Rahasia Alibaba Terus Berkembang Pasca Ditinggal Jack Ma
Merdeka.com - Jack Ma memang telah pensiun dari Alibaba, tapi perusahaan rintisannya tidak berhenti berekspansi. Sepeninggal sang pendiri, Alibaba justru makin giat merentangkan sayap bisnisnya. Teranyar, perusahaan bervaluasi Rp2.000 triliun itu dalam waktu dekat akan melakukan secondary listing di bursa saham Hong Kong dengan target meraup Rp182 triliun dana segar untuk ekspansi bisnis.
Keberhasilan transisi kepemimpinan Alibaba dapat menjadi pelajaran penting bagi startup di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Beberapa waktu lalu juga ada transisi kepemimpinan yang cukup mulus di Gojek yang ditinggal oleh pendirinya, Nadiem Makarim, yang sekarang menjabat sebagai Mendikbud. Startup lain dapat menjadikan pengalaman kedua perusahaan tersebut sebagai best practice yang dapat dirujuk jika ingin melakukan hal serupa.
Menurut Chairman NextICorn, Daniel Tumiwa, ini merupakan hasil proses panjang transisi kepemimpinan sekaligus juga manajerial mumpuni, dengan tim solid. Tak hanya semata mengandalkan ke sosok Jack Ma. Saat ini, kata dia, Alibaba sudah sampai di titik dan sudah sukses menjauhkan diri dengan sosok Jack Ma. Jadi, apa yang dicapai Alibaba telah disusun by design, dengan target-target terukur.
-
Apa yang dibangun Jack Ma? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
-
Kapan Jack Ma mulai berbisnis? Berkat kesabarannya, Ma bersama rekannya memberanikan diri untuk memulai bisnis di bidang e-commerce pada tahun 1999 silam.
-
Bagaimana Jack Ma mendapatkan dana untuk bisnisnya? Namun, dia harus berpikir kreatif untuk memperoleh suntikan dana dari bank guna mewujudkan mimpinya.
-
Bagaimana wirausahawan mencapai hasil? Wirausahawan yang berhasil tidak hanya terpaku pada proses, tetapi juga sangat memperhatikan hasil akhir dari setiap usaha yang dilakukan.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Siapa yang bisa sukses dalam bisnis? 'Wirausahawan sejati menciptakan peluang bisnis, sementara wirausahawan biasa menunggu peluang bisnis.'
"Seperti Unicorn Indonesia, semua sudah balik ke manajemen. Bukan orang per orang lagi. Masing-masing Unicorn memiliki ciri khasnya," ujar Daniel di Jakarta, Senin (18/11).
Daniel juga menambahkan, unicorn di Indonesia ke depan juga memiliki kemampuan seperti dimiliki oleh Alibaba, untuk bisa masuk bursa sekaligus mengelola bisnis dengan lebih baik, sehingga bisa meraih pendanaan besar.
"Indonesia sangat mampu dan akan terjadi. Kita tunggu 2020. Tujuan Digital Enterprise kita Go Public sangat fokus untuk memajukan Indonesia. Untuk itu akan sangat mendapat dukungan baik," ucap Daniel.
Kunci Sukses Alibaba
Pada saat berkunjung ke Indonesia tahun 2018 lalu, Jack Ma membagikan pengalamannya dalam mengembangkan Alibaba. Dia menyebut bahwa kunci keberhasilannya adalah kepercayaan (trust). Menurutnya, kepercayaan konsumen merupakan jantung utama perusahaan yang harus dijaga, selain karyawan. Jika diurutkan, konsumen nomor satu, karyawan nomor dua, dan kepercayaan dari kedua-duanya adalah nomor tiga.
Meski kini Jack Ma telah pensiun dari Alibaba dan telah dilakukan transisi kepemimpinan, namun publik dan investor tetap percaya penuh pada keseriusan dan kinerja bisnis Alibaba sehingga penjualan saham ke publik selalu dinanti. Dia menegaskan bahwa Alibaba yang didirikan pada tahun 1999 harus bertahan sampai seratus tahun. Untuk merealisasikan visi tersebut, Jack Ma dan timnya mengembangkan sistem kepemimpinan yang menghargai cara baru.
