Punya Nilai Ekonomi, Pelepah dan Lidi Sawit Mulai Dilirik Pengusaha
Merdeka.com - Jaringan Pengusaha Nasional (JapNas) yang terdiri dari mayoritas pengusaha muda mulai melirik potensi pelepah hingga lidi sawit menjadi industri baru. Pengusaha menargetkan kedua produk itu punya nilai jual.
Ketua Umum Pengurus JapNas Wilayah Riau, Arif Eka Saputra mengatakan selama ini pelepah dan lidi masih terbiarkan begitu saja. Padahal saat ini Riau memiliki kebun kelapa sawit terluas di Indonesia mencapai 4,02 juta hektare.
"Daerah lain, lidi kelapa sawit sudah punya nilai ekonomi dan bahkan diekspor ke luar negeri. Lantas kulit pelepah kelapa juga sudah punya nilai ekonomi. Kenapa yang semacam ini di Riau tidak bisa kita jadikan bernilai ekonomi," kata Arif usai pelantikan pengurus PW JapNas di Pekanbaru, Kamis (25/3).
-
Siapa pengusaha kaya yang membangun pabrik kelapa sawit di Sumatera? Tahun 1991, Wilmar berhasil membangun pabrik pengolahan minyak sawit pertama sekaligus membeli kebun kelapa sawit seluas 7.000 hektare di Pulau Sumatra.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Apa itu Minyak Inti Sawit? Minyak inti sawit atau yang juga dikenal dengan sebutan palm kernel oil adalah minyak nabati yang diekstraksi dari biji (inti) buah kelapa sawit (Elaeis guineensis).
-
Kenapa Dharma Satya Nusantara ekspansi ke kelapa sawit? Pada tahun 1996 secara resmi perusahaan ini memulai ekspansi bisnis kelapa sawit hingga saat ini lahan perkebunan yang dikelola seluas 112.900 hektar, dengan luas area dewasa sebesar 104.400 hektar.
-
Siapa yang membawa kelapa sawit ke Indonesia? Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
Ketua Harian JapNas Riau, Victor Yonathan merinci, jika tiga juta hektare saja dari luasan sudah berproduksi dengan umur di atas delapan tahun, maka potensi pelepah tiap enam bulan telah bisa dimanfaatkan industri mencapai 1,1 miliar batang pelepah.
"Anggaplah setiap enam bulan dari satu batang kelapa sawit itu dibuang tiga pelepah dan satu batang pelepah itu menghasilkan 1 kilogram lidi. Maka lidi yang bisa dimanfaatkan sudah 1 juta ton lebih," kata Viktor.
Saat ini kata Viktor, memang sudah ada yang memanfaatkan lidi sawit. Salah satunya lidi kelapa sawit di daerah itu yang melimpah telah diekspor ke Pakistan.
"Di Indragiri Hulu sudah ada mengusahai ini. Dari dua perusahaan saja pengepul ini bisa mendapatkan 17 ton lidi. Harga beli Rp 2 ribu per kilogram, dikirim ke Pakistan," katanya.
Sementara untuk kulit pelepah sawit, bisa dijadikan bahan meubel. Hanya saja butuh waktu untuk pengeringan, pembersihan agar memunculkan tekstur yang bagus.
"Sebenarnya, pohon kelapa sawit sangat bisa untuk jadi meubel. Tetapi kita fokus dulu ke yang dua bahan ini," ujarnya.
Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution optimistis JapNas dapat menjawab semua tuntutan modern. Termasuk menyiapkan sumber daya manusia untuk berinovasi.
"Japnas sebagai salah satu organisasi tempat berhimpunnya pengusaha, tentu harus dapat merespons dengan baik tuntutan dan tantangan yang muncul di era global saat ini. Salah satu yang perlu dilakukan oleh pengusaha dalam menjawab tuntutan ini, adalah dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang profesional, memiliki kemampuan inovasi dan daya saing pengusaha nasional sebagai garda ekonomi nasional," kata Edy Natar.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Presiden Jokowi meminta kalangan pengusaha membidik potensi dari hilirisasi produk perkebunan dan kelautan.
Baca SelengkapnyaProgram hilirisasi baru berkalan 5 tahun terakhir.
Baca SelengkapnyaKomoditas kelapa memiliki banyak produk turunan seperti kerajinan batok kelapa, arang briket dan produk makanan olahan lain.
Baca SelengkapnyaSalah satu narasumber yang ikut, Hendro Kartiko, Ketua Umum Forum Pemuda Sawit Indonesia (FPSI)
Baca Selengkapnya99,62 Pelaku Usaha di Indonesia Ternyata Hanya Pengusaha Mikro, Apa Solusi Pemerintah?
Baca SelengkapnyaPemerintah tengah bersiap menghentikan ekspor bahan mentah tembaga dan timah. Ekspor baru dilakukan setelah dilakukan hilirisasi.
Baca SelengkapnyaPresiden pengganti Jokowi wajib melanjutkan program hilirisasi nikel dan sawit.
Baca SelengkapnyaMengenai manfaat ekonomi, Teten menyatakan bahwa minyak makan merah ini dapat menjadi langkah maju bagi para petani sawit.
Baca SelengkapnyaSalah satu tugas BPDPKS yaitu menghimpun dan mengembangkan dana perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dari pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten optimis kerja sama dengan RSPO akan memperkuat korporatisasi petani sawit sekaligus memperkuat produksi kelapa sawit dari hulu hingga hilir.
Baca SelengkapnyaSelain Bursa CPO, akan ada komoditas lain untuk masuk ke perdagangan di antaranya, nikel, kakao, karet hingga kopi.
Baca SelengkapnyaJokowi tak ingin Indonesia hanya menjual bahan mentah tanpa nilai tambah.
Baca Selengkapnya