Produsen: Industri Rokok Tetap Sehat, Buktinya Target Cukai Selalu Tercapai
Merdeka.com - Direktur Utama PT Indonesian Tobacco Djonny Saksono mengatakan, kondisi bisnis tembakau di dalam negeri sangat menjanjikan dan tahan banting. Menurut dia, hal tersebut terbukti dengan target pemerintah pada penerimaan cukai yang selalu tercapai setiap tahunnya.
"Kondisi Tobacco kita luar biasa karena setiap tahun pemerintah meningkatkan target baru dari hasil cukai dan tidak ada yang tidak tercapai setiap tahun meskipun terus dinaikan oleh pemerintah. Pasar rokok akan tetap booming, sehat. Industri rokok tetap sehat," ucapnya di Jakarta, Selasa (28/5).
Sebagai informasi, kontribusi pajak dari cukai rokok sebagaimana tercantum dalam APBN 2018 mencapai sekitar Rp153 triliun. Angka ini meningkat sebanyak Rp3 triliun di mana pada tahun 2017 kontribusi cukai rokok sebesar Rp150,81 triliun.
-
Apa penyebab turunnya cukai rokok? Adapun penurunan penerimaan negara ini disebabkan oleh penurunan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) atau rokok putih, membuat pemesanan pita cukai lebih rendah.
-
Bagaimana cukai rokok mempengaruhi industri? 'Ini kelihatannya sudah mulai jenuh. Ini kelihatan bahwa mungkin cukai ini akan menjadi pengendali dari industri hasil tembakau,' ujar Benny, Jakarta, Rabu (29/5).
-
Mengapa penerimaan cukai rokok turun? Adapun penurunan penerimaan negara ini disebabkan oleh penurunan produksi sigaret kretek mesin (SKM) dan sigaret putih mesin (SPM) atau rokok putih, membuat pemesanan pita cukai lebih rendah.
-
Dimana cukai rokok menjadi pengendali industri? 'Ini kelihatannya sudah mulai jenuh. Ini kelihatan bahwa mungkin cukai ini akan menjadi pengendali dari industri hasil tembakau,' ujar Benny, Jakarta, Rabu (29/5).
-
Bagaimana Kemendag mendukung industri rokok? Mendag menambahkan, Kemendag akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar pasokan tembakau dan cengkih dapat memenuhi kebutuhan industri rokok dengan mengutamakan hasil petani dalam negeri.
-
Apa itu Pajak Progresif? Sementara itu, pajak progresif adalah biaya yang harus dibayarkan jika seseorang memiliki lebih dari satu kendaraan, dimana total pajak akan bertambah seiring dengan jumlah kendaraan yang semakin banyak.
Sebelumnya Direktur Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Heru Pambudi bahkan mengungkapkan, penerimaan terbesar Bea Cukai 2018 disumbang oleh penerimaan cukai rokok.
"Cukai itu mencapai Rp159,7 triliun, yang terdiri dari cukai rokok Rp153 triliun, minuman (beralkohol) Rp6,4 triliun dan etil alkohol Rp0,1 triliun, serta cukai lainnya Rp0,1 triliun," papar dia Rabu (2/1).
Djonny pun menambahkan, industri rokok secara historis sudah menunjukkan bahwa industri ini tahan banting dan tetap tumbuh dari berbagai sentimen yang terjadi.
"Kalau kita ingat krisis 98 rupiah dan lainnya anjlok, banyak perusahaan besar masuk RS, tetapi tidak ada pabrik rokok yang masuk RS, semua sehat dan eksis. Ekonomi baik, orang merokok, ekonomi susah banyak orang merokok," ujarnya.
"Jadi entah bea cukai kita yang hebat atau perokok kita yang hebat, target cukai itu pasti selalu tercapai," tambah dia.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja APBN masih menunjukkan hasil positif hingga September 2023. Pendapatan negara dan belanja negara tetap tumbuh.
Baca SelengkapnyaBea Cukai terus menjaga optimalisasi penerimaan negara serta meningkatkan kinerja pelayanan
Baca SelengkapnyaPenerimaan ini tumbuh signifikan sebesar 59,3 persen.
Baca SelengkapnyaPemerintah menaikkan target penerimaan cukai di 2024.
Baca SelengkapnyaKenaikan tarif cukai rokok sangat berpengaruh pada keputusan seseorang untuk merokok, semakin mahal maka prevalensi perokok semakin bisa ditekan.
Baca SelengkapnyaPenurunan produksi industri rokok diakibatkan kenaikan cukai eksesif pada periode 2023–2024.
Baca Selengkapnya"Beban kesehatan yang dikeluarkan karena penyakit paru kronis itu jauh lebih besar dari pendapatan Bea Cukai," kata Budi.
Baca Selengkapnya"Ini menyebabkan produksi rokok mengalami penurunan terutama golongan 1 yaitu produsen terbesarnya," ucap Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaTernyata kenaikan tarif cukai rokok juga ditanggung masyarakat yang mengonsumsi rokok.
Baca SelengkapnyaPengusaha menyoroti kinerja fungsi cukai yang tidak tercapai sebagai sumber penerimaan negara serta pengendalian konsumsi.
Baca SelengkapnyaBea Cukai menopang postur APBN sepanjang tahun 2023
Baca SelengkapnyaCukai hasil tembakau terus turun meskipun jumlah perkokok tidak berkurang.
Baca Selengkapnya