Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Proyek KA cepat dinilai jadi balas budi Menteri Rini ke China

Proyek KA cepat dinilai jadi balas budi Menteri Rini ke China Menteri BUMN Rini Soemarno. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Ekonom Universitas Indonesia, Faisal Basri meminta Presiden Joko Widodo agar tidak terbuai bisikan menterinya terkait pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurut dia, ada hal-hal yang tak masuk akal dalam pembangunan kereta cepat tersebut.

Selain itu, Faisal mencurigai adanya hubungan antara proyek kereta cepat ini dengan pinjaman uang sebesar USD 1 miliar dari China kepada 3 bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

"Apa kaitannya dengan pinjaman yang dikasih ke Mandiri, BNI, dan BRI yang masing-masing USD 1 miliar, ini hubungannya apa? Jadi menurut saya harus dibuka dan terang benderang supaya Pak Jokowi tidak dijerumuskan oleh para pembantunya, oleh para menterinya. Harus jelas deh. Karena tidak ada rasionalitasnya KA cepat Jakarta-Bandung," ujar Faisal di Kantor PLN Pusat, Jakarta, Jumat (22/1).

Mantan ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas ini menilai pemerintah melakukan kesalahan terhadap pemilihan rute Jakarta-Bandung. Menurut dia, rute tersebut tidak layak untuk kereta cepat.

"Jangan-jangan ini Pak Jokowi salah menerima masukan input, ada macam-macam. Saya masih percaya sama Pak Jokowi, masih percaya sekali," pungkas dia.

Faisal menduga keterlibatan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurut dia, proyek yang digenjot Rini ini ganjil lantaran urusan kereta merupakan tanggung jawab Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.

"Ini apa hubungannya? Kok yang ngurus Kereta Api tidak diajak? Kok yang ngurusin Kereta Api menteri BUMN? Kan ada keanehan-keanehan yang harus disingkap," jelas Faisal.

Selain itu, bergabungnya PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) dinilai melakukan monopoli pembangunan yang tidak seharusnya dilakukan BUMN seperti pembangunan hotel.

Dia mengungkapkan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung ini banyak permainan kotor. DIa pun meminta Jokowi untuk meninjau ulang kapasitas Rini Soemarno sebagai Menteri BUMN.

"Seolah-olah proyek ini tidak dibiayai APBN. Tapi jadi akal-akalan pemerintahnya biayai BUMN lewat PMN, jadi APBN juga. Kalau saya lihat ini pengaruh dari Rini Soemarno semakin besar. Saya melihat ini mata rantai bukan dari ini saja, tapi dari berbagai macam itu, oh ini sumber masalahnya ada salah informasi. Sehingga Presiden (Jokowi) memutuskan itu dengan info kurang akurat," pungkas dia.

(mdk/sau)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dituding Rugikan WIKA hingga Rp7,2 Triliun, Begini Penjelasan KCIC
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dituding Rugikan WIKA hingga Rp7,2 Triliun, Begini Penjelasan KCIC

PT KCIC membantah proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung membuat PT Wika merugi hingga Rp7,2 triliun.

Baca Selengkapnya
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bisa Bikin Utang Pemerintah Makin Bengkak
Kereta Cepat Jakarta-Bandung Bisa Bikin Utang Pemerintah Makin Bengkak

PT KCIC telah menerima pinjaman sebesar USD4,55 miliar yakni sekitar Rp69,33 triliun dari China Development Bank milik pemerintah.

Baca Selengkapnya
KCIC Sebut Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Sudah Dibahas dengan China
KCIC Sebut Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Sudah Dibahas dengan China

Dwiyana melanjutkan, hingga saat ini juga belum ada tahap studi kelayakan.

Baca Selengkapnya
Erick Jajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Tidak Kalah dengan Eropa
Erick Jajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung: Tidak Kalah dengan Eropa

"kalau kita perbandingkan dengan Eropa, Amerika, Jepang ya memang ini tidak kalah," kata Erick Thohir.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Keras Balas Luhut Soal Kereta Cepat Bermasalah
VIDEO: Jokowi Keras Balas Luhut Soal Kereta Cepat Bermasalah "Kita Jangan Alergi Kritik!"

Presiden Jokowi menegaskan agar pemerintah tidak alergi terhadap berbagai macam kritik

Baca Selengkapnya
Sempat Ditolak, Kini Pemerintah Jadikan APBN Sebagai Jaminan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Sempat Ditolak, Kini Pemerintah Jadikan APBN Sebagai Jaminan Utang Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Komite Kereta Cepat Jakarta-Bandung tetap meminta Kementerian BUMN untuk membuat skema pengawasan keuangan di tubuh PT KAI.

Baca Selengkapnya
Muncul Isu Penyetopan Utang Kereta Cepat Jika Indonesia Tak Beli KRL dari China, KAI Beri Penjelasan Begini
Muncul Isu Penyetopan Utang Kereta Cepat Jika Indonesia Tak Beli KRL dari China, KAI Beri Penjelasan Begini

Proses pengadaan impor tiga rangkaian KRL baru asal China tersebut dilakukan sesuai aturan yang berlaku tanpa ada tekanan dari pihak manapun.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masih Dalam Studi
Jokowi: Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Masih Dalam Studi

jika Kereta Cepat Jakarta Surabaya dibangun, rutenya akan melewati KCJB terlebih dahulu.

Baca Selengkapnya
CEK FAKTA: Hoaks Jokowi Bangun IKN Khusus untuk Warga China
CEK FAKTA: Hoaks Jokowi Bangun IKN Khusus untuk Warga China

Beredar narasi Presiden Jokowi membangun IKN untuk warga China

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Panggil Bos Kereta Cepat Whoosh ke Istana, Bahas Apa?
Presiden Jokowi Panggil Bos Kereta Cepat Whoosh ke Istana, Bahas Apa?

KCIC mencatat sejak dioperasikan pada 17 Oktober 2023, jumlah penumpang kereta cepat Whoosh telah mencapai 4 juta penumpang.

Baca Selengkapnya
Kereta Tanpa Rel di Ibu Kota Nusantara Dikembalikan ke China, Kemenhub Akhirnya Beri Penjelasan
Kereta Tanpa Rel di Ibu Kota Nusantara Dikembalikan ke China, Kemenhub Akhirnya Beri Penjelasan

Keputusan itu diambil lantaran Otorita IKN menilai kereta tanpa rel tersebut belum dapat berfungsi dengan baik, setelah dilakukan hasil penilaian dan evaluasi.

Baca Selengkapnya
Akhirnya Utang dari China Cair Rp7 Triliun, Untuk Bayar Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung
Akhirnya Utang dari China Cair Rp7 Triliun, Untuk Bayar Pembengkakan Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Pinjaman senilai Rp7 triliun dari CDB telah dicairkan ke PT KAI.

Baca Selengkapnya