Puskepi: Hilangkan Premium, akal-akalan pemerintah naikkan harga BBM
Merdeka.com - Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik (Puskepi) Sofyano Zakaria menyatakan penghilangan bahan bakar minyak (BBM) Premium dan menggantinya dengan Pertalite adalah kebijakan pemerintah yang tidak prorakyat. Pasalnya, rakyat telah membeli Premium yang sudah tidak disubsidi.
"Jika alasan pemerintah bahwa Premium tidak ramah lingkungan sehingga diganti dengan Pertalite, maka harus bisa dibuktikan Premium telah merusak lingkungan, karena BBM itu sudah digunakan sejak puluhan tahun oleh rakyat di NKRI," kata Sofyano Zakaria seperti dilansir dari Antara, Sabtu (18/4).
Sofyano menjelaskan Pertalite adalah BBM dengan RON 90 yang harganya akan di atas Premium RON 88 dan di bawah harga Pertamax RON 92. Artinya dari sisi harga maka Pertalite akan lebih mahal dari Premium.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kenapa harga Pertamax diusulkan naik? Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai kenaikan harga Pertamax Series dinilai sudah cukup tepat lantaran harga minyak dunia yang sedang tinggi.
-
Apa yang menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax? Faktor lainnya yang bisa menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax Series yaitu anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang sudah tembus di level Rp16.000. 'Kurs sudah bergerak sekitar 5 persen makanya Pertamina layak menaikkan harga BBM non subsidi. Yang penting kenaikan tersebut tidak memberatkan masyarakat,' kata Tauhid dilansir dari Antara, Minggu (28/7).
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
"Jika peluncuran Pertalite dimaksudkan pemerintah untuk menggantikan BBM jenis Premium, maka itu dapat dinilai publik sebagai 'akal-akalannya' pemerintah untuk menaikan harga jual BBM sejenis Premium, dan akan kembali memberatkan beban keuangan rakyat," ungkap Sofyano.
"Amerika Serikat, Rusia, Mesir dan beberapa negara lain hingga saat ini juga masih menggunakan BBM sejenis premium RON di bawah 88. Jadi jika premium dinyatakan sebagai BBM yang tidak ramah lingkungan, kenapa negara besar itu, masih menggunakan premium," tambahnya.
Dia melanjutkan, jika penghapusan ini karena alasan importasi dan mencurigai adanya permainan dalam memasok RON 88, maka hal itu seharusnya dikesampingkan. "Tetapi kenyataannya baik Premium, Pertalite, dan Pertamax tetap saja masih mengandalkan impor sehingga tetap saja ada peluang bagi 'pengusaha hitam' untuk bermain dalam pasokan BBM tersebut, dan tetap bergantung kepada pemasok luar negeri," ujarnya.
Idealnya, menurut Sofyano, pemerintah melakukan pengawasan ketat pada tender pembelian atau pengadaan premium RON 88 itu, seperti dengan menangani secara langsung pembelian BBM tersebut, serta tidak menyerahkannya ke Pertamina.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina telah menaikkan harga Pertamax per 1 Oktober 2023 menjadi Rp14.000 per liter.
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca SelengkapnyaPertamina ikut melakukan penyesuaian harga pada BBM non subsidi yang terdiri dari BBM gasoline, Pertamax Turbo dan Pertamax Green 95.
Baca SelengkapnyaPertalite merupakan jenis BBM dengan oktan paling rendah yaitu 90, dengan ciri warna hijau terang.
Baca SelengkapnyaPemerintah melalui kolaborasi tiga menteri yakni Menteri ESDM, Menteri Keuangan dan Menteri BUMN akan kembali mengkaji pembatasan pembelian jenis BBM.
Baca SelengkapnyaJika pemerintah ingin menggantikan Pertalite menjadi Pertamax Green, maka sebaiknya harga yang dilepas ke pasar tidak melebihi Rp10.000 per liter.
Baca SelengkapnyaBP Diesel sebelumnya dijual Rp16.980 per liter menjadi Rp15.665 per liter.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak dunia saat ini akan berpengaruh kepada harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaHarga BBM Pertamax atau Ron 92 kini dibanderol Rp13.300 per liter dari sebelumnya Rp12.400 per liter.
Baca SelengkapnyaMelansir dari laman resmi BP AKR, jenis BBM BP 92 kini dibanderol Rp12.290 per liter dari Rp13.450 per liter atau turun Rp1.160 per liter.
Baca SelengkapnyaLonjakan harga minyak dunia diperkirakan bakal semakin berdampak terhadap harga BBM Non Subsidi yang tidak mendapat sokongan anggaran dari APBN.
Baca SelengkapnyaSejak Maret 2024, BUMN tersebut mempertahankan harga, meski minyak dunia saat itu melonjak pesat.
Baca Selengkapnya