Racik Premium sendiri, Pertamina bisa hemat 2 juta barel per bulan
Merdeka.com - PT Pertamina (Persero) berencana meracik sendiri Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Premium. Peracikan sendiri akan dilakukan di fasilitas blending Tanjung Uban, Bintan.
Senior Vice President Integrated Suply Chain (ISC) Pertamina Daniel Purba mengatakan dengan meracik BBM jenis premium sendiri maka perseroan dapat menghemat impor sebesar 2 juta barel per bulan. Bahkan, fasilitas blending tersebut pertama kali dimiliki Pertamina, juga akan menghasilkan Pertamax dan Pertalite.
"Kita sedang berusaha mmelakukan aktifitas sendiri, memang Singapura saja yang bisa blending, kita mulai dengan Mogas 88," ujar Daniel di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Rabu (21/9).
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan kualitas BBM? Pertamax Green 92 merupakan bagian dari Program Langit Biru yang dilakukan oleh Pertamina untuk meningkatkan kualitas BBM di Indonesia sesuai dengan standar internasional dan ketentuan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
-
Dimana Pertamina bangun fasilitas di BMTH? Pertamina Patra Niaga menggunakan 2 dermaga di Benoa Selatan sebagai fasilitas penerimaan BBM dan Avtur dari kapal menuju Terminal BBM Sanggaran dan Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Ngurah Rai Bali.
-
Bagaimana Pertamina mengembangkan produk sekunder dari panas bumi? Beberapa produk sekunder yang sedang dikembangkan oleh Pertamina Geothermal Energy diantaranya green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika,' jelas Julfi.
-
Kenapa Pertamina membangun tanki BBM & LPG di Indonesia Timur? Beroperasinya tanki BBM dan LPG ini juga dapat menjaga ketahanan energi di daerah tersebut. Demi mewujudkan availability, accessibility, affordability, acceptability, dan sustainability yang lebih baik dan efisien bagi masyarakat di Indonesia Timur, Pertamina Patra Niaga terus mempercepat proses penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan tanki BBM di Maumere, Nusa Tenggara Timur dan dua (2) tanki LPG di Bima, Nusa Tenggara Barat dan Tenau, Kupang, Nusa Tenggara Timur.
-
Dimana Pertamina membangun Petrochemical Complex? Ditambah dengan Pembangunan Petrochemical Complex di Balongan dan TPPI, serta Hilirisasi Gas di Bintuni dan Bojonegoro.
-
Bagaimana Pertamina Hulu Energi meningkatkan produksi minyak? Perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk peningkatan produksi minyak dengan berbagai macam recovery plan yang sudah disiapkan serta inisiatif baru.
Menurutnya, saat ini Pertamina tengah mempelajari cara pencampuran bahan mentah untuk menghasilkan BBM dan sedang mencari kemungkinan kerja sama untuk pengembangan bisnis di luar negeri.
"Blending juga ada risikonya juga, tidak gampang, kita sedang mempelajari kemungkinan melakukan, sambil menunggu terminal selesai," katanya.
Daniel menjelaskan, fasilitas blending Tanjung Uban sebelumnya hanya berperan sebagai terminal BBM berkapasitas 60.000 kiloliter (kl). Nantinya, adanya pengembangan sekaligus pembangunan infrastruktur peracikan BBM, akan ditambah empat tangki kapasitas 50.000 kl dan dermaga berkapasitas 100.000 DWT.
"Tangki yang sudah eksisting 15.000 kl ada empat, itu hanya sebagai penampung saja," kata Daniel.
Daniel melanjutkan, fasilitas tersebut ditargetkan selesai Desember 2016 dan dapat beroperasi komersial semester pertama 2017. Dengan begitu Pertamina dapat meracik BBM sendiri di luar fasilitas pengolahan minyak mentah (kilang). Ke depannya, terlihat potensi pengembangan bisnis penjualan BBM Pertamina di pasar internasional.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pertamina terus berinvestasi dengan melakukan kegiatan pengeboran sumur-sumur baru.
Baca SelengkapnyaPertalite merupakan jenis BBM dengan oktan paling rendah yaitu 90, dengan ciri warna hijau terang.
Baca SelengkapnyaPertamina telah meluncurkan Pertamax Green 95 untuk mendukung transisi energi.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan oleh Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati saat kunjungan ke proyek RDMP Balikpapan.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus berupaya menciptakan produk alternatif BBM yang lebih ramah lingkungan, semisal bahan campuran untuk bahan bakar nabati (BBN).
Baca SelengkapnyaAsap knalpot kendaraan selama ini ternyata penyumbang polusi paling tinggi di Jakarta.
Baca SelengkapnyaIde untuk membuat bioavtur anyar ini dilatarbelakangi oleh melimpahnya pasokan minyak jelantah di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPertamina terus mencanangkan Program Langit Biru dengan mengembangkan Bahan Bakar Kendaraan berbasis nabati atau bioenergi.
Baca SelengkapnyaHal ini menjawab kegelisahan masyarakat terkait rencana PT Pertamina (Persero) untuk menghapus BBM subsidi jenis Pertalite pada 2024.
Baca SelengkapnyaPemerintah dorong produksi BBM rendah sulfur untuk kurangi polusi di Jakarta.
Baca SelengkapnyaSebagaimana diketahui saat ini Pertalite merupakan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan (JBKP).
Baca SelengkapnyaPertamina juga berencana untuk memasarkan produk Pertamax Green 95, campuran Pertamax (RON 92) dengan etanol 8 persen.
Baca Selengkapnya