PT PP Catatkan Kontrak Baru Rp14,81 Triliun Hingga Juni 2019
Merdeka.com - PT PP (Persero) Tbk (Perseroan) mencatatkan kontrak baru sebesar Rp14,81 triliun sampai dengan bulan ke 6 tahun 2019 ini atau akhir Juni 2019.
"Manajemen optimis target kontrak baru sampai dengan akhir tahun akan tercapai sebesar Rp50 triliun," ucap Direktur Utama PT PP, Lukman Hidayat.
Pencapaian kontrak baru sebesar Rp14,81 triliun tersebut terdiri dari kontrak baru induk perseroan sebesar Rp13,15 triliun dan anak perusahaan sebesar Rp1,66 triliun. Beberapa proyek besar yang berhasil diraih perseroan sampai dengan bulan Juni 2019 antara lain RDMP RU V Balikpapan Lanjutan di Kalimantan Timur sebesar Rp5,88 triliun, Tol Indrapura – Kisaran di Sumatera sebesar Rp3 triliun.
-
Siapa yang mengumumkan realisasi investasi? Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa realisasi investasi tersebut mencapai 129,0 persen dari target Renstra sebesar Rp 1.099,8 triliun.
-
Siapa yang punya investasi lebih besar? Hargreaves menunjukkan bahwa pola investasi ini telah berlanjut selama 30 tahun dan rata-rata wanita yang berinvestasi akan berakhir dengan portofolio senilai 25% lebih banyak dibandingkan pria.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Apa yang dicapai oleh saham BBRI sejak IPO? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan saat IPO.
-
Apa itu Perseroan Terbatas? Perseroan Terbatas adalah suatu badan usaha atau unit yang telah berlandaskan hukum.
-
Apa realisasi investasi tahun 2023? Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun.
Selain itu, ada proyek smelter Kolaka Tahap 1 dan 2 sebesar Rp700 miliar, Pesantren Mualimin Yogya sebesar Rp470 miliar, pekerjaan tambah Runway Soetta Sec. 1 sebesar Rp455,975 miliar, kereta api Makassar Pare-Pare sebesar Rp450 miliar, sapras SPBU Rest Area sebesar Rp334 miliar, landmark Telkom Universe sebesar Rp292 miliar, RSUD Soreang sebesar Rp269 miliar, infrastruktur Tol Bakauheni sebesar Rp235 miliar dan lain sebagainya.
Sampai dengan Juni 2019, perolehan kontrak baru dari BUMN mendominasi perolehan kontrak baru perseroan dengan kontribusi sebesar Rp10,01 triliun atau 68 persen, disusul oleh swasta sebesar Rp3,61 triliun atau 24 persen dan APBN sebesar Rp1,17 triliun atau 8 persen dari total perolehan kontrak baru.
Sedangkan, perolehan kontrak baru berdasarkan jenis atau tipe pekerjaan, yaitu oil & gas sebesar 40 persen, gedung sebesar 24 persen, jalan & jembatan sebesar 22 persen dan industri sebesar 6 persen yang merupakan 4 kontributor utama dari portofolio kontrak baru perseroan sampai dengan Juni 2019 dengan total kontribusi sebesar 92 persen. Sisanya dikontribusi oleh airport sebesar 3 persen, kereta api sebesar 3 persen dan irigasi dan power plant, masing-masing sebesar 1 persen.
Pada bulan April lalu, perseroan telah melakukan penandatanganan kontrak pembangunan pabrik peleburan (smelter) berteknologi Rotary Kiln Electric Furnance dengan PT Ceria Nugraha Indotama dan telah dilakukan acara pemancangan tiang pertama pada 15 Juni 2019 lalu.
Proyek pembangunan smelter feronikel yang berlokasi di Kecamatan Wolo, Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara ini akan menelan investasi sebesar Rp4 triliun untuk tahap 1 dan akan dilanjutkan tahap berikutnya dengan nilai total investasi mencapai Rp14,5 triliun.
Pembangunan pabrik smelter ini pun menggunakan teknologi RKEF yang terdiri dari 4 tanur listrik jenis rectangular di mana teknologi ini merupakan yang pertama di Indonesia.
Di samping itu, perseroan juga telah melakukan perjanjian kerja sama terkait pembangunan pabrik peleburan (nickel smelter) dengan PT Macika Mineral Industri pada 5 Agustus 2019 lalu. Dalam pembangunan proyek smelter ini, perseroan berperan sebagai kontraktor yang akan bertanggung jawab dalam penyelesaian proyek yang akan bekerjasama dengan perusahaan China dari sisi technology and machinery provider.
