Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Proses buram kereta cepat bikin hubungan Indonesia-Jepang retak

Proses buram kereta cepat bikin hubungan Indonesia-Jepang retak kereta cepat china jepang. ©blogspot.com

Merdeka.com - Hubungan mesra Indonesia dan Jepang sudah terjalin lama sepertinya retak sejak China merebut proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Indonesia boleh saja menutupi keretakan itu, tetapi tidak Negeri Matahari Terbit.

Bagaimana tak retak. Jepang sudah menyiapkan proposal sejak tujuh tahun lalu, tiba-tiba harus menerima kenyataan pahit. Indonesia memutuskan menerima proposal China, tanpa memberikan kesempatan Jepang bikin penawaran baru.

Keputusan diambil Indonesia usai Menteri BUMN Rini Soemarno mengunjung China, pada 23 September lalu. Padahal, Negeri Tirai Bambu baru terjun dalam persaingan merebut proyek pada Maret tahun ini.

Situs berita Nikkei, kemarin, mengungkapkan bahwa Menteri Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengecam keputusan Indonesia tersebut. Suga mengungkapkan itu pada Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil yang tengah berkunjung ke Jepang pada akhir September lalu. "Kami tidak bisa menerima keputusan Indonesia yang dibuat lewat proses buram."

Suga tak sungkan menyebut hubungan berbasis kepercayaan sejak lama dibangun Indonesia dan Jepang sudah rusak. Dia menolak keinginan utusan resmi Indonesia bertemu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Jepang sebenarnya menawarkan proyek kereta cepat dengan rekam jejak teknologi dan keamanan mumpuni senilai USD 4,69 miliar atau setara Rp 64 triliun. Jauh lebih murah ketimbang proposal China senilai Rp 74 triliun.

Namun, pemerintah lebih tergiur dengan janji China tak akan merecoki Indonesia dengan urusan duit dan jaminan. Ditambah lagi, China berkomitmen menyelesaikan proyek itu sebelum masa kepemimpinan Jokowi habis pada 2019.

Sementara Jepang, meskipun menawarkan harga lebih murah, tetap membutuhkan jaminan pemerintah Indonesia. Itu diperlukan untuk menarik utang yen.

"Kami tak ada keinginan untuk mengikuti strategi penuh risiko yang diambil China," kata Suga. "Tidak ada keraguan, China bakal terus menjadi rival berat Jepang dalam mengekspor infrastruktur."

Jepang meyakini, megaproyek tak mendapat jaminan pemerintahnya bakal terkatung-katung.

Jika ditelusuri, keinginan China bersaing dengan Jepang dalam perebutan proyek kereta cepat muncul sejak akhir 2014. Kala itu, Presiden Xi Jinping diduga menginstruksikan pejabat senior China Development Bank untuk merebut proyek tersebut dengan segala cara, guna meruntuhkan dominasi Jepang dan sekutunya, Amerika Serikat, di Asia Tenggara.

Instruksi tersebut memunculkan rumor bahwa China menyuap pejabat pengambil kebijakan di Indonesia. Ini merangsang Jepang, notabene anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), untuk melakukan penyelidikan.

Kemungkinan itu bisa saja terjadi mengingat China bukan anggota OECD yang mengharamkan penyuapan terhadap pejabat pemerintah negara lain.

Terlepas itu, sejumlah pengamat menilai Jepang terlalu percaya diri bisa mendapatkan proyek kereta cepat di Indonesia, hanya karena bermodalkan tradisi hubungan erat. Jepang menjadi lengah mengantisipasi dinamika politik, terutama momentum peralihan kepemimpinan, di Indonesia.

Pemerintah China memanfaatkan kunjungan perdana Jokowi selaku presiden ke Negeri Kung fu itu pada November 2014. Di sela-sela KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Xi Jinping menggelar pertemuan dengan Jokowi.

Hasilnya, dua bulan kemudian, Jokowi mengumumkan suspensi proyek kereta cepat yang diajukan Jepang. Pendirian Jokowi tak berubah meski sudah diajak merasakan kenikmatan kereta peluru dari Tokyo menuju Nagoya, Saat berkunjung ke Jepang pada Maret 2015.

Jokowi mengelak ketika ditanya wartawan terkait peluang Jepang melanjutkan proyek kereta cepat di Indonesia. Alasan Jokowi mengelak muncul kemudian.

Selepas Jepang, Jokowi langsung mengunjungi China. Jokowi dan Xi Jinping sepakat untuk menggelar studi kelayakan proyek kereta cepat.

Saat ini, Indonesia dan China sudah mendirikan PT Kereta Cepat Indonesia-China. Perusahaan patungan itu milik PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan China Railway International Co.Ltd.

