajak senilai USD 3 miliar.
Baca SelengkapnyaPHE diharapkan bisa terus meningkatkan kinerja positif sehingga kontribusi terhadap perekonomian nasional akan semakin tinggi.
Baca SelengkapnyaPT Pertamina (Persero) sukses mengamankan pasokan energi nasional selama masa Natal dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaTingkat produksi itu dicapai atas keberhasilan sumur pengembangan ST-217 yang berkontribusi sebesar 269 BOPD.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan Pertamina tak lepas dari hasil produksi lapangan minyak (wilayah kerja/WK) seperti Blok Rokan, Blok Mahakam, dan wilayah kerja lainnya.
Baca SelengkapnyaPertamina terus berinvestasi dengan melakukan kegiatan pengeboran sumur-sumur baru.
Baca SelengkapnyaSelain transportasi minyak, Pertagas juga mencatat kenaikan kinerja transportasi gas sepanjang 2023 menjadi 526.461 MMscf atau 108,37 persen.
Baca SelengkapnyaPertamina Hulu Rokan (PHR) berhasil mempertahankan posisinya sebagai penghasil minyak dan gas (migas) terbesar di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDua segmen bisnis utama Pertagas, transportasi gas dan minyak yang berkontribusi sekitar 54 persen terhadap kinerja keuangan.
Baca SelengkapnyaPHE hingga Juni 2023 mencatatkan produksi minyak sebesar 570 ribu barel per hari (MBOPD) dan produksi gas 2757 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).
Baca SelengkapnyaMeski Pertamina hanya menguasai 30 persen blok migas nasional, namun mampu menyumbang 68 persen migas nasional.
Baca Selengkapnya