Proses restrukturisasi utang Berau Coal masih sulit
Merdeka.com - Proses restrukturisasi utang PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) masih sulit dilakukan dan menemui banyak hambatan. Induk dari perusahaan tambang batubara yang beroperasi di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur tersebut masih belum juga memperoleh kesepakatan dari para pemegang obligasi mengenai skema restrukturisasi utang obligasi.
Saat ini, BRAU belum memberikan laporan keuangan yang terbaru, namun dalam laporan keuangan tahunan perseroan pada 2014 disebutkan, jumlah aset yang dimiliki sebanyak USD 1.773 juta, dan total liabilitas lancar sebanyak USD 1.288 juta, ditambah liabilitas jangka panjang USD 527 juta, dengan total utang sebesar USD 1.815 juta.
Berau Coal mendapat tingkat kerugian bersih selama tahun berjalan 2014 sebesar USD 85 juta dan modal kerja bersih USD 421 juta. Dengan kondisi keuangan tersebut, restrukturisasi utang cukup sulit dilakukan karena besar utang tidak sebanding dengan aset yang dimiliki.
-
Siapa yang terlilit utang ratusan juta? Eko Pujianto merupakanpengusaha muda yang pernah mengalami keterpurukan karena terjebak utang ratusan juta.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa itu bunga pinjaman? Bunga pinjaman merupakan biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam ketika mengambil pinjaman dari lembaga keuangan.
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang memiliki utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa itu bunga persen pinjaman? Bunga persen pinjaman adalah biaya tambahan yang harus dibayarkan oleh peminjam kepada pemberi pinjaman sebagai imbalan atas penggunaan dana pinjaman.Bunga ini dihitung sebagai persentase tertentu dari jumlah pinjaman yang diberikan. Dalam praktiknya, bunga persen pinjaman disebut juga sebagai suku bunga.
Manajemen BRAU dalam surat keterbukaan informasi yang diberikan kepada Bursa Efek Indonesia Nomor 079/BCE/BOD-EDS/V/2016 mengatakan bahwa jumlah surat utang setelah pembelian kembali notes oleh perseroan adalah sekitar USD 799,87 juta. Ini terdiri atas sisa notes lama sekitar USD 358,04 juta dengan bunga 12,5 persen yang jatuh tempo 2015 dan diterbitkan oleh Berau Capital Resources Pte Ltd. Juga ada sisa notes yang jatuh tempo pada 2017 sekitar USD 441,82 juta dengan bunga 7,25 persen yang diterbitkan ole Berau Coal.
Associate Vice President Argyle Street Management Brian Liu mengatakan, proses restrukturisasi ini masih panjang dan lebih sulit dari dugaan. Berau Coal Energy harus menilai kembali kemampuan operasional perusahaan tambang ini. “Proses ini terus berjalan dan kami membutuhkan waktu untuk mencari skema terbaik," katanya di Jakarta, Jumat (27/1).
Senior Analis Bina Artha Securities, Reza Priyambada mengatakan, untuk menyelesaikan utang yang berkepanjangan mau tidak mau manajemen Berau Coal Energy akan melakukan negosiasi dengan pemegang obligasi agar nanti dihasilkan win-win solution. Negosiasi bisa dilakukan dapat berupa perpanjangan tenor ataupun negosiasi penurunan bunga utang dengan para pemegang bond. Pilihan lainnya adalah melakukan refinancing.
"Masalahnya, apakah itu disetujui oleh pemegang obligasi. Belum lagi ganti uang kan tetap ada konsekuensinya, makin panjang tenornya makin tidak pasti," kata Reza.
Di samping restrukturisasi utang yang masih berlaku, sejak Mei 2015, Berau Coal Energy mengalami suspend perdagangan di semua pasar saham, selama hampir dua tahun. Suspend perdagangan saham tersebut antara lain disebabkan oleh keterlambatan penyampaian laporan keuangan berkala kepada Bursa. "Mungkin juga ada informasi yang belum disampaikan kepada BEI," pungkasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaMayoritas utang pemerintah per Juni 2024 didominasi oleh SBN sebesar 87,85 persen, sedangkan sisanya adalah pinjaman sebesar 12,15 persen.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca Selengkapnya"Dibandingkan tahun lalu ini penurunan (penarikan utang) sangat tajam," terang Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaPembiayaan utang pada semester I-2023 mencapai Rp166,5 triliun, menurun 15,4 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) kini sebesar 38,49 persen.
Baca SelengkapnyaUtang Indonesia saat ini justru mengalami perbaikan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Baca SelengkapnyaPerkembangan ULN tersebut terutama dipengaruhi oleh peningkatan aliran masuk modal asing pada SBN.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjabarkan realisasi penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) sepanjang 2023 sebesar Rp308,7 triliun.
Baca SelengkapnyaPadahal utang negara kepada CMPN, perusahaan milik Jusuf Hamka totalnya Rp800 miliar.
Baca Selengkapnya