Adapun PSBI adalah anak usaha konsorsium perusahaan pelat merah Indonesia: Wijaya Karya, Jasa Marga, PTPN VIII, dan Kereta Api Indonesia (KAI).

Menarik ditunggu apakah kerja sama Indonesia dan China berhenti di tengah jalan atau berlanjut hingga proyek kereta cepat terwujud.

Sekedar ilustrasi, pada 2004, China berhasil menggenggam kontrak proyek kereta di Filipina. Namun, proyek itu kemudian beku lantaran proses konstruksi berjalan lambat alias tak sesuai rencana.

Filipina kemudian meminta bantuan Jepang untuk menuntaskannya. (mdk/yud)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menteri Perindustrian Ingin Masyarakat Indonesia Banyak yang Punya Mobil
Menteri Perindustrian Ingin Masyarakat Indonesia Banyak yang Punya Mobil

Rasio kepemilikan kendaraan roda empat di Indonesia adalah 99 mobil/1.000 penduduk.

Baca Selengkapnya
FOTO: Momen Akrab Prabowo Subianto Saat Bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Menhan Minoru Kihara di Tokyo
FOTO: Momen Akrab Prabowo Subianto Saat Bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Menhan Minoru Kihara di Tokyo

Menteri Pertahanan RI, Prabowo Subianto, melanjutkan kunjungannya ke Jepang setelah dari China.

Baca Selengkapnya
Prabowo Terima Menteri Pertahanan Jepang Nakatani Gen di Istana
Prabowo Terima Menteri Pertahanan Jepang Nakatani Gen di Istana

Pertemuan Nakatani dan Prabowo berlangsung di Istana Merdeka secara tertutup.

Baca Selengkapnya
Mengenal Sosok Yano Kenzo, Birokrat yang Ditunjuk Jadi Gubernur Sumatra Barat Era Pendudukan Jepang
Mengenal Sosok Yano Kenzo, Birokrat yang Ditunjuk Jadi Gubernur Sumatra Barat Era Pendudukan Jepang

Era kolonialisme Jepang, sosok birokrat yang satu ini menduduki jabatan sebagai Gubernur residen Sumatra Barat.

Baca Selengkapnya
Sejarah Poros Jakarta-Pyongyang-Peking, Rumusan Politik Luar Negeri Soekarno yang Anti Barat
Sejarah Poros Jakarta-Pyongyang-Peking, Rumusan Politik Luar Negeri Soekarno yang Anti Barat

Di masa Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno merumuskan politik luar negeri yang cenderung anti barat dan memihak kepada negara-negara Komunis.

Baca Selengkapnya
Misi Rahasia TNI AU Mau Mengebom Pangkalan Inggris di Singapura
Misi Rahasia TNI AU Mau Mengebom Pangkalan Inggris di Singapura

Tengah Air Base jadi markas pesawat jet tempur Inggris. Dijaga kuat dengan rudal antipesawat udara.

Baca Selengkapnya
Menko AHY: Kerja Sama RI-Jepang Bidang Infrastruktur Sudah Terjalin Sejak April 1958
Menko AHY: Kerja Sama RI-Jepang Bidang Infrastruktur Sudah Terjalin Sejak April 1958

Hubungan erat kedua negara telah terjalin lintas generasi dan pemerintahan, mulai dari era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Baca Selengkapnya
Prabowo dan Menhan Jepang Bahas Pertukaran Kadet serta Indo-Pasifik
Prabowo dan Menhan Jepang Bahas Pertukaran Kadet serta Indo-Pasifik

Prabowo optimistis kerja sama pertahanan dua negara dapat terus meningkat

Baca Selengkapnya
Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya
Kolonel TNI Ajudan Presiden Tolak Dijadikan Jenderal, Ternyata ini Alasannya

Presiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.

Baca Selengkapnya
Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Tak Bisa Rampung Tahun Ini, Jadi PR Prabowo-Gibran?
Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Tak Bisa Rampung Tahun Ini, Jadi PR Prabowo-Gibran?

Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Tak Bisa Rampung Tahun Ini, Jadi PR Kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya
Jepang Hentikan Pendanaan Proyek PLTU Indramayu, Jokowi Jawab Begini
Jepang Hentikan Pendanaan Proyek PLTU Indramayu, Jokowi Jawab Begini

Jokowi menekankan, pemerintah tengah mendorong percepatan transisi energi di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya
Airlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya
Airlangga Sebut Resesi Ekonomi Jepang Malah Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya

Sebagai negara maju, Inggris dan Jepang resmi masuk jurang resesi.

Baca Selengkapnya