Karena itu, meski Jack Ma sudah tak lagi aktif, Alibaba masih tetap jadi kesayangan investor. Tak heran, meski ekonomi China stagnan, Alibaba tetap menghasilkan pendapatan sebesar 114,92 miliar yuan (USD 16,15 miliar) pada kuartal April-Juni 2019, atau naik 42 persen dari tahun sebelumnya. Ini menjadi bukti bahwa ekosistem Alibaba sudah sangat tangguh.
Kini, perusahaan yang bermarkas di Hangzhou dengan sekitar 103 ribu karyawan di seluruh dunia itu mengoperasikan pusat data di 10 negara di luar China dan telah memperluas jaringan logistik ke Asia Tenggara dan Eropa.
Ekspansi Alibaba tak berhenti. Paling baru, Alibaba siap melakukan secondary listing atau mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Hong Kong, paling lambat pada akhir November 2019. Ini adalah kali kedua Alibaba melakukan IPO setelah sebelumnya pada 2014 tercatat atau listing di New York Stock Exchange (NYSE).
Alibaba telah mendapat lampu hijau dari regulator Hong Kong untuk melanjutkan penjualan saham. Alibaba akan menerbitkan 500 juta saham biasa baru pada secondary listing tersebut. Namun perusahaan juga menyediakan opsi greenshoe yang memungkinkan bank penjamin menjual 75 juta saham tambahan.
Merujuk informasi Businessinsider.com, di IPO kedua ini Alibaba menargetkan untuk memperoleh dana hingga USD 13 miliar atau sekitar Rp182 triliun (estimasi kurs Rp14.000/US$). Sementara Reuters dan South China Morning Post melaporkan bahwa dari penjualan saham IPO tersebut, raksasa e-commerce dunia itu bisa memperoleh dana sekitar USD 10 miliar hingga USD 15 miliar.
Pada saat pengajuan ke Komisi Sekuritas dan Bursa AS (Securities and Exchange Commission/SEC), Alibaba telah mengkonfirmasi bahwa perusahaan telah mengajukan aplikasi untuk melakukan secondary listing di bursa saham Hong Kong. Perusahaan juga mengatakan bahwa NYSE masih akan terus menjadi tempat listing utamanya.
Dalam IPO pertama di NYSE bulan September 2014 lalu, Alibaba mencatatkan rekor IPO terbesar dalam sejarah pasar modal dunia dengan mengumpulkan dana hingga US$ 25 miliar atau setara dengan Rp350 triliun.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jack Ma membuka startup bisnis makanan bernama Hangzhou Ma's Kitchen Food.
Baca SelengkapnyaDia pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di China.
Baca SelengkapnyaMereka bilang ini ide paling bodoh yang pernah saya lakukan. Saya tidak peduli selama orang dapat menggunakannya
Baca SelengkapnyaTunangan Jeff Bezos, Lauren Sanchez, baru-baru ini membagikan foto di Instagram yang menunjukkan Jeff Bezos sedang bekerja di meja tuanya.
Baca SelengkapnyaDi dunia hanya ada 3 orang yang masuk jajaran elit global dengan kekayaan Rp 3.000 triliun. Siapa mereka?
Baca SelengkapnyaDia menyadari, Meta dan banyak perusahaan teknologi lainnya telah mempekerjakan terlalu banyak orang.
Baca SelengkapnyaKebebasan finansial merupakan keniscayaan, meskipun pada realitanya kondisi ini sulit tercapai.
Baca SelengkapnyaKesuksesan ritel ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial bagi Ahmad, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Baca SelengkapnyaSaat itu, dia masih berusia 20 tahun dan tengah bekerja di Jepang selama beberapa bulan.
Baca SelengkapnyaDunia kerja modern kini menawarkan kebebasan untuk bekerja dari mana saja.
Baca SelengkapnyaPasutri ini pernah memiliki utang bank ratusan juta rupiah gara-gara bisnisnya gagal.
Baca Selengkapnya