Proses buram kereta cepat bikin hubungan Indonesia-Jepang retak
Merdeka.com - Hubungan mesra Indonesia dan Jepang sudah terjalin lama sepertinya retak sejak China merebut proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Indonesia boleh saja menutupi keretakan itu, tetapi tidak Negeri Matahari Terbit.
Bagaimana tak retak. Jepang sudah menyiapkan proposal sejak tujuh tahun lalu, tiba-tiba harus menerima kenyataan pahit. Indonesia memutuskan menerima proposal China, tanpa memberikan kesempatan Jepang bikin penawaran baru.
Keputusan diambil Indonesia usai Menteri BUMN Rini Soemarno mengunjung China, pada 23 September lalu. Padahal, Negeri Tirai Bambu baru terjun dalam persaingan merebut proyek pada Maret tahun ini.
-
Kenapa pejabat Jepang mengundurkan diri? Kejadian tersebut menyebabkan Presiden Sistem Pensiun Jepang, Toichiro Mizushima mengundurkan diri dari jabatannya.
-
Kenapa KH Zainal Mustafa menolak membantu Jepang? Ketika zaman penjajahan Jepang, KH Zae=inal Mustafa dibebaskan dari penjara dan diminta untuk membantu Jepang dalam mewujudkan ambisi fasisnya di Tanah Air. Ia menolak keras permintaan untuk membantu mereka.
-
Siapa pemimpin pasukan Jepang di Indonesia? Pasukan Jepang yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Hitoshi Imamura berhasil menggantikan kekuasaan Belanda setelah melakukan invasi yang cepat dan efektif.
-
Siapa yang ditinggal Abe di Indonesia? Melly dan Anto pun hadir untuk memberikan dukungan penuh kepada anak mereka yang berangkat.
-
Siapa gubernur residen Sumatra Barat pada masa penjajahan Jepang? Era kolonialisme Jepang, sosok birokrat yang satu ini menduduki jabatan sebagai gubernur residen Sumatra Barat.
-
Kenapa Wagub Sulut berkunjung ke Jepang? Wakil Gubernur Sulawesi Utara Steven OE Kandouw melakukan kunjungan kerja ke Pusat Investasi Bank Indonesia di Kota Tokyo, Jepang, Dalam pertemuan yang berlangsung penuh suasana kekeluargaan ini Wagub Kandouw memaparkan sejumlah peluang investasi di Sulut yang dapat dimanfaatkan oleh investor Jepang.
Situs berita Nikkei, kemarin, mengungkapkan bahwa Menteri Sekretaris Kabinet Jepang Yoshihide Suga mengecam keputusan Indonesia tersebut. Suga mengungkapkan itu pada Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil yang tengah berkunjung ke Jepang pada akhir September lalu. "Kami tidak bisa menerima keputusan Indonesia yang dibuat lewat proses buram."
Suga tak sungkan menyebut hubungan berbasis kepercayaan sejak lama dibangun Indonesia dan Jepang sudah rusak. Dia menolak keinginan utusan resmi Indonesia bertemu Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.
Jepang sebenarnya menawarkan proyek kereta cepat dengan rekam jejak teknologi dan keamanan mumpuni senilai USD 4,69 miliar atau setara Rp 64 triliun. Jauh lebih murah ketimbang proposal China senilai Rp 74 triliun.
Namun, pemerintah lebih tergiur dengan janji China tak akan merecoki Indonesia dengan urusan duit dan jaminan. Ditambah lagi, China berkomitmen menyelesaikan proyek itu sebelum masa kepemimpinan Jokowi habis pada 2019.
Sementara Jepang, meskipun menawarkan harga lebih murah, tetap membutuhkan jaminan pemerintah Indonesia. Itu diperlukan untuk menarik utang yen.
"Kami tak ada keinginan untuk mengikuti strategi penuh risiko yang diambil China," kata Suga. "Tidak ada keraguan, China bakal terus menjadi rival berat Jepang dalam mengekspor infrastruktur."
Jepang meyakini, megaproyek tak mendapat jaminan pemerintahnya bakal terkatung-katung.
Jika ditelusuri, keinginan China bersaing dengan Jepang dalam perebutan proyek kereta cepat muncul sejak akhir 2014. Kala itu, Presiden Xi Jinping diduga menginstruksikan pejabat senior China Development Bank untuk merebut proyek tersebut dengan segala cara, guna meruntuhkan dominasi Jepang dan sekutunya, Amerika Serikat, di Asia Tenggara.