Pembangunan smelter ini akan menggunakan teknologi Rotary Kiln Electric Furnance (RKEF) dengan total kapasitas daya 2x33 MVA dengan target produksi sebesar 120.000 ton setiap tahunnya dengan kadar minimum nikel 11 persen. Proyek pembangunan nickel smelter ini berlokasi di Kecamatan Palangga Selatan, Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara dan ditargetkan beroperasi pada tahun 2021.
Dari sisi portofolio investasi, perseroan telah melakukan penandatanganan akta Perjanjian Usaha Patungan (PUP) dan akta Pendirian PT Pembangunan Perumahan Semarang Demak, sebagai badan usaha yang membangun dan mengelola Tol Semarang-Demak.
Perjanjian pendirian perusahaan patungan ini merupakan tindak lanjut dari perjanjian Konsorsium tanggal 18 Agustus 2018 dan keputusan pemenang lelang dalam surat Menteri PUPR No. PB.02.01-Mm/1347 tanggal 17 Juli 2019. Dengan penandatanganan Akta PUP dan Akta Pendirian badan usaha ini, tahap selanjutnya adalah penandatanganan Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) yang akan dilakukan dalam waktu dekat.
Tol Semarang-Demak merupakan satu dari 14 ruas tol Proyek Strategis Nasional (PSN) Perpres Nomor 56 Tahun 2018. Proyek tol sepanjang 27 kilometer yang menelan biaya investasi Rp5,6 triliun ini direncanakan berfungsi sebagai tanggul laut di pantai utara Kota Semarang, mulai dari wilayah Kaligawe hingga Kali Sayung di Kabupaten Demak, sehingga dapat menanggulangi banjir dan rob Kota Semarang sekaligus mengurai kemacetan Semarang-Demak.
Selain itu, anak perusahaan perseroan, PT PP Infrastruktur juga telah melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama terkait pembangunan dan pengembangan SPAM Regional Ir. H. Djuanda. Perjanjian kerja sama ini merupakan tindak lanjut dari pembentukan Konsorsium MMVP (Maynilad-Metropac-Varsha-PT PP (Persero) Tbk-PT PP Infrastruktur), badan usaha investasi yang akan bertanggung jawab dalam pembangunan dan pengembangan SPAM Regional Ir. H. Djuanda dengan masa konsesi 30 tahun. Adapun bentuk kerja sama yang disepakati oleh Konsorsium MMVP dan Perum Jasa Tirta II adalah studi/analisa ketersediaan air baku di Waduk Jatiluhur sebagai tahapan fisibilty study SPAM Regional Ir. H. Djuanda.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya laba meningkat, PT PP meraih kontrak baru senilai Rp15,68 triliun di Juli 2023.
Baca SelengkapnyaPTPP (Persero) telah menggenggam 8 proyek IKN dengan total nilai kontrak sebesar Rp4,15 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi ini meningkat sebesar 99,96 persen (yoy) dibandingkan dengan realisasi Januari tahun sebelumnya.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini, PTPP mengerjakan 30 Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan 10 di antaranya telah diselesaikan.
Baca SelengkapnyaPT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero)/PT PII mencatatkan kinerja positifnya sepanjang tahun 2023.
Baca SelengkapnyaProyek pembangunan North-South Commuter Railway yang berlokasi di Filipina ini dikerjakan oleh perusahaan joint venture BUMN konstruksi dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaSkema penyewaan itu dilakukan secara time charter untuk dua kapal milik PIS yakni MT Sanggau dan MT Gunung Geulis.
Baca SelengkapnyaPerusahaan plat merah itu juga telah membayar pokok utang berbunga sebesar Rp11,3 triliun.
Baca SelengkapnyaKepemimpinan di industri asuransi didukung oleh kinerja bisnis yang solid.
Baca SelengkapnyaPasca pelunasan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan ke depannya.
Baca SelengkapnyaPenerimaan pajak sejak Januari-Agustus 2024 telah mencapai Rp1.196,54 triliun atau 60,16 persen dari target APBN.
Baca SelengkapnyaPT PII berikan jaminan proyek infrastruktur jalan tol di Jawa hingga Rp534 triliun.
Baca Selengkapnya