Ragukan Prediksi IMF, Stafsus Sri Mulyani Nilai Ekonomi Indonesia Masih Kuat
Merdeka.com - Staf Khusus (Stafsus) Menteri Keuangan, Masyita Crystalin meragukan prediksi Lembaga Moneter Dunia (IMF) baru-baru ini yang meramal GDP global akan terkontraksi 3 persen akibat wabah virus corona (Covid-19) pada tahun ini.
Menurut dia, asumsi tersebut tak akan berdampak pada Indonesia dengan berbagai catatan. Seperti data konsumsi yang relatif baik pada kuartal I 2020, dan data perdagangan yang masih surplus tipis pada 3 bulan pertama tahun ini.
Sebuah pengecualian dia tujukan bagi nilai investasi yang melemah di kuartal pertama 2020. Namun, Masyita mengatakan angka investasi memang sudah melemah sejak 2019 lalu.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa ekonomi di Sulawesi Utara stabil? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi .'Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada.
-
Kenapa BRI menilai kenaikan BI Rate tidak berdampak signifikan? Dirut BRI menilai kenaikan BI Rate dinilai tidak akan berdampak signifikan terhadap likuiditas BRI secara umum.
-
Siapa yang menilai sektor keuangan stabil? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial, seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Mengapa inflasi 2023 dikatakan terendah sepanjang reformasi? 'Selama 2023 inflasi kita 2,61 persen, dan Desember kemarin 0,41 persen. Ini terendah semenjak reformasi (tahun 2023),' kata Mendag dalam konferensi pers Capaian Kinerja 2023 dan Outlook Perdagangan 2024, di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (4/1/).
"Jadi perekonomian Indonesia kalau kami estimasikan masih berada di atas 4 persen. First quartal mungkin masih di 4,5 persen," ujar dia dalam sesi bincang online bersama Katadata, Jumat (24/4).
Di sisi lain, Masyita sepakat dengan skenario IMF dan Bank Dunia ke depan, di mana pertumbuhan ekonomi akan anjlok pada kuartal II-2020, untuk kemudian tak ada kemajuan di kuartal berikutnya, dan baru melonjak pada kuartal akhir tahun ini.
"Akan tetapi kita juga harus mengakui bahwa asumsi pertumbuhan ekonomi ini kita sebetulnya belum tahu pasti kapan pandeminya akan berakhir. Tapi seluruh internasional organisasi, IMF, world bank, itu masih mengasumsikan recovery-nya 2020 turun drastis, 2021 naik pelan-pelan," bebernya.
Ekonomi Harus Siap dalam Penyelamatan Lawan Virus Corona
Oleh karena itu, dia menilai perekonomian negara harus bersiap untuk berbagai jenis penyelamatan dalam melawan wabah virus corona. Terutama jika penyebaran pandemi tersebut terus berkelanjutan di luar perkiraan.
"Kita tampaknya sudah memasuki skenario berat, tahun ini overall GDP di 2,3 persen. Dalam kondisi yang buruk kita perkirakan GDP kontraksi tapi belum terlalu besar, dengan asumsi domestic demand masih cukup menjaga yakni di -0,5 persen," tuturnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi tersebut ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan ekspor yang masih positif.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaMeskipun Rupiah anjlok sejak awal tahun, Menko Airlangga tetap optimis pertumbuhan ekonomi kuartal I-2024 di angka 5 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaIndonesia patut bersyukur karena pertumbuhan ekonomi masih di atas 5 persen di tengah kondisi perekonomian global yang melemah.
Baca SelengkapnyaMenurut Sri Mulyani, banyak masyarakat Indonesia yang melihat pelemahan Rupiah itu dari nominalnya terhadap USD.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi di kuartal II-2024 hanya 5,05 persen, lebih rendah dari capaian kuartal I-2024 di angka 5,11 persen.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca Selengkapnya