Instruksi tersebut memunculkan rumor bahwa China menyuap pejabat pengambil kebijakan di Indonesia. Ini merangsang Jepang, notabene anggota Organization for Economic Cooperation and Development (OECD), untuk melakukan penyelidikan.
Kemungkinan itu bisa saja terjadi mengingat China bukan anggota OECD yang mengharamkan penyuapan terhadap pejabat pemerintah negara lain.
Terlepas itu, sejumlah pengamat menilai Jepang terlalu percaya diri bisa mendapatkan proyek kereta cepat di Indonesia, hanya karena bermodalkan tradisi hubungan erat. Jepang menjadi lengah mengantisipasi dinamika politik, terutama momentum peralihan kepemimpinan, di Indonesia.
Pemerintah China memanfaatkan kunjungan perdana Jokowi selaku presiden ke Negeri Kung fu itu pada November 2014. Di sela-sela KTT Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC), Xi Jinping menggelar pertemuan dengan Jokowi.
Hasilnya, dua bulan kemudian, Jokowi mengumumkan suspensi proyek kereta cepat yang diajukan Jepang. Pendirian Jokowi tak berubah meski sudah diajak merasakan kenikmatan kereta peluru dari Tokyo menuju Nagoya, Saat berkunjung ke Jepang pada Maret 2015.
Jokowi mengelak ketika ditanya wartawan terkait peluang Jepang melanjutkan proyek kereta cepat di Indonesia. Alasan Jokowi mengelak muncul kemudian.
Selepas Jepang, Jokowi langsung mengunjungi China. Jokowi dan Xi Jinping sepakat untuk menggelar studi kelayakan proyek kereta cepat.
Saat ini, Indonesia dan China sudah mendirikan PT Kereta Cepat Indonesia-China. Perusahaan patungan itu milik PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) dan China Railway International Co.Ltd.
Adapun PSBI adalah anak usaha konsorsium perusahaan pelat merah Indonesia: Wijaya Karya, Jasa Marga, PTPN VIII, dan Kereta Api Indonesia (KAI).
Menarik ditunggu apakah kerja sama Indonesia dan China berhenti di tengah jalan atau berlanjut hingga proyek kereta cepat terwujud.
Sekedar ilustrasi, pada 2004, China berhasil menggenggam kontrak proyek kereta di Filipina. Namun, proyek itu kemudian beku lantaran proses konstruksi berjalan lambat alias tak sesuai rencana.
Filipina kemudian meminta bantuan Jepang untuk menuntaskannya. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Canda Hasto Soal Rencana Pertemuan Megawati dan Jokowi: Tunggu Kereta Cepat Lewat Teuku Umar
Baca SelengkapnyaEra kolonialisme Jepang, sosok birokrat yang satu ini menduduki jabatan sebagai Gubernur residen Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaTidak diketahui apa alasan dan tujuan Syahrul Yasin Limpo ingin bertemu Jokowi.
Baca SelengkapnyaDi masa Demokrasi Terpimpin Presiden Soekarno merumuskan politik luar negeri yang cenderung anti barat dan memihak kepada negara-negara Komunis.
Baca SelengkapnyaTengah Air Base jadi markas pesawat jet tempur Inggris. Dijaga kuat dengan rudal antipesawat udara.
Baca SelengkapnyaPresiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca SelengkapnyaStudi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Tak Bisa Rampung Tahun Ini, Jadi PR Kabinet Prabowo-Gibran?
Baca SelengkapnyaJokowi menekankan, pemerintah tengah mendorong percepatan transisi energi di sejumlah daerah.
Baca SelengkapnyaSebagai negara maju, Inggris dan Jepang resmi masuk jurang resesi.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, politik adu domba tersebut sudah usang dan tidak disukai oleh masyarakat kita.
Baca SelengkapnyaMenteri BUMN Erick Thohir menekankan, tahap awal operasional Kereta Cepat Jakarta Bandung hanya melayani tiga stasiun saja.
Baca SelengkapnyaProyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya dicoret dari PSN. Salah satunya karena belum memperoleh pembiayaan yang jelas.
Baca Selengkapnya