Putusan Bank Indonesia Tahan Suku Bunga Acuan Diklaim Tak Ganggu Kredit Perbankan
Merdeka.com - Kepala Grup Riset Makroprudensial Departemen Kebijakan Makro Prudensial Bank Indonesia (BI), Retno Ponco Windarti, mengatakan bahwa kebijakan suku bunga acuan BI sebesar 6 persen tidak menghalangi perbankan untuk melakukan ekspansi bisnis. Berdasarkan pantauan BI, bank tetap dapat melaksanakan bisnis, seperti penyaluran kredit dengan baik.
"Kita mencermati bahwa kenaikan suku bunga kebijakan kita ternyata tidak direspons kenaikan suku bunga kredit. Jadi dengan kenaikan 175 basis poin, kalau kita lihat dalam periode kenaikan tersebut. Justru tidak meningkat bahkan cenderung menurun tipis," kata dia, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (2/5).
Hal tersebut, lanjut dia, disebabkan oleh langkah efisiensi yang dilakukan pihak perbankan. Dengan demikian, kenaikan suku bunga BI tidak ditransmisikan secara penuh ke suku bunga kredit perbankan.
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Kenapa kinerja intermediasi perbankan tetap baik? Kinerja intermediasi terjaga baik dengan kredit tumbuh 12,36% yoy atau sebesar Rp 7.478 triliun didorong oleh kredit investasi yang mencapai 15,09% yoy dan Kredit Modal Kerja yang tumbuh sebesar 11,68% yoy.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja positif di tengah ketidakpastian? āKeberhasilan BRI Group menjaga kinerja positif tersebut ditunjukkan dari asset yang secara konsolidasian meningkat 9,93% year on year (yoy) menjadi Rp1.851,97 triliun. Pertumbuhan aset tersebut juga diiringi dengan perolehan laba dalam 9 bulan yang mencapai sebesar Rp44,21 triliun atau tumbuh 12,47% yoyā, jelasnya.
-
Kapan kinerja industri perbankan terjaga stabil? Di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan gejolak geopolitik global, kinerja industri perbankan Indonesia per Juni 2024 terjaga stabil,' jelas Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Jumat (2/8).
-
Bagaimana BRI mempertahankan kinerja keuangannya? 'Kontributor utama penopang kinerja positif BRI tersebut diantaranya adalah penyaluran kredit yang tumbuh double digit, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dan dana murah yang juga tumbuh double digit, kualitas kredit yang terjaga, serta proporsi fee-based income yang porsinya terus meningkat terhadap keseluruhan pendapatan BRI', jelas Sunarso.
"Kenapa bank bisa menyalurkan kredit dengan baik di 2018 di tengah kebaikan suku bunga karena kita melihat bahwa bank bisa tingkatkan efisiensinya sehingga kenaikan suku bunga kebijakan BI tidak ditransmisikan secara penuh ke suku bunga kreditnya," jelas dia.
Karena itu, dia yakin bahwa dengan suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 6 persen tersebut, sektor perbankan masih tetap bisa menjalankan bisnis dengan baik dan melakukan ekspansi.
"Sehingga masih meng-cover kita lihat kinerja perbankan relatif bagus dan profit perbankan masih bagus. Jadi kalau saya ditanya dengan keadaan suku bunga Bank Indonesia 6 persen ekspansi masih jalan? Saya rasa begitu tinggal nanti kita cermati kendala-kendalanya. Itu menjadi target penguatan kebijakan kita ke depan," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca SelengkapnyaKe depan tren penurunan suku bunga kebijakan negara maju khususnya Amerika Serikat terus berlanjut.
Baca SelengkapnyaDiharapkan kinerja mata uang Rupiah terhindar dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik.
Baca SelengkapnyaDengan demikian, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,5 persen, dan suku bunga Lending Facility 7 persen.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen.
Baca SelengkapnyaDengan demikian suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,75 persen.
Baca SelengkapnyaKebijakan suku bunga BI akan terus mempertimbangkan sejumlah faktor, terutama pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaKeputusan mempertahankan suku bunga ini bertujuan menjaga aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia juga terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk untuk menjaga stabilitas.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendalinya inflasi pada sasaranĀ 2,5Ā±1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Baca SelengkapnyaPenurunan suku bunga ini bagian dari upaya penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.
Baca Selengkapnya