Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Proyeksi 2022, Sektor Penopang Pertumbuhan dan Tantangan Ekonomi Tahun Depan

Proyeksi 2022, Sektor Penopang Pertumbuhan dan Tantangan Ekonomi Tahun Depan Indonesia bersiap hadapi resesi. ©Liputan6.com/Helmi Fithriansyah

Merdeka.com - Kementerian Keuangan mencatatkan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional pada 2022 akan tumbuh di angka 5,2 persen. Capaian tersebut diramal banyak ditopang dari kinerja sektor industri dan perdagangan.

Dua sektor tersebut digadang-gadang menjadi penyumbang utama perekonomian nasional. Hal ini seiring dengan terkendalinya kasus Covid-19 di Tanah Air. Belum lagi efek domino yang dihasilkan dari kinerja kedua sektor tersebut.

"Sektor industri dan perdagangan akan meningkat dan menjadi penyumbang utama pertumbuhan tahun 2022," kata Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Iskandar Simorangkir saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (21/12).

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat total pertumbuhan industri pengolahan sampai kuartal III-2021 sebesar 3,68 persen. Angka ini lebih rendah dari capaian pada kuartal II-2021 yang tumbuh hingga 6,91 persen. Namun tidak lebih baik dari kuartal I pada tahun yang sama sebesar -1,38 persen.

Masih dari sumber yang sama, kinerja industri non migas pada sepanjang tahun 2021 yakni 0,71 persen pada kuartal I-2021, 6,91 persen pada kuartal II dan 4,2 persen pada kuartal III. PMI Manufaktur Indonesia sampai November telah mencapai 53,9 atau berada di zona ekspansif.

Kinerja sektor perdagangan selama tahun 2021 juga mengalami pola yang tidak jauh berbeda dengan sektor industri. Secara berturut-turut, kinerja sektor perdagangan di kuartal I tumbuh -1,23 persen, kuartal II tumbuh 9,45 persen dan pada kuartal III mengalami penurunan dengan tumbuh 5,16 persen.

Meski dua sektor tersebut pada kuartal III mengalami penurunan, namun kinerja sektor industri dan sektor perdagangan diperkirakan terus meningkat.Hal ini seiring dengan melandainya kasus Covid-19 jelang tahun 2022 dan kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat yang diperlonggar.

"Pertumbuhan tahun 2022 seiring melandainya Covid-19 sehingga mobilitas akan meningkat," kata Iskandar.

Sektor Lain Penopang Pertumbuhan Ekonomi

Sektor lainnya yang akan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni telekomunikasi dan teknologi serta sektor kesehatan. Dua sektor ini terus mencatatkan kinerja postifi sejak pandemi Covid-19 berlangsung. Mengingat keduanya menjadi sektor yang penting dalam penanganan dan adaptasi dengan keadaan. Kemudian disusul dengan peningkatan di sektor pertanian yang didukung program food estate dan iklim yang baik.

"Disusul sektor pertanian seiring dibukanya food estate dan iklim yang baik," kata Iskandar.

Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), Bhima Yudhistira sepakat sektor telekomunikasi dan teknologi masih akan menyokong pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2022. Terlebih kebutuhan internet dn digitalisasi terus bertambah karena berbagai pembatasan sosial masih berlangsung.

Selain itu, Bhima menilai sektor pendongkrak lainnya yakni pertambangan dan perkebunan. Harus diakui, krisis akibat pandemi ini membuat harga-harga komoditas terus mengalami peningkatan seiring dengan tingginya permintaan dari global.

"Sektor pertambangan dan perkebunan karena ada booming kenaikan harga komoditas," kata Bhima saat dihubungi secara terpisah.

Sektor industri makanan dan minuman juga akan mendorong pertumbuhan ekonomi karena sangat sensitif dengan peningkatan sektor konsumsi rumah tangga. Hanya saja, sektor properti, khususnya untuk hunian apartemen di pusat kota belum akan membaik.

Dia memperkirakan sistem kerja dari jarak jauh atau dari rumah masih akan berlangsung di tahun depan. Sehingga bisnis di sektor ini masih belum banyak berkontribusi pada perekonomian nasional.

"Sehingga hunian di sekitar perkantoran masih akan sepi," kata Bhima.

Tantangan Perekonomian 2022

Terkendalinya Covid-19 di Indonesia memang membuat pemerintah optimistis mencatatatkan kinerja perekonomian yang positif di 2022. Namun hal itu tidak bermakna pemulihan ekonomi tidak memiliki tantangan.

Iskandar menilai tantangan terbesar datang dari perekonomian global yakni tappering off dari The Fed. Kebijakan bank sentral Amerika Serikat tersebut bisa mengakibatkan tingkat suku bunga di dalam negeri.

"Tapering off the fed AS bisa meningkatkan suku bunga," kata Iskandar.

