PTDI targetkan jual 200 pesawat Nurtanio ke seluruh dunia
Merdeka.com - Pesawat Nurtanio (N219) menyasar pasar kawasan Amerika Latin, Afrika, dan sejumlah wilayah Asia. Diprediksi kebutuhan dunia pada pesawat dengan jenis serupa seperti N219 sebanyak 2.000 unit.
Kepala Divisi Penjualan PT Dirgantara Indonesia (PTDI), Ade Yuyu Wahyuna, mengatakan karakteristik N219 memang diciptakan untuk beroperasi di bandara kecil yang wilayahnya berbukit.
"Dari prediksi 2.000 kebutuhan dari pesawat sejenis, N219 ditargetkan mampu memenuhi 200 diantaranya," katanya di Bandung, Jumat (2/2).
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Di mana posisi Indonesia dalam volume produksi otomotif? Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, industri otomotif Indonesia berada di peringkat ke-11 dunia dari sisi volume produksi dengan 1,47 juta unit per tahun.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Apa target Menko Perekonomian untuk transportasi di Indonesia? Pemerintah telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030.
-
Apa target perdagangan Indonesia dan Selandia Baru? “Indonesia dan Selandia Baru memiliki target nilai perdagangan sebesar NZD 4 miliar pada 2024. Saya optimistis target tersebut dapat tercapai karena tren nilai perdagangan kedua negara selalu tercatat tumbuh positif,“ kata Mendag Zulkifli Hasan.
-
Apa target produksi perikanan Indonesia di tahun 2025? Menteri Kelautan dan Perikanan (KP), Sakti Wahyu Trenggono menyebutkan bahwa target indikator utama dalam produksi perikanan pada rencana kerja pemerintah atau RKP 2025, mencapai 24,58 juta ton.
Dia mencontohkan, dari 394 kebutuhan pesawat perintis di Amerika Latin, PT Dirgantara Indonesia menargetkan mampu menjual empat unit.
Di kawasan Afrika, pihaknya memprediksi kebutuhannya mencapai 370 unit dan menargetkan bisa menjual tujuh unit. Di Asia ditargetkan bisa terjual dua unit dari 55 kebutuhan. Sementara, di dalam negeri sendiri, PTDI menargetkan menjual lima dari 96 kebutuhan pesawat.
"Kapasitas produksinya juga bisa terus meningkat. Ke depan, PTDI berencana membuat 50 unit setiap tahunnya."
Adapun hambatan dari rencana tersebut ialah dari segi harga. N219 diakui masih mahal dibandingkan pesaingnya. Satu unit N219 dijual dengan USD 6 juta.
Harga jual yang lebih mahal itu disebabkan regulasi yang diterapkan pemerintah di dalam negeri. Jika menjual produksi, PT Dirgantara Indonesia akan dikenai banyak pajak oleh pemerintah. Sementara pesawat dari luar masuk ke Indonesia, bebas dari hal-hal yang memberatkan seperti cukai dan lain-lain.
"Seharusnya sebagai kawasan berikat, PT Dirgantara Indonesia harus dibebaskan dari hal-hal seperti itu. Selain itu, kami belum memeroleh pembiayaan bank yang maksimal terkait pemasaran hasil karyanya itu," ucapnya.
"Kita sekarang bicara di eximbank atau LPEI, dengan bank untuk bikin pembicaraan sindikasi bank. Bukan sekedar komersialisasi menjual, tapi memroduksi," katanya.
Bantuan semua elemen dalam negeri ini, lanjutnya, sangat diperlukan karena sekarang pihaknya tengah gencar merambah bisnis pesawat komersial. Selama ini, pihaknya hanya berkonsentrasi memenuhi kebutuhan militer. "Bagaimana pun perusahaan tidak sustain kalau dari militer," katanya.
Selain itu, pesawat Nurtanio masih membutuhkan waktu yang panjang untuk melengkapi persyaratan sertifikasi. Sejauh ini, pesawat berwarna putih itu masih membukukan 17 jam terbang dari 300 jam yang disyaratkan.
Tenaga Ahli PT Dirgantara Indonesia Andi Alisjahbana mengatakan, 17 jam terbang itu ditempuh dari 15 kali uji terbang yang dilakukan PTDI di sekitar landasan Bandara Husein Sastranegara, Kota Bandung.
Untuk mecapai jam terbang yang disyaratkan, PTDI akan membuat prototype pesawat N219 lain. Pihaknya menargetkan jam terbang pesawat karya anak bangsa itu bisa terpenuhi di 2018.
Saat ini, pembuatan prototype masih berjalan dan direncanakan bisa rampung di Februari ini. "Jadi nantinya jam terbang dibagi dua agar lebih cepat," ungkap dia.
Dia menjelaskan, proses sertifikasi tak hanya meliputi uji terbang 300 jam, namun harus memenuhi pula aspek keselamatan. Jadi, jika ada yang kurang baik, maka harus diperbaiki.
Sejauh ini, dukungan pemerintah cukup besar dalam mempercepat proses sertifikasi pesawat perintis tersebut. Tim dari Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kemenhub terus mengawal proses sertifikasi.
"Mereka mendampingi kami siang dan malam untuk mempercepat proses sertifikasi ini," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menhan Prabowo Subianto menyerahkan lima unit pesawat NC-212i kepada TNI Angkatan Udara (AU) di Lanud Halim Perdanakusuma pada hari Selasa (12/12) pagi.
Baca SelengkapnyaDiharapkan ke depannya, BBN Airlines Indonesia dapat terus menambah jumlah armada dan memenuhi permintaan penerbangan domestik & internasional.
Baca SelengkapnyaSalah satu alutsista Indonesia paling laku yaitu Anoa 6x6 yang dibuat PT Pindad. Anoa 6x6 ini dipesan Malaysia, Pakistan, Timor Leste dan lainnya.
Baca SelengkapnyaPrabowo optimis industri pertahanan Indonesia bisa kuat.
Baca Selengkapnya42 unit pesawat Rafale yang telah dipesan nantinya akan ditempatkan di skadron 12 dan skadron 16.
Baca SelengkapnyaJokowi mengaku kerap ditanya oleh negara-negara lain terkait produksi peluru di Indonesia
Baca SelengkapnyaPrabowo melaporkan soal perkembangan pertahanan RI kepada Jokowi. Kata dia, Kepala negara sangat puas dan gembira.
Baca SelengkapnyaLima pesawat tersebut merupakan bagian dari pengadaan sembilan unit pesawat NC-212i untuk TNI Angkatan Udara.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi kepercayaan pemerintah Filipina terhadap produk buatan Indonesia.
Baca SelengkapnyaPrabowo resmi melakukan kontrak ketiga jet tempur Rafale dari Prancis sebanyak 18 unit.
Baca SelengkapnyaIndonesia memastikan membeli Rafale dan Mirage 2000-5
Baca SelengkapnyaBanyaknya kapal tanker yang dioperasikan lantaran kebutuhan Indonesia per hari terhadap BBM mencapai 1,3 juta barrel dan terus meningkat.
Baca Selengkapnya