PT PP Raup Pendapatan Rp4,28 Triliun di Kuartal I-2022, Ini Faktor Penyumbangnya
Merdeka.com - Perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka di Indonesia, PT PP (Persero) Tbk mencatatkan pendapatan Rp4,28 triliun di kuartal I-2022. Perolehan ini naik 50,79 persen jika dibandingkan periode sama tahun lalu yang hanya Rp2,83 triliun.
Selain itu, PT PP juga membukukan laba bersih yang tumbuh sebesar 13,42 persen secara tahunan menjadi Rp53 miliar dari semula Rp47 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, beban pokok pendapatan PT PP dibukukan sebesar Rp3,73 triliun.
Sehingga perusahaan mengantongi laba kotor secara konsolidasi sebesar Rp544,47 miliar dengan marjin laba kotor sebesar 12,7 persen.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Bagaimana PLN meningkatkan pendapatan? Peningkatan laba bersih PLN ini ditopang semakin tumbuhnya penjualan listrik yang mencapai 6,3% atau total 273,8 Terawatt hour (TWh) sehingga berdampak pada kenaikan pendapatan penjualan listrik hingga 7,7% dari Rp288,8 triliun di 2021 menjadi Rp311,1 triliun di 2022.
-
Apa itu PPN 12%? Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% akan mulai diterapkan pada tanggal 1 Januari 2025.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Apa realisasi investasi tahun 2023? Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan realisasi investasi sepanjang tahun 2023 mencapai Rp 1.418,9 triliun.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko merangkap Corporate Secretary PT PP, Agus Purbianto menjelaskan, kenaikan pendapatan usaha perusahaan ditopang oleh hampir semua sektor bisnis PT PP yang mengalami pertumbuhan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan di kuartal I-2022 ini.
Dalam laporan keuangan ini tercatat sektor konstruksi tumbuh sebesar 36 persen, EPC sebesar 26 persen, dan properti sebesar 37 persen. Sedangkan kontribusi pertumbuhan pendapatan usaha PT PP sebesar Rp4,28 triliun berasal dari induk usaha sebesar 57 persen dan sisanya sebesar 43 persen berasal dari anak usaha (PP Presisi sebesar 17 persen, PP Semarang Demak sebesar 9 persen, PP Properti sebesar 8 persen, PP Urban sebesar 4 persen, dan lainnya sebesar 5 persen).
Pada Kuartal I-2022, aset PT PP tercatat sebesar Rp56,60 triliun dengan liabilitas mencapai Rp42,15 triliun sehingga ekuitas perusahaan yang tercatat pada periode ini mencapai sebesar Rp14,45 triliun.
"Pencapaian kinerja keuangan yang berhasil dicatat oleh PT PP di awal tahun cukup positif, di mana perusahaan masih dapat mencatatkan pertumbuhan pendapatan usaha dan laba bersih di periode ini. Dengan perolehan kinerja tersebut menandakan bahwa perusahaan mulai bangkit dan bertumbuh di masa pandemi Covid-19," ujar Agus di Jakarta, Rabu (11/5).
Kinerja 2022
Selain itu, perusahaan masih optimistis dapat mencapai target perusahaan yang telah ditetapkan di tahun 2022. Pencapaian kinerja keuangan di awal tahun 2022 terbilang cukup baik dimana masih dalam kondisi wabah pandemi Covid-19, PT PP masih dapat membukukan laba bersih tahun berjalan sebesar Rp53 miliar.
Sementara itu, sampai dengan akhir Maret 2022, PT PP telah mencatatkan belanja modal (capex) sebesar Rp854 miliar lebih besar 71,89 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp497 miliar.
Adapun belanja modal tersebut telah direalisasikan untuk membiayai anak usaha utama sebesar Rp250 miliar, anak usaha non utama sebesar Rp588 miliar, dan investasi baru sebesar Rp16,3 miliar.
Di tahun 2022 ini, PT PP menargetkan penyerapan belanja modal sebesar Rp4,3 triliun yang direncanakan akan digunakan untuk penyertaan investasi pada anak usaha utama dan non utama, entitas, afiliasi, investasi baru dan kebutuhan aset tetap.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak hanya laba meningkat, PT PP meraih kontrak baru senilai Rp15,68 triliun di Juli 2023.
Baca SelengkapnyaPer Maret 2024, realisasi PPh Migas mencapai Rp14,53 triliun atau 19,02 persen dari target.
Baca SelengkapnyaMenurut Sri Mulyani, capaian pendapatan negara tahun 2023 yang tembus melebihi target merupakan pencapaian yang luar biasa baik.
Baca SelengkapnyaPLN berkontribusi dengan dividen bagi negara sebesar Rp3,09 triliun atau mencapai satu setengah kali dari target yang ditetapkan.
Baca SelengkapnyaPLN menyetorkan dividen bagi negara sebesar Rp3,09 triliun.
Baca SelengkapnyaTerdapat penurunan nilai penerimaan pajak hingga April 2024.
Baca SelengkapnyaPenerimaan berasal dari pajak penghasilan (PPh) non migas sebesar Rp83,69 triliun atau 7,87 persen dari target.
Baca SelengkapnyaPenerimaan pajak sejak Januari-Agustus 2024 telah mencapai Rp1.196,54 triliun atau 60,16 persen dari target APBN.
Baca SelengkapnyaMayoritas jenis pajak utama tumbuh positif sejalan dengan ekonomi nasional yang stabil.
Baca SelengkapnyaPenurunan pendapatan negara terutama disebabkan oleh turunnya harga komoditas, khususnya batubara dan CPO.
Baca SelengkapnyaPajak penghasilan (PPh) non migas terkontraksi sebesar 5,41 persen dengan realisasi sebesar Rp443,72 triliun, sekitar 41,73 persen dari target.
Baca SelengkapnyaNamun demikian, pendapatan negara mengalami kontraksi sebesar 5, 4 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca Selengkapnya