PUPR: Hunian Sewa Plus Wifi Jadi Incaran Milenial
Merdeka.com - Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid mengatakan, pemerintah saat ini tengah berusaha untuk menyediakan rumah layak huni dengan harga terjangkau bagi kaum milenial.
Dia membagi milenial calon pembeli rumah ke atas kedalam tiga kelompok. Pertama, yakni milenial rentang usia 25-29 tahun yang menurutnya cocok untuk tinggal di rumah sewa tengah kota yang dibekali kemudahan internet lewat fasilitas Wireless Fidelity (WiFi).
"Milenial usia 25-29 tahun cocok di rumah atau apartemen sewa yang dipersiapkan oleh pemerintah di pusat-pusat kota. Sifat milenial kan konsumtif. Cukup satu ruangan tipe studio tapi full WiFi," jelas dia di Jakarta, Rabu (19/6).
-
Bagaimana PNM bantu nasabah dapat hunian layak? PNM bekerja sama dengan Sarana Multifungsi Finansial (SMF) (Persero) untuk menyalurkan dukungan affordable housing bagi nasabah yang sudah diuji kelayakannya.
-
Kenapa PNM bantu nasabah punya hunian layak? Dari 14,6 juta nasabah PNM di seluruh Indonesia, tidak sedikit dari mereka yang belum memiliki hunian layak. Dikarenakan akses dan biaya yang cukup terbatas menjadikan rumah yang ditinggalinya sangat sederhana.
-
Apa yang diinginkan generasi milenial dalam rumah? Menurutnya, untuk rumah tapak, banyak anak muda yang ingin rumah di cluster, modern tapi minimalis, lingkungannya kecil tapi homey.
-
Siapa Duta Petani Milenial? Selain Lesti yang ditunjuk jadi Duta Petani Milenial, sederet artis ini juga pernah ditunjuk jadi duta.
-
Kenapa KPR jadi solusi untuk punya rumah? Di tengah harga rumah yang melambung, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bisa jadi solusi untuk memiliki rumah sendiri, lho.
-
Siapa yang punya tips untuk rumah generasi milenial? Agustinus Michel, seorang TikToker dengan akun @paksugus mengatakan, sebagai generasi muda dirinya sangat memimpikan hunian idaman bagi keluarga kecilnya.
Selain itu, milenial masa kini yang bersifat dinamis pada umumnya lebih memprioritaskan hunian sewa di pusat kota yang terintegrasi dengan simpul transportasi umum. "Yang cocok lagi ada bentuknya TOD, Transit Oriented Development, sehingga mereka bisa akses cepat ke tempat aktivitas," ujar dia.
Kelompok selanjutnya, yakni milenial yang menginjak usia 30-35 tahun. "Ini (milenial 30-35 tahun) baru mulai mau mencari pasangan. Butuh tempat tinggal lebih seperti rumah tipe 36 yang punya ruang lebih buat anak dan ada dapurnya. Tapi masih tipe sewa," sambung Khalawi.
Adapun untuk kelompok ketiga, yakni milenial usia 35 tahun ke atas yang telah punya pekerjaan tetap dan memiliki selera hunian tersendiri. "Mereka sudah tahu berapa harga rumah dan lokasi yang pas," sebut Khalawi.
Ke depan, pemerintah melalui Kementerian PUPR tengah menggodok konsep agar generasi milenial bisa menempati hunian yang layak dan nyaman. Hal itu digalakkan lewat Program Satu Juta Rumah dengan turut mengajak pemerintah daerah dan pihak swasta untuk terlibat di dalamnya.
"Program sejuta rumah menggerakkan seluruh stakeholder, baik pusat, daerah maupun swasta, untuk mengembangkan hunian bagi milenial dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah," tandasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Prabowo-Gibran Janjikan Rumah Murah buat Milenial, Begini Strateginya
Baca SelengkapnyaAgung Podomoro membangun Kota Podomoro Tenjo untuk menjawab tingginya permintaan konsumen terhadap hunian.
Baca SelengkapnyaErick Thohir menilai, gaya hidup konsumtif bisa dialihkan menjadi belanja yang lebih bermanfaat bagi masa depan.
Baca SelengkapnyaPeluang untuk terjun ke sektor bisnis properti sangatlah menjanjikan. Ini karena backlog perumahan di Indonesia masih sangat tinggi.
Baca SelengkapnyaDia menilai masih banyak masyarakat tinggal di hunian tidak layak.
Baca SelengkapnyaDi akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.
Baca SelengkapnyaMenurut Hashim, sudah banyak investor yang tertarik untuk membantu buatkan rumah bagi rakyat kecil di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSektor perumahan menjadi salah satu sektor yang memiliki kontribusi yang signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja dan menggunakan banyak produk lokal.
Baca SelengkapnyaHal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang.
Baca SelengkapnyaMenteri Maruarar mengaku pernah bekerja di perusahaan milik Aguan. Namun, kini dia berhasil menduduki posisi di atas Aguan dengan menjadi Menteri PKP.
Baca SelengkapnyaPengembang punya cara untuk memudahkan konsumen, khususnya generasi milenial.
Baca SelengkapnyaAra akan membicarakan lebih lanjut dan mendengar masukan dari semua pihak.
Baca Selengkapnya