Meski begitu, Iskandar menilai dampak tappering off tersebut tidak akan terlalu berdampak besar bagi Indonesia. Sebab suku bunga utang (bond) Indonesia masih di kisaran 5 persen. Sehingga masih bisa menahan dampak dari tappering off.

Apalagi cadangan devisa negara juga cukup besar. Sampai akhir November 2021, posisi cadangan devisa mencapai USD 145,9 miliar. Angka tersebut setara dengan pembiayaan 8,3 bulan impor atau 8,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Termasuk berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor dan mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. "Ditambah lagi cadangan devisa Indonesia yang cukup besar," kata Iskandar.

Selain itu, Bhima menilai tantangan besar perekonomian nasional yakni kenaikan inflasi. Pemerintah memang memperkirakan kenaikan inflasi masih dalam batas 3 persen. Namun Bhima meramalkan bisa tembus hingga 5 persen secara tahunan.

"Inflasi 2022 bisa mencapai 4-5 persen secara tahunan," kata dia.

Kenaikan tersebut dipicu berbagai faktor. Salah satunya nilai tukar rupiah yang diperkirakan melemah. Pelemahan bisa menyebabkan harga barang impor lebih mahal. Biaya produksi juga mengalam peningkatan, sehingga akan berdampak pada kenaikan harga-harga produk. Termasuk kenaikan harga kebutuhn pokok yang disebabkan faktor cuaca ekstrem.

Tak hanya itu, kenaikan inflasi juga dipicu implementasi Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP). Salah satunya kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11 persen per April 2022.

Untuk itu dia menilai, masyarakat Indonesia harus siap menghadapi potensi kenaikan inflasi. Sebab hal ini bisa membuat harga-harga kebutuhan naik. "Jadi Indonesia harus siap inflasinya akan lebih tinggi karena harga kebutuhan pokok seperti kebutuhan dasar yang penting," kata dia mengakhiri.

 

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Meski Harga Komoditas Anjlok, Airlangga Optimis Ekonomi 2023 Tumbuh 5,3 Persen
Meski Harga Komoditas Anjlok, Airlangga Optimis Ekonomi 2023 Tumbuh 5,3 Persen

Menko Airlangga optimis target pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,3 persen tahun ini tercapai, meski sejumlah harga komoditas unggulan terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
FOTO: BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,5 Persen di 2024
FOTO: BI Proyeksikan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,5 Persen di 2024

Perry Warjiyo mengungkapkan, kinerja ekonomi Indonesia yang tetap kuat di tengah ketidakpastian global didukung oleh bauran kebijakan BI dan pemerintah.

Baca Selengkapnya
Ada Pilkada Serentak, Sri Mulyani Yakin Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5 Persen
Ada Pilkada Serentak, Sri Mulyani Yakin Ekonomi Indonesia Tumbuh di Atas 5 Persen

Selain itu, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Pede Prabowo Subianto Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen
Bank Indonesia Pede Prabowo Subianto Bisa Bikin Pertumbuhan Ekonomi di Atas 5 Persen

Bank Indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap positif meski perekonomian dunia melambat.

Baca Selengkapnya
Ini Dia Lapangan Usaha yang Topang Pertumbuhan Ekomomi 4,95 Persen di Kuartal III-2024
Ini Dia Lapangan Usaha yang Topang Pertumbuhan Ekomomi 4,95 Persen di Kuartal III-2024

Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti mengatakan, kelima sektor ini berkontribusi sebesar 64,94 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Baca Selengkapnya
Ada Pembangunan IKN, BI Ramal Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Ada Pembangunan IKN, BI Ramal Ekonomi RI Bisa Tumbuh 5,5 Persen di 2024

Dia bilang proyeksi ekonomi tumbuh hingga 5,5 persen ditopang oleh sektor investasi yang terus tumbuh. Khususnya investasi bangunan.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya
Politikus Golkar: Tren Pemulihan Ekonomi Indonesia Semakin Solid
Politikus Golkar: Tren Pemulihan Ekonomi Indonesia Semakin Solid

Pertumbuhan ekonomi cukup impresif, yakni 5,11 persen di kuartal I-2024

Baca Selengkapnya
BPS Catat Ekonomi RI Tumbuh 5,17 Persen di Kuartal II-2023: Ekonomi Kita Makin Stabil
BPS Catat Ekonomi RI Tumbuh 5,17 Persen di Kuartal II-2023: Ekonomi Kita Makin Stabil

Bahkan hal ini sudah berlangsung selama 7 kuartal atau hampir 2 tahun berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang Resesi
Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang Resesi

Menurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding China dan Singapura, Ini Datanya
Ekonomi Indonesia Lebih Baik Dibanding China dan Singapura, Ini Datanya

Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2024 ditopang oleh kinerja positif di semua sektor.

Baca Selengkapnya
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024
Didorong Konsumsi Pemilu, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tumbuh 5,5 Persen di 2024

penyelenggaraan pesta demokrasi memberi dampak positif terhadap perekonomian nasional.

Baca Selengkapnya